Mohon tunggu...
Berric Dondarrion
Berric Dondarrion Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

House Baratheon of Storm's End

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengukur Kekuatan Para Capres

12 Mei 2014   21:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

- Isu HAM adalah sisi negatif paling merusak elektabilitas Prabowo, namun untungnya terdapat Laporan Penyelidikan Komnas HAM yang mengatakan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam masalah orang yang masih hilang sebab yang ditangkap anggota kopassus sudah dilepas semua dan bahkan empat di antaranya masuk Gerindra. Adanya dukungan dari Ibunda Elang Lesmana, Pahlawan Reformasi, kepada Prabowo untuk menjadi presiden karena menilai Prabowo korban politisasi. Selain itu Amien Rais sebagai bapak reformasi juga mendukung Prabowo, demikian pula dengan Yenny Wahid, putri Gus Dur dan Ketua PBNU.

- Isu HAM walaupun terus diangkat oleh lawan politik Prabowo secara masif dan gencar terutama oleh Tempo dan Metro TV namun dampak kerusakannya tidak sebesar pilpres 2009 dan itupun kubu MegaPro berhasil menjadi juara dua dengan nilai cukup besar 27% dan hanya kalah dari SBY, presiden incumbent.

- Koalisi Gerindra sejauh ini adalah PPP; PKS dan PAN yang jauh lebih loyal, terbukti walaupun PKS masih menyimpan keinginan agar Anis Matta maju bersama Prabowo namun mereka tetap menerima sekiranya Prabowo lebih memilih Hatta Rajasa yang sudah hampir pasti menjadi cawapres Prabowo. Bukti loyalitas pendukung Prabowo yang lain adalah Suryadharma Ali yang tetap setia memperjuangkan koalisi dengan Gerindra sekalipun pengumuman koalisi pernah dibatalkan Rapimnas PPP.

- Masuknya Hatta, besan SBY sebagai cawapres Jokowi seolah pertanda bahwa Hatta adalah "titipan SBY" sehingga ada kemungkinan Demokrat akan bergabung dengan poros Gerindra bila tidak jadi masuk ke PDIP atau mengusung capres sendiri.

- Prabowo memiliki visi dan misi yang jelas dan sudah diperjuangkan selama puluhan tahun dan sudah dilaksanakan bersama HKTI.

- Prabowo memiliki nasionalis dan visi yang kuat tapi sayangnya dia masih memiliki kenaifan dalam berpolitik, terbukti ditipu PDIP sehubungan dengan Perjanjian Batu Tulis. Kelemahan ini bisa ditutup apabila SBY sang kaisar intelijen Indonesia saat ini benar mendukung Prabowo.

ARB

- Kesulitan mendapat mitra koalisi yang sebenarnya bisa diatasi dengan bekerja sama dengan Hanura sehingga Wiranto dapat menjadi cawapres ARB walaupun tidak menjamin naiknya elektabilitas pada pilpres mendatang. Adapun koalisi dengan Demokrat sulit diharapkan karena SBY masih dendam dengan sikap Golkar yang merongrong pemerintahannya dari tahun 2009.

- Reputasi ARB kurang menjual namun memiliki dana kampanye yang sangat besar basis massa yang konstan terutama di daerah Timur dan perdesaan.

Capres Demokrat

- Bila Demokrat mau membuka poros sendiri untuk bisa mengajukan calon maka mereka harus meyakinkan salah satu partai yang sudah berkomitmen untuk koalisi dengan partai Gerindra atau PDIP untuk menyebrang sebab bila koalisi dengan Hanura saja tidak akan mencapai threshold, atau setidaknya melupakan dendam dan kembali berkoalisi dengan Golkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun