Mohon tunggu...
Berny Satria
Berny Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis bangsa

Bangsa yang Besar adalah yang berani berkorban bagi generasi berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Tua dan Mati

31 Januari 2023   17:47 Diperbarui: 1 Februari 2023   14:16 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

picture source Google.com

Menjadi tua dan mati adalah 2 hal yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Ia dapat disikapi dengan berbagai cara. Ada yang semakin mendalami kegiatan spiritual dengan tujuan dekat dengan Penciptanya sehingga mendapat tempat terbaik setelah kematian. Ada pula yang menanggapi bahwa itu adalah sesuatu yang lumrah dan harus terjadi sehingga sisa hidup ini harus dinikmati tanpa beban, bisa jadi karena kesadaran bahwa hidup hanya satu kali di dunia ini.Ada pelajaran yang baik dapat dipetik dari sebuah Lilin.

Sebuah lilin yang besar, tegak berdiri, sumbunya begitu tinggi merumbai ke langit. Badannya gemuk penuh bahan bakar. Namun tatkala ia tidak dinyalakan, maka lilin itu tetap tidak memberikan manfaat pada ruangan yang membutuhkan sinar.

Lilin itu tidak bermanfaat dalam fungsinya sebagai penerang yang membantu memantulkan sinar ke mata makhluk lainnya. Lilin itu hanya menjadi penghias memukau mata yang melihatnya tanpa dapat menerangi sekitarnya. Lilin itu bukan lilin hidup, tapi lilin mati.

Sebuah lilin dikatakan hidup tatkala ia dinyalakan dan memancarkan sinar dimanapun ia berada. Api yang menyala melalui sumbu dan tubuhnya membuat makhluk di sekitarnya dapat melihat dan beraktifitas karenanya.

Lilin yang menyala memberikan sumbangsih besar terhadap kehidupan makhluk lainnya.
Walaupun Lilin harus lumer seiring dengan jalannya waktu dan besarnya api yang dinyalakan melalui tubuhnya, tapi perannya sangat nyata bermanfaat bagi lainnya.

Lilin yang terus menyala pada sisa tubuhnya tidak pernah berhenti untuk menyala menerangi sekitar meskipun ada beberapa makhluk yang merasa tidak memerlukannya. Lilin yang menyala memberikan hidup dan kehidupan bagi lainnya.

Lilin tak akan menyala kalau tidak ada yang menyalakan. Tentu yang berwenang menyalakan adalah yang memiliki Lilin itu. 

Begitupula pada kita manusia. Jika kita tidak memberi manfaat pada sekitarnya tanpa pamrih, berarti Sang Pencipta tidak memberi kita hidup untuk berguna sesuai tujuan penciptaannya. Walaupun bergelimang harta dan pujian, kita hanyalah seonggok organisme yang tidak bermanfaat untuk mengangkat harkat dan martabat umat manusia. Kita masuk ke kategori Mati. Sedangkan kehidupan isinya adalah orang-orang yang hidup, bukan boneka yang berparas rupawan tapi tidak berbuat.

Sampai usia berapapun kita harus memberi terang kehidupan bagi yang lainnya, walau waktu dan kejadian menggerus umur kita. Disitu nilai dari manusia yang hidup.

Menjadi tua dan mati bukan masalah awet muda atau umur panjang.  Kontribusi kita kepada semesta dan isinya lah yang menjadi nilai kita muda atau tua, dan menjadi hidup atau mati.

Sebaik-baik nya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.

Bogor 31 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun