Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pramuka dalam Prangko

20 Mei 2015   22:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_366832" align="aligncenter" width="529" caption="Halaman muka koleksi benda filateli dengan tema Pramuka dalam Prangko. (Foto: koleksi pribadi)"][/caption]

Ada banyak cara mengoleksi prangko dan benda-benda pos lainnya, yang juga dikenal dengan istilah filateli. Ada yang mengumpulkan prangko saja, ada juga yang mengumpulkan semua benda pos berkaitan dengan prangko, termasuk sampul surat (amplop), kartu pos, dan sebagainya.

Lainnya, ada yang mengoleksi benda-benda filateli itu berdasarkan negara, misalnya koleksi benda filateli Indonesia, koleksi benda filateli Amerika Serikat, dan sebagainya. Ada juga yang mempersempit atau membuat koleksinya lebih khusus lagi, misalnya koleksi benda filateli Indonesia tahun 1945-1949, atau koleksi benda filateli Indonesia sebelum 1955, dan seterusnya.

Di samping mengoleksi berdasarkan negara, tak sedikit pula yang mengoleksi berdasarkan tema atau topik yang disukainya. Paling banyak yang disukai adalah koleksi benda filateli bertema flora atau fauna. Koleksi berdasarkan tema tertentu yang juga disukai adalah tema kebudayaan, olahraga, transportasi, dan lain-lain, termasuk tema Pramuka atau Pandu atau yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Scouting.

Tema Pramuka termasuk salah satu tema yang disukai para filatelis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dalam Pameran Nasional Filateli (Panfila) “Baliphex 2015” yang baru saja berlangsung di Denpasar, Bali, 13-17 Mei 2015, sejumlah kolektor juga memamerkan koleksi benda filateli mereka dengan tema Pramuka.

Secara keseluruhan ada 110 koleksi yang terdiri dari 300 frame dan 8 literatur diikutsertakan dalam pameran tersebut. Koleksi-koleksi itu datang dari 15 provinsi di Indonesia. Setelah dinilai oleh dewan juri, koleksi-koleksi benda filateli dengan tema Pramuka, mendapatkan hasil cukup baik.

Ada koleksi dari Mahyuzar (Sumatra Barat) yang diikutkan pada kelas Tematik, berjudul “Adventures of Scouting” mendapat nilai 77 poin, medali Large Silver. Sementara di kelas Remaja, ada koleksi Fanisa Megawati Subagio (Jawa Barat) berjudul “One World One Promise, The Scout Movement”, mendapat nilai 86 poin, medali Large Vermeil medal dan Special Prize (penghargaan khusus).

Masih di kelas Remaja, koleksi dari Luh Putu Surya Sinta Dewi (Bali) berjudul “The Blitz Jamboree of Scouting”, mendapat nilai 69 poin, medali Silver Bronze. Medali serupa juga diperoleh oleh I Putu Irsal Maulana (Kalimantan Tengah) yang diikutkan di kelas Remaja, dengan koleksi berjudul “Jamboree of Scouting” yang mendapat nilai 67 poin.

Satu koleksi lagi, milik Berthold Sinaulan (DKI Jakarta) berjudul “Scouting in the Netherlands-Indies Period” mendapat nilai 80 poin. Koleksi ini bila disetarakan mendapat medali Vermeil, namun sesuai peraturan karena diikutkan pada kelas Open Philately, maka tidak mendapat medali, walaupun tidak mengurangi keberadaan koleksi tersebut sebagai koleksi yang baik. (Untuk jelasnya mengenai sistem penilaian dan medali yang setara dengan suatu nilai tertentu, bisa baca juga: http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2015/05/17/ketika-filateli-menjadi-ajang-pertandingan-718109.html)

Koleksi tersebut bercerita tentang sejarah masuknya kepramukaan/kepanduan ke Indonesia pada masa Hindia-Belanda, dan keikutsertaan Pandu-pandu bumiputera Indonesia untuk pertama kalinya dalam Jambore Kepanduan Sedunia, yaitu di Vogelenzang, Belanda, pada 1937. Bersama-sama Pandu berkebangsaan Belanda, keturunan Tionghoa, dan keturunan Arab, pandu-pandu bumiputera dari berbagai sukubangsa di Tanah Air, ikut dalam Jambore Kepanduan Sedunia ke-5 di Belanda itu.

Jadi kolektor prangko atau filatelis bukan sekadar mengoleksi prangko dan benda-benda pos lainnya, tetapi juga menjadi pencerita dan pelestari benda-benda bersejarah sesuai negara atau tema yang dikoleksinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun