Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Timor Leste Merebut Medali Pertama dari Bridge, Bagaimana Itu Terjadi?

30 Juni 2024   08:44 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:09 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peraih Medali Perunggu dari Timor Leste (Panpel Bridge AUG)

Timor Leste Merebut Medali Pertama dari Bridge, Bagaimana Itu Terjadi?

Oleh : Bert Toar Polii

Melalui perjuangan yang cukup melelahkan akhirnya cabor bridge bisa dipertandingkan di Asean University Games 2024.

Adalah kerja keras dari Raf Radiant dan Bambang Prijambodo dari Pengprov Gabsi Jatim yang  membuat hal ini terwujud.

Pertama-tama mereka menghubungi saya menyampaikan ada peluang untuk mempertandingkan cabor bridge di AUG 2024 asalkan didukung minimal 4 (empat) Negara. Bisakah kami dibantu untuk menghubungi National Bridge Association untuk mendukung ini.

Saya coba lakukan ini sekaligus minta dukungan Thailand dan Singapura untuk mnghubungi tetangganya seperti Myanmar, Vietnam dan Brunei Darusalam untuk melatih mahasiswanya. Termasuk Indonesia melatih pemain Timor Leste.


Waktu itu masih bulan Desember, jadi masih ada waktu 6 bulan dan rasanya cukup untuk melatih pemula agar bisa bermain bridge. Ternyata hanya Pengprov Gabsi Jatim yang melakukan karena banyak mahasiswa Timor Leste kuliah di Universitas Surabaya (Ubaya).

Selanjutnya saya sampaikan di Delegate's meeting South East Asia Bridge Federation di Singapura tentang hal ini.

Thailand, Philippina, Malaysia dan Singapura menyambut cukup antusias. Sayangnya hanya Singapura yang bisa mewujudkan.

Kendalanya selain minimnya pemain mahasiswa di negaranya, komunikasi dengan National University Sport Council dari Negara tersebut diatas belum terjalin dengan baik kecuali Singapura dan Indonesia.

Perjuangan belum selesai. Menjelang batas akhir pendaftaran, ternyata hanya 3 negara yang menyatakan akan ikut. Saya menghubungi Thailand. Mereka mengatakan sebenarnya ingin ikut tetapi ada kendala. Upaya terus dilakukan oleh Technical Delegate Raf Radiant dengan melakukan komunikasi ke panitia pusat AUG. Akhirnya diputuskan bahwa bridge tetap dipertandingkan pada AUG 2024 ini. Khusus untuk olahraga tertentu berlaku pengecualian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun