[caption id="attachment_183516" align="alignleft" width="300" caption="Hidayat Nur Wahid di Aula Katedral (foto Kompas)"][/caption] Hal kecil dapat mengubah banyak sekali hal stategis-terencana. Hal itu yang mungkin disadari Cagub-Cawagub no.4 Hidayat Nur Wahid (HNW) dan Didik J Rakhbini, ketika tampil utuh dalam undangan warga Kristiani Sabtu (19/5) pekan silam dalam rangka sosialisasi visi-misi, memenuhi undangan Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta (FMKI – KAJ) itu. Pasangan no.1 Foke-Nara tidak hadir, sementara Hendarji, Nono, Biem, dan Basoeki hadir tanpa pasangan. Sejumlah peserta yang umumnya aktivis yang merepresentasi warga kristiani Katolik se-DKI, mengaku di luar dugaan mengapresiasi kehadiran pasangan Hidayat-Didik yang didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selain hadir sebagai pasangan lengkap, jawaban-jawaban Nurwahid yang mantan Ketua MPR sungguh memberikan bahasa dialogis dengan nilai kemanusiaan universal. [caption id="attachment_183532" align="alignleft" width="300" caption="HNW dan Kompasioner di Aula Katedral (dok.pribadi)"]
[/caption]
Potensi PKS ‘Ke Tengah’ “Kapan PKS bergeser lebih ‘ke tengah’ Bang Hidayat?’ tanya seorang peserta, memaksudkan ‘ke tengah’ sebagai membuka diri lebih kepada kalangan non-Muslim ke PKS yang bernafaskan Islam. “Bila kerja-sama yang baik terus ditingkatkan (antara PKS dan umat Kristiani), kesempatan itu makin terbuka”, tutur HNW yang sukses membangun PKS sebagai partai kader muda dan modern. PKS menyadari peluang
politik yang lebih besar, dengan prinsip-prinsip dasar nilai universal dan nilai islami, gerak ‘ke tengah’ hanya masalah waktu. Sejalannya
ukhuwah islamiyah dan
ukhuwah fathoniah yang seimbang di masyarakat Indonesia.
“Kami sudah dipercaya sejumlah umat Kristiani di Jakarta untuk menyalurkan bantuan pada musibah banjir”, demikian tutur HNW. “Nilai-nilai kemanusiaan menjadi perjuangan kita bersama, baik oleh umat Katolik, maupun warga negara yang lain”, tutur pria kelahiran Sleman, Jawa Tengah. PKS memiliki citra politik positif sebagai lembaga politik. Setelah mengalami beberapa transformasi, pimpinan PKS meyakini kerja-sama politik lebih luas dengan masyarakat. Karena, seperti PAN dan PKB yang bernafaskan Islam namun memberi ruang bagi non-Muslim ikut dalam perjuangan politik bersama, dorongan agar PKS ‘ke tengah’ menjadi pertimbangan lebih serius. Berbeda dengan DJR meninggalkan acara sejam sebelumnya untuk agenda lain, HNW menerima peserta yang antre minta foto bersama. Hal kecil bermakna strategis adalah kehadiran HNW-DJR, menghilangkan prejudis dan membangun dialog untuk rahmatan lil alamin yang lebih besar.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya