Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

4 Provinsi Jawa dan 3 Sulawesi Gabung Pool Maut PRA-PON Bridge

25 Juli 2023   18:55 Diperbarui: 25 Juli 2023   21:21 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Joto ada beberapa alasan, yaitu :

1. Dropping Score : Lebih rawan dropping score  di ronde-ronde akhir dimana akibat dropping score  maka regu yang mendapat dropping score tersebut langsung lolos dan regu yang jujur tidak berkesempatan untuk lolos. Jika ada babak play-off maka walaupun regu yang mendapat dropping score  masih harus melewati babak play-off. Sebagai contoh, jika diambil 6 Regu, maka peringkat 1-6 otomatis lolos, sedangkan peringkat 5 atau 6 yang mendapat dropping skor, maka peringkat 7 & 8 otomatis tersingkir padahal sebenarnya tanpa dropping score mungkin no 7 atau  8 tersebut yang akan lolos. Tetapi dengan adanya play-off, peringkat 7 & 8 masih berkesempatan untuk lolos demikian juga peringkat 5 & 6 bisa saja gagal lolos. Kemudian misalkan pada ronde akhir, regu peringkat 3 vs peringkat 7, jika dengan dropping skor, mereka paling maksimum akan turun ke pringkat 6, maka dengan entengnya mereka bisa melakukan dropping score tanpa takut kalah di play-off nanti.

Mungkin banyak yang berpendapat, kalau ada yang berani melakukan dropping score  maka akan dihukum. Dalam prakteknya tidak mudah,karena orang melakukan kesalahan/black-out itu tidak bisa dihukum walaupun tidak masuk akal sekalipun. Kemudian lebih baik mencegah daripada menghukum. Demikian juga,  jauh lebih mudah untuk membuktikan dan menghukum pasangan yang melakukan kecurangan dibandingkan menghukum regu/pasangan yang melakukan dropping score .

Alasan yang sama untuk pertandingan pasangan dengan  sistem barometer, ronde-ronde akhir (biasanya setelah 60% ke-atas) peringkat dan hasil tidak diumumkan untuk menghilangkan  potensi dropping score.

2. Ketidakrataan kekuatan pembagian Pool:  Jika peserta terdiri dari 2 pool, maka ada kemungkinan sebagian besar yang kuat berada dalam Pool 1. Dengan adanya play-off ini, memberi kesempatan regu-regu dari pool yang lebih kuat untuk lolos bertambah. Tanpa play-off peringkat 1-3 otomatis lolos sedangkan dengan play-off hanya peringkat 1-2 yang lolos, peringkat 3-4 masing-masing pool akan melakukan play-off, dan ini menambah kesempatan regu yang kuat yang akan lolos.

Mungkin alasan waktu yang menyebabkan play-off tidak diadakan. Kalau itu alasannya, saya berpendapat lebih baik jumlah papan per rondenya yang dikurangi dan jumlah papan di play-off bisa sedikit dikurangi. Selain itu play-off juga digunakan oleh Asia Pasific Bridge Federation ketika akan memilih wakil zone VI untuk Kejuaraan Dunia Bermuda Bowl, Venice Cup, d'Orsi Cup dan Wuhan Cup.

Tukang bridge sependapat dengan Joto, hanya memang ketika hanya disediakan 5 hari untuk 2 nomor pertandingan Panpel agak kesulitan mengatur waktu. Apalagi dari awal sudah diumumkan tanpa play off.

Walaupun demikian sebenarnya waktu masih bisa diakalin dengan memainkan seperti yang sekarang. Tapi nanti ada play off untuk beregu putra peringkat 3 A vs B untuk dua nyawa dan perinngkat 4 A vs B untuk satu nyawa. Play off diadakan di hari keempat. Untuk Mixed peringkat 5 vs 6 untuk 2 nyawa dan peringkat 7 dan 8 untuk 1 nyawa. Sedangkan untuk putri 3 vs 4 dua nyawa dan 5 vs 6 satu nyawa.

Bagi regu yang tidak lolos, pemainnya berlaga di final pasangan. Karena dari nomor pasangan akan diambil 5 pasangan putra dan 4 pasangan putri.

Apa yang dikemukakan Joto langsung terlihat di pembagian pool putra. Di Pool B ada 4 regu dari Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Banten dan DIY yang akan bertarung dengan 3 regu dari Sulawesi, yaitu Sulawesia Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Sementara di Pool A ada 6 regu dari Sumatera bergabung. Memang terus terang sangat sulit untuk menentukan seeding karena master point kita tidak jalan dengan baik. Di luar negeri sangat mudah karena cukup berdasar jumlah master point masing-masing pemain dalam satu regu.

Tukang bridge berharap semua regu akan menomor satukan Fair Play sehingga apa yang ditakutkan tidak terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun