lukisan oleh seniman Agapitus Ronaldo. Pengantar pameran ditulis oleh Lily Elserisa. Pameran ini berlangsung tanggal 8 - 20 Januari 2024, di galeri seni Indie Art House, Yogyakarta.
It's Time to Play adalah tajuk dari pameranMemasuki masa dewasa, kita sudah jarang bersentuhan dengan mainan-mainan masa kecil. Padahal, dalam diri manusia dewasa, masih ada sisi kanak-kanak yang masih ingin bermain. Sifat-sifat inner child yang ekspresif, spontan, ceria, bahkan bermain sampai lupa waktu kerap kita rasakan saat bermain. Kesan-kesan itulah yang timbul dalam diri saya selaku audiens saat menikmati pameran ini.
Melalui 13 karya lukisan yang dipamerkan, Aldo - nama panggilan akrab sang seniman - berhasil menyajikan impresi ceria penuh warna, ekspresif, dan spontan minim pretensi. Bahkan, ada satu karya interaktif berupa puzzle yang dapat dimainkan oleh audiens. Aldo juga menyajikan beberapa potret figur imajiner kesukaannya dalam beberapa frame lukisan.Â
Saya benar-benar dapat merasakan persona kanak-kanak ceria yang bermain di taman hiburan penuh pernak-pernik aneka warna. Lukisan-lukisan lainnya menyajikan impresi itu dengan komposisi lanskap taman bermain surealis, set mainan Mario Bros, lintasan tamiya yang mengelilingi berbagai landmark terkenal dunia, figur Queen dan King dalam kartu remi, dan lukisan The Last Supper yang disajikan dengan gaya Aldo.Â
Tidak hanya itu, Aldo menghias dinding ruang pamer dengan lukisan ornamen kanak-kanak dan mendekorasi galeri dengan bendera gantung festival berwarna-warni.Â
Aldo mengubah ruang pamer itu layaknya sebuah ruang kelas taman kanak-kanak untuk bermain bersama, juga layaknya sebuah ruang pawai festival penuh keceriaan.Â
Bahkan, saya sempat melewatkan kesadaran bahwa meskipun tajuk pamerannya adalah bermain, Aldo mempersiapkan karyanya dalam pameran yang diselenggarakan secara serius dan tidak main-main.
Dalam dunia dewasa, berbagai tantangan kerap mewarnai hidup kita dengan tekanan, kepalsuan, dan kekecewaan. Sisi inner child kita kerap terkubur dalam deraan tantangan kehidupan dewasa.Â
Keberadaan pameran ini sejenak menggugah sisi inner child dalam diri audiens untuk ikut bermain dan menari-nari dalam dunia Aldo. Bahkan, lukisan-lukisan ceria Aldo dapat memunculkan senyum di wajah saya, memantik percikan-percikan keceriaan di hati, bahkan sejenak mengalihkan perhatian saya dari dunia dewasa yang pragmatis.Â
Impresi keceriaan itu men-switch mode dewasa saya ke mode inner child, seolah sisi dewasa saya dibiarkan istirahat selagi sisi inner child saya menari-nari riang. Pameran ini berpotensi memberikan pengaruh signifikan dalam memberikan ruang bagi inner child yang ingin bermain dalam diri para audiens.
Sepulangnya saya dari pameran, impresi pameran tersebut masih tinggal di benak saya. Saya dapat merasakan adanya perbedaan dalam perasaan saya antara sebelum dan sesudah menikmati pameran. Pameran It's Time to Play mampu membuat saya berkontemplasi soal sisi kecerian inner child yang terkubur dalam diri saya di tengah dunia dewasa.Â
Saya jadi tersadar bahwa sisi inner child ini dapat hadir, mengukir senyum, dan mengalihkan perhatian dari berbagai kemuraman hidup jika diberikan ruang yang kondusif untuk menampilkan dirinya. Hal inilah yang menjadikan ruang-ruang kesenian tempat yang signifikan bagi kesehatan mental, kontemplasi diri, dan refleksi yang personal.Â
Ternyata ada sisi-sisi dalam diri kita yang dapat hadir karena jarang terekspos dan sering tidak mendapatkan tempat. Kesadaran tersebut membuat pameran ini menjadi pameran yang memorable. Mungkin, jika suatu saat saya mengunjungi pameran-pameran lain dan melihat ada lukisan karya Aldo, pikiran saya otomatis mengingat pameran tunggal It's Time to Play.
Melalui pameran ini, kegiatan bermain bisa jadi bukan hal yang main-main. Kegiatan bermain bisa jadi hal bermakna karena bermain dapat membangkitkan sisi inner child yang terkubur dalam diri kita. Bermain menjadi hal penting: kita bermain supaya tidak tenggelam dalam kemuraman hidup. Kita juga sebaiknya tidak lupa bermain karena kegiatan bermain membuktikan adanya warna ceria yang hidup dalam diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H