Timor Leste Merebut Medali Pertama dari Bridge, Bagaimana Itu Terjadi?
Oleh : Bert Toar Polii
Melalui perjuangan yang cukup melelahkan akhirnya cabor bridge bisa dipertandingkan di Asean University Games 2024.
Adalah kerja keras dari Raf Radiant dan Bambang Prijambodo dari Pengprov Gabsi Jatim yang  membuat hal ini terwujud.
Pertama-tama mereka menghubungi saya menyampaikan ada peluang untuk mempertandingkan cabor bridge di AUG 2024 asalkan didukung minimal 4 (empat) Negara. Bisakah kami dibantu untuk menghubungi National Bridge Association untuk mendukung ini.
Saya coba lakukan ini sekaligus minta dukungan Thailand dan Singapura untuk mnghubungi tetangganya seperti Myanmar, Vietnam dan Brunei Darusalam untuk melatih mahasiswanya. Termasuk Indonesia melatih pemain Timor Leste.
Waktu itu masih bulan Desember, jadi masih ada waktu 6 bulan dan rasanya cukup untuk melatih pemula agar bisa bermain bridge. Ternyata hanya Pengprov Gabsi Jatim yang melakukan karena banyak mahasiswa Timor Leste kuliah di Universitas Surabaya (Ubaya).
Selanjutnya saya sampaikan di Delegate's meeting South East Asia Bridge Federation di Singapura tentang hal ini.
Thailand, Philippina, Malaysia dan Singapura menyambut cukup antusias. Sayangnya hanya Singapura yang bisa mewujudkan.
Kendalanya selain minimnya pemain mahasiswa di negaranya, komunikasi dengan National University Sport Council dari Negara tersebut diatas belum terjalin dengan baik kecuali Singapura dan Indonesia.
Perjuangan belum selesai. Menjelang batas akhir pendaftaran, ternyata hanya 3 negara yang menyatakan akan ikut. Saya menghubungi Thailand. Mereka mengatakan sebenarnya ingin ikut tetapi ada kendala. Upaya terus dilakukan oleh Technical Delegate Raf Radiant dengan melakukan komunikasi ke panitia pusat AUG. Akhirnya diputuskan bahwa bridge tetap dipertandingkan pada AUG 2024 ini. Khusus untuk olahraga tertentu berlaku pengecualian ini.