Target Dua Medali Asian Games Bisa Terlihat Hasilnya Di Hongkong
Oleh : Bert Toar Polii
Ketua Umum PB Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi), Syarif Bastaman beserta jajarannya periode 2022-2026 dikukuhkan dan dilantik di Kantor Koni Pusat, Senayan, Jakarta. Di sela pengukuhannya, PB Gabsi menargetkan Indonesia meraih dua medali emas untuk cabang bridge di Asian Games Hangzhou. Ini kutipan dari berita https://www.metrotvnews.com/play/KYVCJG7J-ketum-pb-gabsi-targetkan-indonesia-raih-2-emas-di-asian-games-hangzhou
Mungkinkah? Ini mungkin saja terjadi karena pada The 4th Asia Cup 2023 di Jakarta, Indonesia meraih dua medali emas dari nomor beregu putri dan campuran.
Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2021 ketika Ladies dan mixed team pada Seleksi Zone VI APBF untuk memilih 3 wakilnya yang akan mengikuti Kejuaraan Dunia tahun 2022 di Salsomaggiore Italia.
Kemungkinan untuk mencapai target tersebut akan terilhat nanti pada  saat mengikuti 53rd Asia Pacific Bridge Federation Championships 2023 yang akan berlangsung pada tanggal 9-17 Juni 2023 di Crowne Plaza Hotel Kowlon East Hongkong.
Ini arena sudah hampir mirip Asian Games karena kebetulan hampir semua saingan kita di Asian Games Hangzhou yang akan berlangsung pada bulan September 2023 hadir juga di event ini.
Saingan terberat dari kedua nomor di Asian Games ini datang dari China sebagai tuan rumah kemudian China Taipei yang selama ini selalu bersaing dengan kita di final.
Selain itu ada India, Jepang dan Hongkong yang bisa menjadi kuda hitam.
Tukang bridge ingin mencoba menganalisa peluang tim putri dan mixed di The 53rd APBF Championship di Hongkong nanti.
Sebagai persiapan untuk memenuhi target, PB Gabsi telah menyiapkan baik tim putri dan mixed sejak 20 Maret 2023 dengan mengadakan pelatnas secara online. Selanjutnya menjelang pelaksanaan turnamen akan diadakan Pelatnas offline untuk keempat tim yang akan berlaga nanti. Sekedar untuk diketahui, open dan senior team dikirim dengan biaya mandiri oleh Djarum Bridge Club sehingga kedua tim ini mengadakan pelatnas online terpisah.
Saat pelatnas offline kedua tim ini akan bergabung.
Baik tim putri dan tim mixed yang terpilih adalah para pemain yang keluar sebagai juara pada The 4th Asia Cup yang lalu. Â Hanya saja terjadi perubahan komposisi pemain.
Ladies team juga turun dengan pemain Conny E Sumampouw/Rury Andhani, Fera Damayanti/Ririn Riantini dan Roro Toffani TD yang kini berpasangan dengan Elsa S Ningtyas. Jadi ada pertukaran tempat dari Mixed pindah ke Ladies demikian juga sebaliknya. Kedua tim Ladies dan Mixed dipimpin pelatih Santje Panelewen dan asisten pelatih Syahrial Ali.
Pasangan andalan Lusje Bojoh/Taufik Asbi dan Kristina Wahyu Murniati tetap dipertahankan di kategori Mixed Team, sementara Robert Tobing mendapat partner baru Rachma Schaumi.
Perubahan ini bisa saja menjadi hambatan tersendiri karena jangka waktu turnamen berbeda. The 4th Asia Cup babak penyisihan hanya berlangsung 4 hari sedangkan di The 53rd APBF berlangsung 7 hari. Ini membutuhkan stamina yang prima sehingga tim yang bermain dengan 3 pasangan yang seimbang otomatis akan lebih diuntungkan.
Sebab mereka bisa mengatur pergantian pemain secara proporsional sehingga tidak ada pemain yang terlalu capek.
Pergantian pasangan di timnas Indonesia dalam jangka waktu pendek yang tersisa pasti ada pengaruhnya.
Apalagi kalau melihat dua saingan terberatnya China dan China Taipei turun dengan 3 pasangan yang cukup solid. Selain itu pemain kedua tim ini juga usia pemainnya masih cukup muda.
Tim putri China tinggal mempertahankan dua pemain dari tim yang mewakili China di Kejuaraan Dunia di Wuhan China. Tidak ada lagi pemain senior Wang Wen Fei. Di Wuhan China meraih peringkat dua The Venice Cup.
China Taipei turun dengan pemain yang sama seperti di The 4th Asia Cup dimana mereka keluar sebagai juara kedua.
Buat tim putri cukup berat untuk mempertahankan gelar kali ini, Apalagi ada kuda hitam India, China Hongkong dan Jepang.
Peluang lebih terbuka di mixed team karena selain China dan China Taipei yang kekuatannya berimbang hampir tidak ada kuda hitam yang bisa menggoyahkan ketiga tim ini.
Strategi dan pengaturan rotasi pemain ini yang sangat menentukan karena untuk jadi juara harus mengumpulkan VP yang banyak di babak penyisihan.
Sebab event di Hongkong ini berbeda, juara babak penyisihan akan merebut President's Cup lambing supremasi beregu putri Asia Pasifik.
Hal yang sama juga di mixed team, juara babak penyisihan merebut Patrick Choy Cup.
Namun kalau untuk lolos ke Kejuaraan Dunia di Moroko nanti, tukang bridge yakin kedua tim ini mampu lolos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H