Lebih baik diatas karamba dibuat restoran terapung, pemancingan dan lain-lain tapi tertata rapi dan tidak merusak lingkungan Danau.
Ikan-ikan khas Danau Tondano seperti nike, payangka, mujair dan lain-lain Kembali disebar dan hanya nelayan dengan perahu bolotu dan menggunakan alat tangkap yang sudah diijinkan saja yang boleh menangkap ikan di Danau.
Namun agar nelayan dari Tondano bisa ikut maka sungai Tondano atau 'teberan" perlu diperdalam lagi selain menghancurkan enceng gondok.
Ini juga nantinya akan menjadi alternatif transportasi di kota Tondano.
Di tengah danau Tondano ada Pulau Likri yang mungkin perlu diperluas sedikit dengan cara reklamasi. Di pulau ini bisa dibangun Gereja Oikumene dan kegiatan terkait atau dibangun replica bahtera Nabi Nuh.
Lingkungan di sekitar Danau Tondano bisa dibilang berhawa sejuk, karena berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, dan karena pasokan hawa dingin yang berasal dari pegunungan yang mengelilinginya, yaitu Gunung Masarang, Gunung Kaweng, pegunungan Lembean, dan Bukit Tampusu.
Di pegunungan ini telah banyak dibangun objek wisata, tempat menginap dengan view Danau Tondano.
Masih banyak yang bisa dibangun disini seperti bukit doa, Kapel atau gereja yang unik. Apalagi kemudian disampingnya ada kelenteng, masjid, pura , sinagoge. Bisa juga miniature Jerusalem dibuat disini,
Bisa juga dikombinasikan dengan rumah jompo modern yang dilengkapi dengan rumah sakit berkelas untuk menarik para lansia dari Jepang dan Belanda yang mungkin saja ingin menghabiskan masa tuanya di daerah tropis yang tenang.
Selanjutnya mari benahi Kota Tondano. Selama ini banyak yang menyebut Tondano itu kota mati dari dulu begitu-begitu saja.
Penulis justru melihat ini sebagai "Blessing in Disguise". Kenapa? Justru keterbelakangan Tondano membuat kitab isa menjadikan Tondano sebagai Kota Tua seperti Old Delhi yang kebetulan penulis sempat kesana.