Sebab tukar SKJ dari Taufik menjadi HKJ bidding akan berlangsung sama. Sehingga tanpa RDBL maka jelas 3NT sdh pasti mati. Dengan RDBL maka masih ada peluang untuk berlalih ke 4C atau 4D malah bisa 5C/D.
Sekarang persoalan play. Lawan lead S6, S2 dan S9 dimana Taufik Asbi menang SJ. Sangat normal ia potong CK dan kontrak berakhir mati 1. Di meja sebelah juga kontrak 3NT mati 1 sehingga kalah 7 imp.
Kontrak akan bikin jika Taufik memilih potong HK tapi sepertinya sulit untuk menjadi pilihan.
Penawaran yang sama juga terjadi di tim putra antara Singapura melawan China. Singapura juga bid 3NTxx dan mendapat lead S. Pemain Singapura juga memilih line-up yang sama dengan Taufik Asbi. Mereka kalah 14 imp karena di meja lain 3NT bikin plus 1.
Faktor keberuntungan kurang berpihak kepada kita dan Singapura. Seandainya saja mereka memilih potong HK lebih dulu maka hasilnya akan berbeda karena Barat akan kena paksa saat main D dan H terakhir. Jika tahan CK singleton declarer akan main Ace dan kontrak malah plus. Bermain aman maka akan kena placing di spade dan terpaksa masuk garpu ke club.
Selanjutnya di dua board terakhir juga kalah sehingga hasil akhir kalah 14-18 imp atau 8.72-11.28 VP.
Pada session kedua melawan Pakistan, Indonesia mengganti pasangan Conny F Sumampouw/Robert Parasian dengan Rury Andhany/Noldy George.
Sayang sekali Pakistan yang pada session pertama kalah dari kalah dari seharusnya regu lemah Philippina malah berhasil mengalahkan Indonesia dengan skor 6.28 -- 13.72 VP.
Di session ketiga melawan Thailand laine-up kembali seperti session pertama. Thailand yang telah mencetak dua kemenangan sebelumnya kembali tampil baik dan menang 11.87 -- 8.13 VP.
Dengan tiga kekalahan ini terutama dari Pakistan dan Thailand maka jika ingin tetap berada di jalur semi final harus segera bangkit.
Saat berita ini ditulis, Indonesia sedang berhadapan dengan salah satu saingannya Singapura. Semoga mereka bisa bangkit dan mengalahkan Singapura agar tetap aman di jalur menuju semi final.