Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mampukah Kita Kembali Meloloskan Tim Ke Kejuaraan Dunia?

9 Oktober 2024   08:25 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:26 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mampukah Kita Kembali Meloloskan Tim Ke Kejuaraan Dunia?

Oleh : Bert Toar Polii

Pengalaman pahit dialami Indonesia pada tahun 2023 ketika tidak ada satupun tim nasional Indonesia lolos untuk mengikuti The World Bridge Team Championships tahun 2023 di Morroko.

Ini terjadi akibat pada 53rd Asia Pacific Bridge Federation Championships 2023 di Hongkong yang juga merupakan seleksi zone VI untuk mencari 3 negara yang berhak mewakili zone VI pada The World Bridge Team Championships tahun 2023 di Morroko tidak ada satu tim yang lolos.

Pada waktu itu Indonesia mengikuti 4 nomor yang dipertandingkan, yaitu Open Team untuk Bermuda Bowl, Ladies Team untuk Venice Cup, Senior Team untuk d'Orsi Trophy dan Mixed Team untuk Wuhan Cup.

Ini baru pertama kali terjadi pada beberapa tahun belakangan ini. Tahun 2021 di Salsomaggiore, Indonesia meloloskan Ladies dan Mixed Team tapi mundur karena covid-19. Senior Team yang peringkat 4 juga ditawarkan karena China menolak ikut.

Tahun 2019 di Wuhan Indonesia meloloskan open, senior dan mixed team

Tahun 2017 di Lilie Perancis meloloskan Open dan Ladies

Tahun 2015 di Chenai India meloloskan Senior Team.

Tanpa ada persiapan berarti maka kemungkinan peristiwa Hongkong 2023 bisa saja terulang.

Jika ini terjadi akan mencoreng nama Indonesia yang selama ini dikenal sebagai Negara besar dengan perolehan juara terbanyak bersanding dengan China Taipei di kawasan Asia Pacific.

Berkaca dari data diatas, saat ini terutama dengan maju pesatnya China, China Taipei, Hongkong ditambah kuda hitam Jepang dan Singapura menjadi tidak mudah buat kita meloloskan tim ke Kejuaraan Dunia.

Peserta dari Zone VI hanya 11 negara dan hanya mencari 3 negara pada setiap nomor yang dipertandingkan.

Tapi faktanya di Hongkong, China meloloskan empat tim. Sementara itu untuk nomor open team masih ada China Hongkong, China Taipei, Jepang dan Singapura yang menjadi pesaing.

Di nomor ladies team hamper sama pesaingnya demikian juga mixed team malah di nomor mixed team ada Thailand sebagai kuda hitam.

Di nomor senior biasanya kita Berjaya, tapi semenjak kehilangan Henky Lasut perlu dicari kombinasi yang tepat agar bisa bersaing lagi.

Semoga dalam waktu yang tersisa tinggal sekitar 7-8 bulan ada usaha dari komunitas bridge untuk mengatasi agar Indonesia mampu mengirimkan tim yang bisa bersaing. Atau minimal ada usaha dari PB Gasbi untuk mengkoordinir agar ada tim kuat yang bisa mewakili Indonesia.

Untuk tim open,ladies dan mixed, pemain tersedia cukup banyak pilihan apalagi mereka telah berlatih cukup lama karena persiapan menghadapi PON Aceh-Sumut sehingga tinggal memulihkan kondisnya lagi. Jadi tidak perlu biaya pelatnas untuk mempersiapkan tim ini.

Cukup memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada pada bridge online seperti BBO dan lain-lain.

Tinggal problemnya siapa yang akan bersedia menjadi sponor tim-tim ini?

Di Open Team seandainya Pengprov Gabsi Sulut dan DKI bisa kolaborasi maka satu persolan telah teratasi.

Masih ada Djarum Bridge Club, Climanusa, BTC, Komunitas Bridge Mampang yang juga bisa menjadi sponsor atau kolaborasi. Kalau ada lebih dari satu peminat tinggal diadakan seleksi. Seleksi juga cukup kombinasikan online dan offline sehingga tidak membutuhkan biaya besar buat yang bersedia jadi sponsor.

Untuk ladies dan mixed Sepertinya kolaborasi Djarum Bridge Club dan Ganesha Bridge Club sangat pas untuk ini. Karena sebagian besar pemain ternama untuk dua nomor ini berada di dua klub diatas.

Untuk senior team, berkaca dari hasil The 47th Asean Bridge Club Championships di The Margo Hotel baru-baru ini hanya ada 4 tim yang ikut.

Dimana juara 1-3 adalah Ganesha Bridge Club, Djarum Bridge Club dan Komunitas Bridge Mega Bekasi Hypermall.

Pemainnya sudah tersedia tinggal kolaborasi antar mereka untuk menyusun tim dan membiayai sudah pasti akan terbentuk tim yang cukup kuat untuk bersaing di Asia Pacific.

The 54th APBF Bridge Championship Quanzhou, China akan berlangsung sekitar bulan Mei atau Juni sedangkan Kalau lolos wajib mengikuti 47th World Bridge Team Championship yang akan berlangsung di Herling Denmark pada tanggal 19-30 Agustus 2025.

World Bridge Federation yang menyadari beban biaya yang harus ditanggung peserta telah memotong dua hari penyelenggaraan. Dengan resiko bermain 4 session sehari untuk babak penyisihan kecuali hari terakhir. Kombinasi 6+6 diterapkan, 6 hari babak penyisihan plus 6 hari quarter, semi dan final yang memainkan masing-masing 6 segmen.

Sekarang mari kita lihat untuk kelompok umur junior.

25th Asia Pacisific Bridge Federation (APBF) Youth Championships akan berlangsung di Bangkok, Thailand pada bulan Mei atau Juni 2025.

Nomor yang dipertandingkan akan lebih banyak ada U31, U26 Open, U26 Girls, U21 dan U16.

Berbeda dengan seleksi zone VI untuk The World Bridge Team Championships dimana zone VI hanya mendapat jatah 3 negara, untuk junior zone VI mendapat jatah 4 negara.

Untuk event ini, Indonesia telah berpartisipasi sejak awal tahun 1987 di Amsterdam. Ada beberapa pemain yang masih aktif sampai saat ini, yaitu Franky Karwur, Tommy Rogi, Octa Wohon, Alfa Irinanda dan Widi Pancono. Farly Sumual sudah kurang aktif.

Namun pada tahun 2023 kita tidak mengirimkan wakil padahal lolos di nomor U26 Girls.

Tahun 2018 di Wujiang China kita meloloskan Junior dan Girls U26

Tahun 2016 di Salsomagiore kita mengirimkan tim Girls U26 dan Kids U16 dimana prestasi terbaik diraih Girls U26 yang lolos ke semi final.

Tahun 2014 di Istanbul Turki hanya meloloskan Girls U26.

Semoga di Bangkok nanti ada peminat untuk semua nomor sehingga peluang untuk meloloskan tim lebih terbuka.

Sepertinya Ganesha Bridge Club sudah siap mengirimkan Metaforsa U26 yang menjuarai kategori U26 di The 47th Asean Bridge Club Championships.

Masih banyak yang bisa diharapkan untuk mengirimkan tim, seperti Mahawu Bridge Club dari Tomohon, B-PRO-IKN, Politeknik Jember dan Malang, Pengprov Sumsel, Pengprov Gabsi Sulut dan terutama Pengprov Gabsi Jatim dan Jateng yang sukses dalam pembinaan pemain junior.

Mari kita tunggu bersama. Semoga banyak insan bridge yang terpanggil berbuat untuk kemajuan bridge Indonesia ditengah situasi yang tidak menentu.

Tukang bridge hanya sanggup menulis untuk memotivasi para pencinta olahraga bridge di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun