Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jalan Semakin Terjal Menuju Maroko

17 Juni 2023   07:45 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:12 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Semakin Terjal Menuju Maroko

Oleh : Bert Toar Polii

Sebelumnya tukang bridge pernah menulis tentang peluang Indonesia untuk menuju Kejuaraan Dunia Bridge di Maroko menemui jalan terjal.

Ini karena melihat persiapan tim yang sepertinya kurang terprogram dengan baik serta beberapa pergantian pemain yang tentu saja akan menghadapi hambatan dalam masalah partnership.

Di nomor open team seharusnya tidak ada masalah, tapi saingannya sangat keras. Tim China yang jadi juara sudah dipersiapkan lama karena sekaligus juga dipersiapkan untuk Asian Games Hangzhou.

Namun seharusnya mereka mampu bersaing terutama ketika melawan Singapura di babak play-off pertama. Sayangnya justru sepertinya para pemain kita terbebani sehingga membuat banyak kesalahan sendiri.

Sebab pada babak penyisihan Indonesia sempat mengalahkan Singapura 17.34 -- 2.66 VP dan kalah tipis 8.42-11.58 VP.

Pada dua partai tersebut kedua tim turun dengan kombinasi pemain yang sama.

Berbeda yang terjadi di babak play-off pertama, Indonesia mengganti satu pasangan sedangkan Singapura tetap. Padahal Indonesia sebagai tuan rumah bisa memilih lawan. Pengalaman tukang bridge ketika menjadi Non Playing Captain akan menurunkan pasangan yang pernah menang untuk menghadapi lawan yang sama.

Tahun 2011 tukang pernah beruntung dengan strategi ini ketika menjadi NPC timnas putri. Di babak play off melawan Jepang saya mendapat informasi dari pemain putri bahwa ada pemain Jepang yang tidak suka dengan gaya bermain dari salah satu pasangan putri kita. Berdasar info tersebut saya gunakan strategi tersebut dan mengusahakan agar pasangan tersebut bisa berhadapan dengan lawan yang ia tidak inginkan dan berhasil. Tahun yang sama di Veldhoven Belanda justru saya diuntungkan oleh sifat arogan NPC putri Amerika Serikat yang ingin pemainnya berhadapan dengan pasangan Suci Amita Dewi/Kristina Wahyu Murniati yang mengalahkan mereka. Mereka menganggap enteng tim kita karena baru pertama kalinya lolos ke babak 8 besar. Kita akahirnya mampu mengalahkan mereka,

Strategi yang sama diterapkan PC Jepang Senior dimana ketika mereka bisa memilih pasangan Yamada/Imakura akan memilih pasangan saya karena merasa nyaman berhadapan dengan saya dibanding pasangan Jepang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun