"Sebagaimana hampir semua institusi yang berasosiasi dengan KUK [Komunitas Utan Kayu], JIL [Jaringan Islam Liberal] juga menerima dukungan keuangan dari organisasi-organisasi filantropi yang berbasis di AS. Salah satunya adalah The Asia Foundation [terkait USAID] yang berkomitmen menyediakan dana sekitar AS 150,000/tahun.."
"Pada tanggal 17 Oktober 2008, sebuah institusi kebudayaan yang merupakan "anak termuda" KUK, Komunitas Salihara, secara resmi dibuka...Kompleks berbiaya Rp. 17,5miliar ini dibangun dengan dukungan finansial dari beberapa institusi seperti: Prince Claud Fund, Ford Foundation, Erasmus Huis, Japan Foundation, Hivos, Goethe Institute, serta kedutaan AS, Finlandia, Belanda dan Pusat Kebudayaan Prancis."
- Wijaya Herlambang, halaman 245
Peran Tempo dalam mengangkat Jokowi ke panggung nasional terbukti dari fakta bahwa Tempo adalah majalah yang pertama kali mengulas kehebatan Jokowi dan visionernya Jokowi terkait proyek yang akan menjadi cikal bakal mobil nasional bernama Esemka dengan hasil sukses besar sebab Jokowi segera menjadi fenomena baru di Indonesia dan siap ke batu pijakan pertama menuju panggung nasional: pilkada Jakarta untuk memilih Gubernur.
Terkait Goenawan Mohamad sahabat baik George Soros yang mau menghapus budaya dan agama "barbar" di Indonesia untuk diganti dengan filosofi "free society" ala Soros itu kita semua sudah tahu bahwa Jaringan Islam Liberal/JIL yang dianggap sebagai kanker bagi umat Islam Indonesia karena bermaksud merusak akidah adalah bagian dari KUK yang didirikan GM atas biaya asing.
Da'i Bacthiar
Selain itu Da'i Bachtiar, mantan Kapolri yang membentuk Densus 88 yang memiliki tugas anti teror adalah anggota timses Jokowi. Apa hubungannya? Karena walaupun di atas kertas Densus 88 adalah pasukan anti teroris yang artinya teroris berlatar belakang agama; suku; ras; golongan apapun, namun karena Densus 88 dilatih dan didanai oleh Amerika dan Australia maka mereka menjalankan agenda anti teroris versi Amerika-Australia yaitu teroris muslim. Ini bukan omong kosong, sebab faktanya bila target Densus 88 adalah muslim maka negara barat akan diam, sekalipun teroris ditembak mati; namun bila teroris adalah dari Organisasi Papua Merdeka atau Republik Maluku Selatan maka Amerika dan sekutunya akan melakukan protes sekalipun ditangkap hidup-hidup seperti Iwangin Sabar Olif (OPM) dan Yusuf Sipakoly (RMS).
Atas prestasinya menggulung para teroris versi Amerika-Australia tersebut, Da'I Bachtiar menerima gelar professor bidang keamanan dan anti teror sebanyak dua kali dari Edith Cowan University, Australia. Dengan adanya profesor anti teror dalam timses Jokowi-JK maka apakah kita heran dengan operasi intelijen ke masjid-masjid oleh timses Jokowi-JK mengingat SOP dari Densus 88 juga adalah memata-matai khotbah dan masjid? SOP ini sempat diprotes oleh banyak kalangan muslim.
Said A'sad Ali
Selain Luhut Panjaitan; Hendropriyono; dan Jokowi; ada satu lagi anggota timses Jokowi yang mempunyai hubungan erat dengan Abu Bakar Ba'asyir sebagaimana bocoran wikileaks, yaitu Said A'sad Ali, mantan Waka BIN dan Waketum PBNU incumbent, sebab terbukti bahwa pengacara yang digunakan Abu Bakar Ba'ayir adalah orang binaan Said A'sad Ali untuk memata-matai Ba'asyir:
"5. (S/NF) State Intelligence Agency (BIN) Chairman Yahya Asagaf told us that he had met one of Jemaah Islamiyah Emir Abu Bakar Ba'asyir's lawyers in the office of BIN Deputy Chief A'sat. Yahya claimed the lawyer -- an ethnic Arab named Al-Waini (phonetic) -- was "As'at's man," implying that Al-Waini provided inside information to As'at."