Mengapa tertarik humor ala Yahudi? Karena, konon, orang bangsa Yahudi kebanyakannya cerdas hanya kalau diceriterakan humor, atau dididik dengan humor. Salah satu buku terbitan berbahasa Indonesia di tahun 1980-an (kalau tidak salah dari penerbit yang kurang jelas), kita bisa menemukan bagaimana orang bangsa Yahudi menertawakan dirinya.
Ada beberapa humor sekedar yang diingat. "Mengapa orang Yahudi suka menggunakan warna hitam-putih?" Karena, itu warna yang paling murah (pesannya/latarbelakangnya: orang Yahudi terkenal pelit, irit kalau tidak dibilang asosial).
Bagaimana seorang ayah Yahudi mengajarkan anaknya bisnis? "Nak, loncatlah dari Balkon itu." Kata sang Anak, "Tapi, nanti saya akan remuk di atas tanah!" Jawab ayahnya: "Loncatlah, Nak. Saya kan ayahmu!" Tidak lama, anaknya sudah mengerang kesakitan di halaman rumah. Ayahnya mendekati puteranya dan berkata, "Dalam hal berbisnis, jangan percaya satu orang pun di dunia, bahkan ayahmu sekalipun!" Aduuuhh... akan saya lakukaaan... a..aayaahh.... sambil menahan sakit.
Bagaimana membagi adil Tembok Ratapan antara Palestina dan Yahudi? (TEMBOK RATAPAN - salah satu tempat doa Yahudi -Â sebenarnya berada di wilayah perbatasan Palestina-Israel) "Kami bangsa Yahudi temboknya, Palestina menerima Ratapannya!" Dalam segala kritik yang kita lontarkan, bahkan yang dilontarkan dunia, sejumlah kaum Yahudi sendiri mengkritik para Pemimpinnya. Kisah otokritik kaum Yahudi terhadap kebijakan pemerintahannya yang terus berganti di bawah partai berkuasa. Para pengkritik tidak pernah tidak ada dalam salah satu pemerintahan berkuasa. Dalam kasus Kapal Mavi, tujuh menteri Senior menyatakan ketidak-setujuan dan di parlemen sempat terjadi kisruh akibat kritik pedas dari aktivis HAM di parlemen Yahudi.
Tetapi, orang Yahudi juga sering tidak terlalu suka humor. Suatu saat, seorang Yahudi yang lagi 'be-te' tidak suka dengan guyonan seorang temannya dari Rusia. Si Yahudi pun mencaci si Rusia karena guyonananya. "Saya kira Anda satu-satunya orang Yahudi yang tidak punya selera humor!" kata si Rusia. Merasa dirinya disindir sedemikian, ia mengatakan kepada si Rusia, "Saya bukan memarahi Anda, tetapi geram dengan seekor kutu di lututmu!" (Bahwa, orang Yahudi senantiasa punya alasan, terhadap kekeliruan/kesalahan, yang fatal sekalipun).
Ketika matahari terbit, Yitzak Rabin mendengar seorang penasihatnya berseru: Tuan, bahaya kelaparan besar sedang mengancam. Kita harus segera mengubah sikap kita, jika tidak menghendaki bencana kelaparan dan wabah menimpa!" Untuk meyakinkan, Rabin bertanya: "Menimpa bangsa mana?" "Ya, bangsa kita!" Rabin enteng menjawab, sambil tersenyum "Oooh... kukira menimpa bangsa Amerika!" (Pesannya: bahaya bahkan boleh terjadi di bangsa Yahudi, tetapi berita baik harus selalu datang dari Amerika!)
Tidak sedikit humor, sebagai satire, sarkasme dan otokritik yang dilakukan oleh kaum Yahudi sendiri terhadap bangsanya. Karena itu, apa yang sedang dicemaskan Dunia, harus ditanggapi serius oleh Pemerintahan Benyamin Netanyahu. Karena, bangsanya sendiri telah mengkritiknya dalam humor itu, bahwa TEMBOK RATAPAN, harus dibagi secara adil dan bijaksana. Dunia menantiakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H