Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

AAdA, Ada Apa di Alkid?

29 April 2015   21:36 Diperbarui: 3 Januari 2017   21:44 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_363530" align="aligncenter" width="407" caption="Seorang Trekkie berpose dengan salam Vulcan di Alun-alun Kidul Yogyakarta. (Foto: koleksi pribadi)"][/caption]

Bila pada awal 2000-an, dunia perfilman nasional mengenal AAdC atau Ada Apa dengan Cinta, maka para Trekkie atau Trekker yang datang ke Yogyakarta, akhir pekan lalu mengenal AAdA, Ada Apa dengan Alkid.

Bagi yang belum tahu, Trekkie atau Trekker adalah sebutan untuk para penggemar kisah fiksi ilmiah Star Trek. Kisah yang diciptakan oleh Gene Roddenberry dan pertama kali ditayangkan di stasiun televisi NBC, Amerika Serikat (AS), pada 1966. Di Indonesia, Star Trek mulai dikenal luas sejak TVRI menayangkannya pada 1974, atau sekitar 8 tahun setelah penayangan pertama di AS.

Sejak ditayangkan di AS maupun kemudian hampir di seluruh dunia, Star Trek menarik perhatian banyak orang dan tak sedikit yang menjadi penggemar setianya. Mereka inilah yang disebut Trekkie atau Trekker. Di Indonesia, para Trekkie tergabung dalam komunitas Indonesian Star Trek Community atau sering disingkat dengan Indo Star Trek (IST) saja.

Akhir pekan lalu, 25-26 April 2015, para Trekkie anggota IST yang berasal dari Jakarta dan Bandung, bergabung dengan teman-teman IST di Yogyakarta untuk menyelenggarakan Starfleet Academy sekaligus peringatan ulang tahun pertemuan pertama secara fisik para anggota IST pada 2006 yang diistilahkan dengan sebutan First Contact. Dalam film Star Trek, first contact adalah saat pertemuan pertama manusia dengan mahluk luar planet bumi.

Starfleet Academy sendiri adalah sekolah untuk para kadet sebelum mereka menjadi anggota Starfleet dan mengoperasi pesawat serta peralatan-peralatan yang ada dalam film Star Trek. Di Indonesia, para anggota IST mengadopsi penyebutan Starfleet Academy untuk pertemuan yang disusun seperti sebuah kelas. Ada yang mempresentasikan bahasan lengkap dengan penjelasan berupa gambar-gambar dari powerpoint atau slide dan film, sedangkan yang lain menjadi para kadet mendengarkan dan bisa berdiskusi mengenai pokok bahasan tersebut (lengkapnya mengenai pertemuan tersebut baca juga: http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2015/04/26/perwira-perwira-star-trek-berkumpul-di-yogya-714524.html).

[caption id="attachment_363532" align="aligncenter" width="522" caption="Para anggota komunitas Indo Star Trek di Alun-alun Kidul Yogyakarta. (Foto: Koleksi IST)"]

14303180541839451007
14303180541839451007
[/caption]

Setelah Starfleet Academy usai, para Trekkie pun memanfaatkan waktu di “Kota Gudeg” itu untuk beranjangsana ke berbagai tempat. Ada yang bertemu dengan The Avengers dan Spiderman di Museum De Arca (baca juga: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2015/04/27/spiderman-pensiun-di-jogja-714662.html),serta ada juga berwisata ke objek wisata lainnya di Yogyakarta.

Di antaranya, mencoba mencari tahu jawaban dari pertanyaan, AAdA atau lengkapnya “Ada Apa di Alkid?”. Alkid? Ya, itulah sebutan populer di kalangan anak muda setempat untuk menyebut ke Alun-alun Kidul. Terletak di sebelah selatan Keraton Yogyakarta, Alkid menawarkan keindahan warna-warni mobil kayuh atau sepeda hias pada malam hari.

Para Trekkie pun mencoba menaiki dan berkelililing Alkid dengan kendaraan hias penuh lampu berwarna-warni itu. Salam Vulcan – salah satu ras di Star Trek dengan tokoh terkenalnya Mr. Spock yang telinganya lancip – berupa jari yang dibentuk seperti huruf “V”, disertai ucapan “Live long and prosper!” menjadi pembuka dan penutup anjangsana ke Alkid.

Bagi yang tertarik mencoba kendaraan penuh lampu hias itu, bisa berkunjung ke Alkid. Harga sewa satu putaran bervariasi dari kepandaian Anda menawar, bisa sekitar Rp 40.000 sampai Rp 50.000. Bahkan mungkin kalau Anda yang dari luar kota Yogyakarta meminta teman atau saudara yang warga Yogya asli, bisa saja harga yang disepakatinya akhirnya lebih rendah lagi.

[caption id="attachment_363533" align="aligncenter" width="538" caption="Mobil kayuh yang dihias dengan lampu warna-warni menjadi daya tarik Alun-alun Kidul Yogyakarta di malam hari. (Foto: koleksi IST)"]

14303181201756667537
14303181201756667537
[/caption]

Satu saran, jangan lupa memotret keindahan kendaraan hias itu. Usahakan memotret tidak perlu menggunakan lampu kilat, namun bila merasa kurang puas dengan hasilnya, boleh juga mencoba memotret dengan lampu kilat. Bandingkan hasilnya, mana yang lebih baik, itulah yang dipilih.

Catatan: Tulisan ini merupakan “perbaikan” dari tulisan sebelumnya berjudul “Trekkie di Alkid” (baca lengkapnya di: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2015/04/28/trekkie-di-alkid-714763.html) yang entah kenapa, sulit diakses dan dikomentari. Untuk mengatasinya, penulis mengulang kembali dengan mengadakan sedikit perbaikan, sebelum dimuat di Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun