Film Her (2103) berangkat dari ide dan juga realitas di masa depan mengenai kehadiran AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Kecerdasan yang diprediksi lebih canggih daripada siri.
Penggambaran film juga cukup detail namun klasik mengenai kemajuan teknologi. Jika dilihat dari scene awal, Theodore tidak perlu menulis atau ribet mengetik walaupun pekerjaannya adalah penulis surat. Dengan mudahnya, Theodore hanya tinggal menyebutkan kata demi kata dan tampilah tulisan tersebut di layar.
Walau menampilkan zaman yang serba canggih, keklasikan masih bisa dirasakan melalui gadget yang simple (atau mungkin ini gambaran gadget masa depan?) dan style pakaian yang dikenakan.
Film Her (2013) yang memeroleh rating 95% mengingatkan saya kepada kita yang sekarang sibuk mengakses gadget dan akhirnya menyebabkan pepatah "yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh" terwujud.
Rasa kesepian itu kian lekat dan tidak semua orang bisa menemani masa rapuh ini. Pada akhirnya, jalan pintas yang saya ambil adalah dengan mengakses gadget dan mengisolasi diri dari keramaian. Karena jujur saja, saya adalah Theodore yang hampa di tengah keramaian dan gadget menjadikan saya sebagai pusat untuk menerima hal yang 'lebih bahagia'.
Seperti cuplikan film di atas, Theodore dan kepribadian 'id' menyebabkan dia tidak memandang segala hal dengan baik adanya. Dalam artian, ia jarang melakukan kehidupan sosial namun banyak menghabiskan waktu dengan menjadi seorang yang introvert tanpa memikirkan konsekuensi di depan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!