Semua pemain bisa bertanding darimana saja. Bisa dari rumah sambil digangguin cucu atau sambil ngopi dan berbagai kegiatan sampingan lainnya. Malah bisa juga dilakukan sambil tiduran.
Selain itu kemudahan lainnya adalah jadwal tanding tidak ditentukan oleh panitia pelaksana. Kepada peserta yang saat ini ada 17 tim diberikan kebebasan waktu untuk menentukan kapan waktu tandingnya,
Peserta hanya diberikan waktu 3 bulan untuk menyelesaikan seluruh 16 session pertandingan.
Awalnya perubahan yang tukang bridge lakukan ini sulit diterima oleh beberapa pemain yang hanya terpaku dengan kebiasaan saat mengikuti pertandingan.
Ya memang berbeda karena saat pertandingan F2F biasanya diadakan pada weekend, semua sudah terjadwal siapa lawan siapa dan kapan bertandingnya.
Namun setelah dijelaskan secara perlahan, sistim ini keuntungannya kemungkinan kalah WO sangat kecil. Karena ketika sudah janjian waktu dan ada yang berhalangan bisa di jadwal ulang.
Waktu bertandingpun bebas ditentukan, tapi melihat trend yang selama ini dilakukan dan sudah melewati hampir 50 pertandingan dari rencana 136 pertandingan umumnya memilih bertanding di malam hari sekitar pukul 19.00 -- 20.15 mulainya untuk memberikan kesempatan menunaikan sholat Isya untuk pemain yang memeluk agama Islam.
Jadi melihat trend ini dimana pertandingan dimulai 15 Januari 2023 dan belum sebulan sudah lebih dari sepertiga yang dimainkan rasanya waktu 3 bulan sangat cukup untuk menyelesaikan babak penyisihan.
Karena model sistim pertandingan seperti ini maka memang sulit untuk menentukan peringkat. Sebab bisa saja peringkat atas adalah regu yang telah memainkan lebih banyak pertandingan.
Tapi nantinya akan terlihat hasil yang benar setelah semua regu menyelesaikan seluruh pertandingan.
Hasil sementara bisa dilihat di platform Bridge Pocket dan disini : Â http://shorturl.at/bfuFK