Mohon tunggu...
Bernyka Monik Indeswari
Bernyka Monik Indeswari Mohon Tunggu... Mahasiswa/Pelajar -

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Puasnya Merencanakan Perjalanan Sendiri ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia

30 Desember 2015   16:30 Diperbarui: 30 Desember 2015   16:30 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liburan menjadi salah satu kebutuhan hidup di jaman sekarang ini, khususnya yang merasa penat akan kesibukan tiap harinya. Liburan ke luar negeri menjadi salah satu pilihan untuk sebagian orang. Tetapi untuk beberapa orang ada perasaan takut untuk melancong ke luar negeri. Mulai dari bagaimana mempersiapkan paspor, tiket, dll. Maka dari itu berkembanglah agensi travel yang menyediakan paket perjalanan ke luar negeri.

Tetapi dari semua jasa travel yang di sediakan menurut saya pribadi, menggunakan jasa travel tidak sepuas apabila kita mengaturnya sendiri. Maka dari itu saya mencoba berlibur dengan beberapa rekan saya di kampus yaitu Daddy, Nisa, Ananti, Khanis, dan Amel.  Kami berencana untuk melancong ke negeri tetangga Singapura dan Malaysia. Rencana awal kami untuk berkunjung ke SG dan KL yaitu dalam rangka survey untuk PPL di kampus. Daddy sebenarnya dosen saya di kampus karena kami sangat akrab hingga saya sudah menganggapnya sebagai kakak sendiri, maka dari itu kegiatan liburan kali ini semi-formal karena kami membuat tema liburan di atas nama PPL kami. Kami merencanakan perjalanan ini di awal semester 5, dan berangkat bulan Oktober kemarin.

Depan Pagoda di Chinese Garden

Mempersiapkan tiket sebenarnya kita tidak perlu menunggu iklan, atau pamflet yang bertuliskan promo. Untuk mencari harga semurah - murahnya sebenarnya harus berdasarkan niat jangan sampai lelah untuk browsing, biasanya pihak maskapai sendiri sudah menarifkan harga murah di tanggal - tanggal tertentu. Dalam perjalanan ke Singapura kami berangkat dari Bandung menggunakan Air Asia dengan harga +/- 400ribu. Dan untuk perjalanan ke Kuala Lumpur, kami berangkat dengan pesawat dari Johor Bahru dengan harga 200ribu. Untuk pulang kami memilih rute ke Jakarta dari Kuala Lumpur dengan harga +/- 500ribu. Untuk perjalanan dari Singapura menuju Johor Bahru Malaysia kami menggunakan bis Causeway Link dengan hanya mengeluarkan 3SGD.

Dalam perjalanan kedua negara ini, sebenarnya kami menambahkan malaysia sebagai bonus, apabila dibandingkan harga tiket pulang dari Singapura - Jakarta dengan harga tiket Johor Bahru - Kuala Lumpur + Kuala Lumpur - Jakarta, hampir sama karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan kami jadi menambah daftar negara yang dikunjungi.

Dalam berwisata ke Singapura, tidak afdol rasanya apabila tidak berkunjung ke Universal Studio, Patung Merlion, Gardens by The Bay, Chinatown. Dalam wisata 2 negara ini kami hanya memiliki 5 hari, jadi kami membagi 2 setengah hari di Singapore, 2 setengah hari di Kuala Lumpur.

Kami sampai di Singapura sore hari sekitar pukul 4 sore, waktu di Singapura beda 1 jam dengan di Indonesia. Kami menyempatkan makan siang di Bandara Changi lantai 3, disana berjajar foodcourt dengan pilihan tempat. Mayoritas restoran disana menyediakan makanan china jadi kami memilih fastfood yang sudah diketahui label halalnya. Saya pribadi memilih paket menu yang lengkap dengan harga 7SGD, dan itupun tidak habis. Setelah itu kami menggunakan monorel dari bandara Changi menuju stasiun yang terdekat dengan hotel kami daerah pasar bugis. Setelah beristirahat sebentar saya, Khanis, Nisa, Anan dan Amel berencana untuk pergi ke Patung Merlion, Esplanade, dan Singapore Flyer.

Malam hari di Singapura

Setelah makan malam di Marina Square saat itu pukul 10 malam waktu Singapura, kami menambah daftar tempat yang ingin kami kunjungi di hari pertama, kami berencana untuk pergi ke pantai East Coast. Dan resiko perjalanan backpacker muncul, karena bis yang kami tumpangi bertingkat, kami memilih untuk duduk di lantai atas dan akhirnya halte dimana kita harus turun terlewati. Ketika kami turun, kami tidak tahu berada dimana, dan bis-bis pun sudah jarang yang lewat karena hari sudah hampir tengah malam.

Di jalan entah dimana sewaktu tersesat, di ambil sewaktu di atas jembatan penyebrangan

Setelah berputar - putar, berjalan kesana kemari, naik turun bis akhirnya kami sampai di pantai East Coast. Kami beristirahat sebentar karena lelah berjalan, dan itu menunjukan pukul 2 dini hari. Kami baru tahu kalau kendaraan publik seperti bis dan kereta di Singapura tidak beroperasi 24 jam. Jadi resikonya kami harus menggunakan taksi menuju hotel kami berada. Awalnya saya pribadi sudah berasumsi harga taksi di Singapura itu mahal, tetapi ketika saya sampai di hotel harga taksi hanya 7SGD dan itupun kami bagi lagi ber4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun