Mungkinkah dia mati
tertikam mata penanya sendiri
sebab bahasa sunyi
menggelegar suara hati pribumi
tersembunyi di balik sanggul ronce melati
Mungkinkah dia kalah
terpanah sorot matanya sendiri
sebab tatapan harapannya
mampu menembus tembok setebal tiga puluh Inci
meluncurkan kata-kata melampaui batas cakrawala
Mungkinkah dia harus pulang
karena langkahnya jauh lewati garis sinjang*
tepat di saat penjara kata memacu penasaran
tepat di saat dia harus kembali terikat
dan kembali menautkan diri dalam belikat
Jasadnya telah tiada
namun namanya selalu melekat di sela deretan abjad
sinar matanya masih nyata di antara deretan kata-kata
semangatnya selalu menyelinap di setiap kalimat
jasadnya telah purna -mengantarkan segenggam keniscayaan-
Catatan:
*kain yang dipakai wanita Jawa
Bekasi, 2019/04/20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H