Mohon tunggu...
Berry Rivanaldo Noor
Berry Rivanaldo Noor Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelemahan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19

7 Desember 2021   10:01 Diperbarui: 7 Desember 2021   10:07 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kelemahan pembelajaran daring di Masa Pandemi Covid-19

 Saat ini dunia sedang mengalami masalah global yang sangat besar. Hal ini berawal dari munculnya wabah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yang bisa kita sebut corona(covid-19). Hampir semua aspek mangalami kelumpuhan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, mengguncangkan seluruh isi dunia dengan begitu hebat.  

Perekonomian negara semakin menurun, hubungan sosial pun semakin merenggang akibat dari kurangnya interaksi social antar sesama. Hal ini juga memberi dampak pada dunia pendidikan yang sangat dirasakan oleh para pelajar dan mahasiswa. 

Pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus corona atau covid 19 ini. 

Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi melalui online yang menggunakan jaringan internet. 

Sistem ini sesuai dengan kebijakan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia terkait surat edaran nomor 4, tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19) .

Sebenarnya sistem daring ini bukanlah sistem yang dapat menguntungkan segala pihak, sebab dalam menggunakan sistem ini guru/dosen dan siswa harus mampu dalam menggunakan perangkat digital seperti handphone, laptop, ataupun komputer yang terhubung dengan koneksi internet. namun pilihan inilah yang menjadi pilihan terbaik untuk sementara waktu menekan penularan virus covid-19.

Dalam penerapan belajar sistem daring ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor diantaranya pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK dan SD. 

Selain itu, masalah utama yang dialami adalah jaringan internet yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut. 

Realita yang ada juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan tekhnologi, jelas ini akan menghambat keefektifan dari pembelajaran daring tersebut. Hal inilah yang menjadi beban berat bagi orang tua yang ingin melihat anaknya untuk terus dapat mengikuti pembelajaran daring tersebut.

Disamping itu, beberapa guru di sekolah mengaku jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. 

Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman saya mengajar secara daring, system ini hanya akan menghambat perkembangan otak dan daya pikir siswa karena tugas yang kita berikan sebagai seorang guru lebih banyak diselesaikan dengan bantuan google. Mereka tidak akan mau berfikir untuk mencari tau sendiri permasalahan yang terjadi karena sudah merasa terbantu dengan adanya google tersebut.

Oleh karena itu, efektifitas pembelajaran daring kala pandemic ini benar-benar dikatakan tidak efekif. Tidak ada perkembangan yang signifikan dari peserta didik yang bisa di gambarkan keunggulannya setelah melewati sistem pembelajaran daring ini.

Solusi yang harus dilakukan pemerintah jika pembelajaran daring ini tetap dilaksanakan adalah menjamin keberadaan kuota gratis bagi peserta didik dan guru, menjamin jaringan untuk tetap stabil dan memberikan ruang gerak bebas untuk guru mengkreasikan model pembelajaran sesuai dengan kemampuan guru tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun