[caption caption="Speaker, National Assembly of the Republic of Korea, Chong Ui-Hua, memberi sambutan pada malam internasional Konferensi ke-25 Kepanduan Kawasan Asia-Pasifik. (Foto: Malcolm Tan)"][/caption]
Sabtu, 7 November 2015, malam di Gwangju, Korea Selatan, merupakan malam penuh keakraban di antara para peserta Konferensi ke-25 Kepanduan Kawasan Asia-Pasifik (25th Asia-Pacific Regional Scout Conference) yang diadakan di Kim Daejung Convention Centre. Para pemimpin dan tokoh-tokoh pandu dari 26 negara ditambah dari sejumlah negara lain di luar Asia-Pasifik yang datang sebagai tamu undangan, merayakan malam internasional dalam jamuan makan yang meriah.
Setelah sejak 3 November 2015, sepanjang hari dari pagi sampai sore – bahkan ada yang sudah memulai pertemuan-pertemuan sejak 1 November 2015 – para peserta tampaknya merasa lega bahwa pembahasan-pembahasan dalam konferensi hampir usai. Sejumlah kesepakatan telah dihasilkan, diiring tekad untuk melangkah maju bersama melalui rencana dan program kerja 2015-2018.
Namun sebelum kemeriahan itu dimulai, para peserta mendengarkan beberapa sambutan. Salah satu yang menarik adalah sambutan dari Speaker, National Assembly of the Republic of Korea, Chong Ui-Hua. Sejak kecil aktif di kepanduan di Korea, Chong Ui-Hua yang juga pernah menjadi Ketua WSPU (World Scout Parliamentary Union), organisasi para pandu yang menjabat di dewan perwakilan di negara masing-masing, menggugah para peserta.
Dikatakannya, “Scout Leaders are like a lighthouse or a compass that helps young people find the correct path”.
Secara bebas bisa diterjemahkan menjadi, “Para pemimpin atau pembina Pandu adalah bagaikan menara mercusuar atau kompas yang menolong kaum muda menemukan jalan yang tepat”.
Ucapan yang singkat, tapi penuh makna. Seorang pemimpin atau pembina Pandu termasuk Pembina Pramuka di Indonesia harus mampu mengarahkan dan membantu kaum muda yang dibinanya – para peserta didik mulai dari golongan Siaga (7-10 tahun) sampai golongan Pandega (21-25 tahun) – menemukan jalan yang tepat, sehingga menjadi manusia yang berguna bagi diri mereka, keluarga, komunitas, bangsa, dan negaranya.
Pendidikan karakter yang menjadi “kunci utama” pendidikan kepanduan harus terus-menerus dikembangkan oleh para pemimpin dan pembina Pandu melalui berbagai cara. Sehingga kaum muda tidak merasa terpaksa mengikuti pendidikan dan pembinaannya, tetapi dengan senang hati mengikutinya, yang mengarahkan kaum muda ke jalan yang tepat untuk menyongsong masa depan yang gemilang.
Jadi di antara kemeriahan, mendengar kata-kata Chong Ui-Hua, juga terselip tekad untuk terus mendidik dan membina kaum muda dengan baik. Termasuk para pemimpin dan Pembina Pramuka dari Indonesia yang hadir dalam acara itu, dipimpin oleh Kak Ahmad Rusdi, Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang baru saja terpilih menjadi anggota Komite Kepanduan Kawasan Asia-Pasifik masa bakti 2015-2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H