Kesaksian teman seperjuangan Soeharto terhadap dirinya selalu sama; bahwa Soeharto adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bicara, namun begitu mengenalnya maka dia adalah sosok yang hebat; jenius; bermental kuat; rajin; negarawan handal; ahli strategi jempolan; setia kawan; memiliki kepemimpinan yang kuat; cepat tanggap dan belajar; hidup sederhana tidak bermewah-mewah dan lain sebagainya. Singkatnya semua teman seperjuangan dan yang mengenalnya secara pribadi akan menghormati Soeharto sebagai manusia. Kelemahan Soeharto yang membuat teman-temannya menjauh hanya ada dua: berkuasa terlalu lama; dan memanjakan anak-anaknya, terbukti setelah Soeharto jatuh teman lama yang menjauh kembali dan melindungi Soeharto dari semua hujatan, contoh: Roeslan Abdulgani; Ali Sadikin; Benny Moerdani (perancang kejatuhan Soeharto dan pelindung Soeharto setelah jatuh); Emil Salim; AH Nasution; Adnan Buyung Nasution (hampir jadi pengacara Soeharto tapi batal karena tekanan LBH Jakarta dan beberapa NGO lain); OC Kaligis (pengacara Soeharto yang pernah hampir mati dibunuh militer zaman Orde Baru); Ismael Saleh; Amien Rais; Jusuf Wanandi; Harry Tjan Silalahi dll. Adapun beberapa bentuk kekaguman orang yang mengenal Soeharto misalnya: Clive Owen WN Australia, guru bahasa inggris Pak Harto sejak kepanglimaan Diponegoro yang dekat dengan Cendana menolak membuka rahasia keluarga Soeharto; Jenderal Soedirman sebagaimana dikutip AH Nasution menyebut Letkol Soeharto adalah Bunga Pertempuran menyusul keberhasilan merebut Jogjakarta; AH Nasution, Ahmad Yani, Gatot Subroto semua berjuang menyelamatkan Soeharto ketika diserang Pranoto Reksosamodro dengan isu barter; Ventje Sumual pemimpin tertinggi PRRI/Permesta hanya punya puji-pujian kepada Soeharto, demikian juga dengan Romo Mangun bekas anak buah Soeharto di Jogja memuji kepemimpinan Soeharto, dll. Para penghianat Soeharto dari BJ Habibie; Harmoko; Ginanjar Kartasasmita dll sampai Soeharto meninggal terus berusaha meminta ampun pada dia. Pemimpin negara lain dari Lee Kuan Yew sampai Paul Keating semua melihat Pak Harto sebagai sosok ayah, yang utama dari yang sederajat.
5. Sebagai kepala rumah tangga, Soekarno sangat buruk, banyak kawin cerai, punya 9 istri, uang dihambur-hamburkan untuk pesta setiap malam sehingga ketika dia jatuh tidak ada uang sepeserpun untuk anak-anak dan istri-istrinya (kecuali Naoko Mamoto yang membawa uang cukup banyak pemberian Soekarno).
Soeharto adalah kepala rumah tangga yang baik, setia pada satu istri dan masih berusaha menemani anak dan cucu bila ada kesempatan, dia juga sayang kepada anak-anaknya hingga mau memberikan semua yang terbaik kepada anak2nya sampai gelap mata dan menutup mata terhadap nepotisme dan kolusi yang dibuat perusahaan anaknya. Bisa dibilang satu-satunya kelemahan besar Pak Harto adalah terlalu cinta anak.
6. Soekarno selalu kabur bila ada perang (sampai jadi pedagang jugun ianfu dan romusha buat Jepang supaya tidak dibunuh) dan juga ketika Belanda melakukan agresi militer kedua, dia memilih untuk menyerah kepada Belanda, yang membuat Jenderal Soedirman membenci Soekarno sampai menjelang akhir hayat Soedirman baru mereka rekonsiliasi.
Soeharto tidak pernah sekalipun kalah perang, sebut saja palangan ambarawa; serangan umum 1 maret 1949; perang melawan pasukan Andi Azis; perang melawan PRRI/Permesta; Perang merebut Papua; perang melawan G30S/PKI sampai ketika tua perang melawan aktivis-aktivis yang bernafsu mengadili dan melihatnya masuk ke dalam penjara.
Demikian sedikit perbandingan antara dua mantan presiden Indonesia untuk pengetahuan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H