Kamuflase Pentingkah Diterapkan Dalam Bidding di Bridge?
Oleh : Bert Toar Polii
Kata 'kamuflase' berasal dari bahasa Perancis yang berarti penyamaran, penyembunyian atau  untuk menutupi jejak.
Ini jelas bertentangan dengan prinsip dalam olahraga bridge dimana kita harus terbuka kepada lawan tentang arti dari setiap tawaran kita.
Oleh sebab itupara pakar bridge sejak dulu mengabaikan tentang teori kamuflase ini.
Namun menurut Kryzstov Martens mantan pelatih tim nasional bridge Indonesia, kamuflase akan menjadi salah satu postulat utama dalam teori bridge modern.
Alasannya, kamuflase adalah bagian yang sangat penting dari penawaran. Bersikap tepat saat melakukan tawaran dengan jangan tunjukkan pegangan Anda. Misalnya jika kita ingin menawar slam tidak masalah jika lawan mengetahui lebih banyak pegangan kita karena kita wajib bertukar informasi dengan partner untuk mencapai kontrak terbaik.
Ini sangat berbeda jika hanya ingin menawar game.
Sangat sering hasil akhir akan sangat  tergantung pada kesalahan kecil yang dilakukan lawan.. Dengan menunjukkan distribusi dan high card point yang dimiliki akan membantu lawan untuk mengalahkan kita dengan menemukan lead yang tepat atau switch yang benar.
Dalam jangka panjang lebih baik kita melewatkan beberapa grand slam, tetapi memenangkan lebih banyak slam.
Memang menurut teori, seharusnya semakin banyak tawaran yang kita lakukan akan semakin banyak informasi yang bisa kita tukarkan dengan partner.
Namun ini juga berakibat lawan juga akan tahu banyak tentang pegangan kita.
Sayangnya persentase untuk mendapatkan pegangan sempurna sesuai yang kita inginkan itu sering sulit. Padahal akibat ingin mendapatkan informasi seperti yang kita inginkan resikonya kita juga ikut menelanjangi pegangan kita buat lawan.
Jadi intinya, ketika kita tidak membutuhkan informasi yang tepat dari pasangan kita maka tempuhlah cara yang mungkin dianggap sudah kuno, yaitu langsung tembak.
Tapi jika kita butuh informasi yang lebih akurat untuk bid maka silahkan untuk bertukar informasi.
Menurut Kryzstov Martens, sistim bridge modern memang tidak dibuat berdasar gagasan kamuflase.
Beberapa contoh yang diambil dari bukunya "Bidding like a music -- Camuflage -- Waiting Bid
Barat      Timur
SA873 Â Â Â S KQ64
H 75 Â Â Â Â Â Â H 108
D AJ1062 Â D Q8
C QJ Â Â Â Â Â Â C AK1094
Bidding yang umum biasanya seperti ini :
Barat Timur
1D Â - Â 2C
2D - Â 2S
3S -- 4S
Semua pass
Dengan bidding seperti ini maka lead heart adalah pilihan yang akan dilakukan oleh hampir semua pemain. Karena kalau tidak di lead bisa dibuang nantinya dari club atau diamond.
Barat Timur
1D Â - Â 2C
2D - Â 2S
3S - Â 4C
4D -- 4S
Semua pass
Hal yang sama juga akan terjadi jika bidding berjalan seperti diatas.
Barat Timur
1D -- 1S
2S -- 4S Â
Semua pass
Situasi ini membuat siapapun akan kesulitan untuk memilih lead.
Barat      Timur
S A9 Â Â Â Â Â SK652
HA10432 Â HJ
D Q83 Â Â Â Â D AKJ9742
C Q42 Â Â Â Â C K5
Bidding klasik:
Barat Timur
1H -- 2D
2H -- 2S
3D - ?
Sudah sampai level tiga, responder tidak mengetahui secara tepat pegangan opening. Berbeda dengan bidding dibawah ini :
Barat Timur
1H -- 1S
1NT -- 2C
2D -- 3D
4D - 4NT
5S -- 6D
Semua pass
2C - waiting bid
2D - minimum, tanpa three spades
3D - 5+ diamonds -- forcing
5S - two Aces + DQ
Pada level bid baru 2D, responder telah mengetahui secara jelas pegangan opener yaitu minimum dan tidak punya 3 kartu spade atau pasti doubleton.
Berdasarkan data ini maka bidding selanjutnya akan lebih mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H