Mohon tunggu...
BERTA AZIZAH
BERTA AZIZAH Mohon Tunggu... Guru - Bismillah..

A mom who trying to learn in writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kritis Konsep atau Praktik Layanan Perencanaan Individual dan Peminatan di SMP

13 Desember 2021   22:30 Diperbarui: 13 Desember 2021   23:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan layanan perencanaan individual dan peminatan yang telah disusun di dalam program layanan bimbingan dan konseling perlu mendapat perhatian lebih. Perihal yang perlu digaris bawahi adalah apakah program layanan tersebut sudah terlaksana dengan baik atau menjadi sebuah wacana dengan minim realisasi. Mayoritas, yang terlaksana selama ini hanya layanan peminatan, namun itu pun hanya untuk beberapa siswa yang datang secara sukarela ke ruang bimbingan dan konseling. Selebihnya hanya beberapa informasi tentang sekolah yang ingin dituju oleh peserta didik, misalnya informasi tentang jurusan yang ada di SMK, pelaksanaan pendaftaran, maupun syarat-syarat pendaftarannya. Informasi tentang sekolah lanjutan disampaikan kepada peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan masuk kelas disaat ada jam masuk kelas, menempel selebaran/brosur di papan bimbingan, membagikan informasi secara online, ataupun peserta didik dapat dengan langsung  mencari info dengan datang ke ruang bimbingan dan konseling.

            Siswa yang datang ke ruang bimbingan dan konseling biasanya sudah memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah, namun ragu apakah jurusan tersebut cocok dengan bakatnya atau tidak. Selama ini, di bantu dengan melihat berdasarkan nilai raport kelas VII dan VIII. Sebenarnya akan lebih lengkap lagi sebetulnya dengan adanya hasil tes psikologis bakat minat, namun biasanya peserta didik terkendala pada biaya untuk pelaksanannya. Begitu juga dari pihak sekolah, beberapa tahun yang lalu masih diperbolehkan untuk menarik sejumlah iuran untuk pelaksanaan psikotes secara bersama di sekolah. Namun sekarang, hal tersebut tidak mendapatkan izin dari pihak dinas pendidikan kabupaten karena dinilai rawan untuk menarik sejumlah biaya untuk mengadakan psikotes.     Sehingga akhirnya dengan berbekal nilai raport tersebut akhirnya saran dan masukan diberikan kepada peserta didik untuk melanjutkan studinya.

            Hal tersebut sebenarnya kurang kuat untuk dijadikan dasar menentukan jurusan di sekolah lanjutan. Seharunya dari awal masuk, peserta didik dibuatkan semacam instrumen atau data-data penunjang/pendukung yang nantinya akan digunakan secara berkelanjutan hingga nanti untuk menentukan baik sekolah lanjutan maupun jurusannya. Data awal tersebut dapat berupa nilai raport kelas atas sewaktu di SD, biodata peserta didik lengkap, hasil observasi maupun wawancara dengan wali murid, dan akan lebih bagus lagi jika didapatkan data hasil psikotes baik untuk skor IQ serta bakat/minat peserta didik.

Rencana ke depan yang dapat diterapkan untuk lebih memaksimalkan hasil dari layanan perencanaan individual dan peminatan adalah dengan melengkapi data peserta didik sejak masuk di kelas VII, yaitu nilai raport kelas atas SD, prestasi yang pernah diraih, biodata siswa lengkap, dan biodata orang tua. Data tersebut bisa disatukan dalam bentuk buku pribadi maupun disimpan berupa file di komputer. Di dalam buku/file pribadi tersebut juga akan dituliskan kejadian-kejadian yang terjadi selama menjadi peserta didik di SMP. Kejadian-kejadian yang dituliskan tersebut bisa berupa prestasi yang diraih selama di SMP, kejadian penting dalam kehidupan pribadi (misalnya ada anggota keluarga yang meninggal, orang tua bercerai, orang tua bekerja di luar kota, dll), bahkan pelanggaran yang pernah dilakukan selama di SMP. Ataupun jika nanti mengikuti psikotes, hasilnya pun akan dituliskan ke dalam buku/file pribadi peserta didik.

 Selanjutnya dari data yang sudah terkumpul nantinya akan memudahkan untuk menentukan pilihan sekolah lanjutan. Data tersebut juga akan disinkronkan dengan cita-cita dari peserta didik, harapan wali murid, dan kondisi keluarga. Dari semua data yang telah terkumpul, maka akan memudahkan peserta didik untuk memilih sekolah lanjutan maupun jurusan yang akan dipilih jika nanti peserta didik memilih untuk masuk ke SMA/ MAN maupun SMK.

Dengan rancangan yang jabarkan di atas diharapkan data-data seluruh peserta didik yang semula tidak begitu tersimpan dengan baik, dapat di arsipkan dengan rapi dan mudah untuk diakses kembali. Harapan lainnya yaitu seluruh peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang sekolah lanjutan dengan tepat dan memudahkan peserta didik untuk meraih cita-citanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun