Memang patut diakui Indonesia berhasil memenangkan dua event tingkat Asia Pasifik pada periode akhir tahun 2021 secara online dan The 4th Asia Cup di Jakarta pada tahun 2022.
Tapi melihat persiapan baik tuan rumah China, Chinesse Taipei kita cukup ketinggalan karena mereka sudah cukup lama mempersiapkan tim. Sementara Indonesia baru dimulai kembali Maret yang lalu.
Untungnya Indonesia tetap diperkuat dua pasangan yang sudah berlatih cukup lama Lusje Bojoh/Taufik Asbi dan Noldy George/Kristina Wahyu Murniati. Semoga pasangan baru Robert Parasian/Rachma Schaumi bisa cepat memperlancar partnership mereka yang baru saja terbentuk.
Salah satu saingan paling tangguh datang dari China yang kali ini datang dengan kombinasi pemain tua dan muda. Di bagian putri ada Zhang Yu Juara Dunia dua kali 1996 dan 1997 sedangkan di putra ada Dai Jianming  terakhir tahun 2019 masih main buat open team dan meraih medali perunggu tahun 2019 di Wuhan.
Pemain lain Wang Jian yang tahun 2001 masuk timnas ladies kemudian ada Fu Bo yang tahun 2014 di Istanbul juara dua  U26 Woman Team, kemudian 2018 jadi juara 1 di Wujiang. Tahun 2018 Fu Bo berpasangan dengan Chen Yichao masuk semi final pasangan mixed di Orlando tahun 2018. Satu pemain putra lagi adalah Hu Junjie yang tahun 2008 masih bermain untuk U21.
Mari kita nantikan hasil kombinasi pemain tua dan muda dari China ini di Hongkong. Sebab sejak 2020 akibat pandemic covid-19 China tidak mengikuti event internasional dan Juni di Hongkong nanti adalah untuk pertama kalinya.
Saingan berikut jelas adalah Chinesse Taipei yang selalu menjadi runner up pada dua kejuaraan terakhir dimana Indonesia jadi juara.
Satu lagi yang bisa menjadi batu sandungan adalah India yang secara khusus telah menyiapkan tim Asian Games Hangzhou cukup lama.
Selian itu ada perbedaan dengan dua turnamen sebelumnya dimana untuk perebutan juara ada babak penyisihan dan babak semi final secara knock-out serta waktu pertandingan yang tidak terlalu panjang.
Di Hongkong berbeda karena untuk penentuan juara harus mengumpulkan VP selama pertandingan double round robbin. Waktunya juga cukup lama 6 hari ketimbang Asia Cup yang lalu hanya 4 hari. Nah daya tahan serta rotasi pemain akan menjadi sesuatu yang cukup menentukan.
Peluang di Ladies tim sepertinya agak berat karena China yang turun dengan banyak muka baru pasti sudah dipersiapkan dengan matang. Â Beberapa tahun yang lalu atau tepatnya tahun 2014 di Sanya terjadi gurauan di tim Indonesia. Tim putri China bisa membentuk 4-6 tim yang hampir sama kuatnya.