Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengintip Target Medali Cabor Bridge di Asian Games Hangzhou

11 Agustus 2023   07:55 Diperbarui: 11 Agustus 2023   07:58 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengintip Target Medali Cabor Bridge di Asian Games Hangzhou

Oleh : Bert Toar Polii

Mengutip berita Antara 28 Juni 2023, Ketua Umum PB Gabsi Syarif Bastaman mentargetkan untuk merebut 1 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu di Asian Games Hangzhou 2023.

Sepertinya target ini diberikan jika Indonesia mengikuti semua nomor yang dipertandingkan di Asian Games Hangzhou, yaitu putra, putri dan campuran.

Namun kemudian yang disetujui untuk di kirim hanya dua nomor, yaitu nomor beregu putri dan beregu campuran sehingga tentu saja targetnya berubah 1 medali emas dan 1 medali perak.

Target ini sebenarnya cukup beralasan kalau berpatokan pada prestasi kedua tim di akhir tahun 2021 dan akhir tahun 2022 dimana baik timnas putri maupun campuran berhasil menggondol medali emas di kedua event tingkat Asia yang diikuti oleh mereka.


Tahun 2021 seleksi Zone VI Asia Pasifik dan tahun 2022 The 4th Asia Cup di Jakarta.

Sayangnya kedua tim ini kemudian terkendala dalam persiapan, bahkan saat hendak mengikuti 53rd Asia Pacific Bridge Federation Championship di Hongkong, Pelatnas sempat dibubarkan.

Akibatnya kita tahu sendiri hasil yang dicapai di Hongkong anjlok dan harus puas pulang tanpa medali bahkan tidak ada satupun yang lolos mewakili Zone VI ke Kejuaraan Dunia di Maroko.

Melihat persiapan yang belum lama dimulai dan analisa hasil di Hongkong rasanya target yang dibebankan kepada para atlet ini cukup berat.

Apalagi telah terjadi perombakan besar untuk anggota tim yang berlaga di Asian Games nanti.

Mari kita lihat catatan sejarah kedua tim ini sejak 2021.

Prestasi yang diraih tahun 2021 dan 2002 , tim putri diperkuat oleh Fera Damayanti -- Conny Eufke Sumampouw -- Rachma Shaumi -- Riantini Riantini -- Roro Joffani Tungga Dewi -- Rury Andhani.

Sementara itu tim campuran tahun 2021 di perkuat Lusje O Bojoh/Taufik G Asbi dan Joice Tueje/Robert Tobing dan Kristina Wahyu Murniati/Noldy George. Kemudian di The 4th Asia Cup terjadi pergantian pemain, Joice Tueje digantikan Elsya Sakti Ningtyas.

Sayangnya ketika berangkat ke Hongkong kembali terjadi penggantian pemain. Di putri masuk Monica Ayu Triana/Fransisca Martanti menggantikan Roro Joffani Tungga Dewi/Rachma Shaumi.

Di beregu campuran juga terjadi penggantian dimana Rahma Shaumi menggantikan Elsya Sakti Ningtyas.

Perubahan tim ini ternyata berdampak karena di Hongkong justru tidak menghasilkan prestasi apa-apa.

Malah kemudian penggantian pemain justru terjadi besar-besaran saat akan mengikuti Asian Games Hangzhou.

Di Putri yang bermain justru pasangan baru kecuali Fera Damayanti/Riantini yang bertahan. Masuk Ernis Sevita/Yunita Fitry serta pasangan yang sama sekali baru Rahma Shaumi/Elsya Ningtyas.

Pasangan yang tadinya menjadi andalan di putri Conny F Sumampouw dan Rury Andhani justru dimainkan di beregu campuran menggantikan Kristina Wahyu Murniati dan Rachma Shaumi.

Suatu perjudian yang sangat beresiko tapi marilah kita tunggu hasilnya dengan harapan semoga berhasil.

Sayangnya kalau melihat lawan-lawannya di Hangzhou nanti dan bercermin hasil di Hongkong serta persiapan tim pesaing maka tukang bridge cukup meragukan target ini.

Hasil di Hongkong untuk nomor putri :

  • China 300.78 VP
  • Chinesse Taipei 274.63 VP
  • Hongkong China 263,19 VP
  • Indonesia 230,05 VP
  • Singapura 214,74 VP
  • India 201,56 VP

Peringkat 1-3 rasanya sulit untuk dilewati. Kita hanya berharap mampu bersaing dengan Singapura dan India agar bisa lolos ke babak semi final dan menjamin medali perunggu. Jika bisa lolos ke semi final semua bisa terjadi.

Padahal persiapan India dan Singapura sudah sejak lama dilakukan. Bahkan untuk putri Singapura memanfaatkan Poon Hua pemain mereka yang meraih medali emas Asian Games 2018 dan kini sudah menjadi pemain professional di China sebagai pelatih.

Peluang yang terbesar datang dari beregu campuran dengan syarat kedua pasangan bentukan baru Noldy George/Conny F Sumampouw dan Robert Parasian/Rury Andani bisa padu dalam waktu yang singkat.

Hasil di Hongkong :

  • China 312.02
  • Singapura 271,15
  • Chinesse Taipei 270.13
  • Indonesia 258,34
  • Thailand 232,32

Saingan berat lainnya adalah India dan Jepang yang telah mengganti pemainnya dengan menerjunkan pasangan Imakura Tadashi/Akiko Yanagisawa dan Tadashi Imakura/ Sato Makiko yang tidak ikut di Hongkong.

Di Asian Games Hangzhou, Beregu Campuran diikuti 11 negara sedangkan Beregu Putri 8 negara. Kenapa putri hanya 8 negara karena Jepang, Bangladesh dan Pakistan tidak menerjunkan tim putri.

Cabor bridge akan dipertandingkan di Hangzhou Qi-yuan (Zhili) Chess Hall tanggal 27 September -- 6 Oktober 2013: http://www.worldbridge.org/2020/10/02/bridge-included-in-the-asian-olympic-games-2022/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun