Untung masih ada aktivis blogger Iwan Piliang, teman kita yang masih dan tetap berakal-sehat untuk banyak hal. Iwan meminta Polisi mestinya lebih dulu menemukan siapa penyebarnya, sebagai langkah hukum pertama! Bukan langsung ikut dalam keramaian mencaci. Malah menyiapkan pasal-pasal hukum. Setuju sikap Iwan. Setujua bahwa kami berbeda dengan media dan polisi: menghukum sebelum segala sesuatu jelas. Setuju bahwa kami juga tidak ikut kemunafikan. Kepentingan kami berdua berbeda dengan pengacara OC Kaligis: akal-sehat. Dan, tetap kami tidak menyetujui tindakan-tindakan adegan-adegan dan kelalaian menjaganya. Risiko. Berisiko. Lalai fatal.
Namun, semua orang berpeluang lalai dalam kreativitas.Mungkin Iwan dan saya takut ikut menunjukkan jari ke mereka yang baru dikira sesuai dengan public-figure tertentu itu. "Membersihkan serbuk kayu di mata orang lain, tetapi balok kayu di mata sendiri tidak terlihat!", petuah suci lainnya. Media (elektronik), hati-hati, ingin mendidik, eh bisa terjerembab sendiri. Munafik, jangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H