Hari ini, tujuh tahun lalu, tepatnya  28 Agustus  2017 saya menulis puisi Cerita untuk Dien Tomagola,Kompasiana (ya, 28 Agustus2017). Ketika puisi yang terilhami puisi Chairil Anwar, Cerita untuk Dien Tamaela, bahan sejarah, sosiologis,antropologis Maluku-Maluku Utara yangmenjadi bahan penelitianku, masih menyimpan banyak potongan sejarah, dengan dominasi mitos nan kelam.
Coretan memorial ini untuk mengangkat puisi Ceritera untuk Dien Tomagola, tampak malah melampaui "ramalan cuaca" badan terkait -- Â bahasa satirnya, diramal setelah kejadian bencana alam; tidak juga mendekati, apalagi disamakan "tafsiran" para ahli nujum, dan jauh dari nubuatan tokoh relijius, dalam history dan mitos-relijius buku suci.
Dengan hati-hati dan rendah hati pula saya melaporkan  suatu "kebetulan" tujuh tahun lalu itu figur Letnan Jenderal (Prn) Jefry Apoly Rahawarin (JAR), adalah berpangkat  Letnan Kolonel (Letkol atau dua bunga) dan bertugas sebagai Kepala Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden pada Asdep Koordinasi Pengelolaan Pemilu Kemenko Polhukam (2012---2018). Artinya lagi, tujuh tahun lalu, pangkat jendera bintang tiga, masih di alam mimpi seorang Letkol JAR.
Menurut JAR, setelah pangkat Letkol yang lama, dewi keberuntungan berpihak pada letkol JAR yang naik pangkat menjadi Kolonel (tiga bunga), dan kemudianmenyandang jenderal bintang satu.
JAR kemudian menjabatAsisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan Kemenko Polhukam (2018); Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan Kemenko Polhukam[8] (2018---2021); Staf Ahli Bidang SDM dan Teknologi Kemenko Polhukam (2021); Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVI/Pattimura (2021); setelah menjadi Pangdam XVI, JAR menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (2021---2022) dan menerimapangkat Letjend atau jenderal TNI-AD tiga bintang; di masa purna bakti sebagai anggota militer, JAR diangkat sebagai Deputi Bidang Pengelolaan lnfrastruktur Kawasan Perbatasan BNPP (2022---sekarang).
Hari-hari ini JAR digadang-gadang maju ke gelanggang politik untuk merebut kursi Gubernur  Maluku. JAR yang diunggulkan koalisi partai PDI-P, Hanura dan Nasdem sepakat memilih Calon Wakilnya, Abdul Mukti Keliobas - AMK (lahir 26 Agustus 1968) adalah seorang birokrat Indonesia. Ia menjabat sebagai Bupati Seram Bagian Timur.
JAR yang berasal dari klan atau marga Rahawarin Kei, Ohoi Dullah-Laut-Duroa, Tual, mengasalkan leluhurnya dari Jailolo, Halmahera,Maluku Utara, dari klan Tomagola. Klan Tomagola, sesuai catatan geneologi Frans van Fraassen, Â merupakan klan asal-usul Sultan Khairun dan Sultan Babbulah Ternate. Maka, kelak bila test DNA (Deoxyribonucleic acid) JAR dan garis keturunan Sultan Khairun dan Sultan Babullah melalui test obyektif independen, ilmiah, sebuah buku sejarahakan dipenuhi fakta-fakta geneologis teruji secara akademis-ilmiah.
Dari keturunan matrilinial, JAR mewarisi klan Wattimena, bangsawan Saparua,Maluku Tengah. Sementara dari darah patrilinial, JAR berasal dari keluarga raja-raja Dinasti Tomagola, dalam tambo masyarakat Kei, Duroa menyebut figur Rob Hong Fali Raha atau Rubohongi( dalam bukuAdnan Amal) Jenderal JAR seketurunan dengan Sultan Khairun dan Babullah dari Dinasti Tomagola.
Kepemimpinan Kapitan dalam puisi: Â Cerita untuk Dien TomagolaÂ
Sesuai laporan agenda Sahabat-Relawan pasangan JAR-AMK, BaCaGub-CaWaGub2024, Maluku akan bertolak dari Jakarta, 28 Agustus dan tiba di Ambon tgl 29 Agustus pagi.
JAR-AMK, akan diiringi doa dan puisi ini memasuki kota Ambon, Maluku...
Cerita Untuk Dien TomagolaÂ
(https://www.kompasiana.com/berthybrahawarin/59a39104201ebd19e73bddf4/cerita-untuk-dien-tomagola-i)
Kita kapita Fala Raha **)
Yang dijaga Ampat Hulubalang: Tomagola-Tomaito-Limatahu-Marsaoli.
Hanya Satu: Kapita Fala Raha
Kita Kapita Fala Raha
Kikisan Laut
Dari Dullah Laut
Waktuku lahir dibawakan
Halaai kovat Raw-dir-U ***)
Kita Kapita Fala Raha menjaga hutan kelapa
Kita Kapita Fala Raha api di pantai.
Mari menari!
mari badendang!
mari berdiam!
Awas jangan bikin kita marah
Kita bikin kelapa mati, gadis kaku
Kita Kapita Fala Raha
Waktuku lahir dibawakan
Halaai kovat Raw-dir-U ***)
Kita kirim datu-datu!
Kita ada di malam, ada di siang
Irama ganggang dan kerang api membakar pulau...
Kita Kapita Fala Raha
Yang dijaga Ampat Raja,
Hanya satu: Raja dari Ampat penjuru mata angin: "Timur", "Barat", "Darat", "Laut" .
Kita Kapita Fala Raha pe titah hanya satu itu: k e l u a r !
Puisi ini adalah "inspirasi", "paralelisme", "restorasi sejarah", "pengukuhan karya Sastra", bahasa (suku) Kei, Maluku: "liat dalil, sukat-saran").
**) Fala Raha, atau empat Marga (Clan): Tomagola, Tomaito, Limatahu, Marsaoli, marga yang di masa silam menentukan Raja-raja; di kemudian hari menentukan Sultan2, termasuk -- terutama Sultan Ternate dan Tidore. Kapita(n) adalah pemimpin militer (arkaik hingga moderen).
Penulis adalah sepupu JAR (ayahya JAR ke-8; ayahku ke-5 dari 10 saudara), Drs. Berthy B. Rahawarin,SH, adalah Advokat di Jakarta, dosen, penulis-peneliti dan dosen paruh waktu pada President University, Cikarang, Jawa Barat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI