Kegelapan di ujung harapan, meronta kelopak mata
Meruntuhkan rasa, ah, awan hitam memayungi kemuraman
Sebentar lagi hujan, meski tak pernah diharapkanÂ
Sebab riuh kerosak dedaunan menampar-nampar gendang telinga
Dengan gending-gending lawas yang kini kehilangan jejaknya
Entah ke mana kosakata, penuh majas perumpamaan
Tergantikan oleh ungkapan liar dari belantara kataÂ
Frasa-frasa telah kehilangan hati dan perasaanÂ
Meloncat-loncat lapar dengan tarian zumba yang menyurutkan langkah
Ke lidah ombak, datanglah segala kebencian yang melegam
Dengan mantra-mantra doa sepanjang perbatasanÂ