Mohon tunggu...
Berny Satria
Berny Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis bangsa

Bangsa yang Besar adalah yang berani berkorban bagi generasi berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pelajaran yang Harus Dimanfaatkan (Kasus Corona Vietnam)

1 Juni 2020   11:47 Diperbarui: 1 Juni 2020   17:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Vietnam dengan penduduknya sekitar 97 juta orang sampai hari ini belum memiliki kasus pasien meninggal karena Covid19. Hasil ini disebabkan begitu cepatnya Vietnam merespon Pandemic. 

Pada Bulan awal bulan Januari 2020 negara Vietnam langsung menerapkan prinsip kehati-hatian dengan memeriksa suhu/kesehatan seluruh penumpang di bandara udara dari dan keluar Vietnam. Baru pada tanggal 23 Januari terdeteksi ada kasus positif Corona. 

1 Februari 2020 negara Vietnam mengumumkan wabah ini sebagai Pandemic di negaranya. Mereka tidak menunggu data/berita dari WHO (Badan Kesehatan Dunia), tetapi tindakan cepat dan terukur adalah kunci keberhasilan mereka terhindar dari efek akut akan Pandemic ini.

Pada saat itu berita respon yang cepat dari vietnam ini pasti sudah didengar dan dibahas oleh pemerintah Indonesia sebagai informasi yang harus segera ditanggapi dengan serius. Pemerintah sepertinya abai dengan justru mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang membuat publik juga menjadi menganggap virus ini sebagai sesuatu yang sifatnya endemic (wabah yang penularannya lokal), bukan Pandemic (bersifat global).

Walhasil, Indonesia kini dirundung permasalahan kesatuan pengambilan sikap oleh tiap provinsi karena seolah pemerintah plin plan dalam membuat keputusan.

Jika kita mempelajari sikap Vietnam dalam merespon Pandemic ini, kunci mereka adalah mementingkan keselamatan warganya, bukan perekonomiannya. Karena perekonomian dapat dicapai ketika warganya sehat untuk melakukannya. 

Padahal jika dilihat pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2019 adalah 6,7%, yang artinya sebuah pertumbuhan ekonomi yang gemilang pada saat itu. Tetapi Vietnam lebih mementingkan keselamatan warganya, bukan mempertahankan angka pertumbuhan itu. 

Bandingkan dengan Indonesia yang pada tahun 2019 menurut catatan Badan Pusat Statistik pencapaian pertumbuhan ekonominya 5,02%, tetapi kini lebih tergiur pada angka itu sementara kesehatan warga sebagai pelakonnya terancam dengan angka positif yang terus meningkat. Ini dapat dilihat dengan rencana penerapan New Normal, padahal menurut WHO sikap itu dapat diambil jika angka penularan (R0) sudah di bawah 1, sedang-kan menurut catatan Republika per 30 Mei angka R0 Indonesia masih mencapai 2,2-3,58.

Dengan sikap pemerintah Vietnam yang cepat dalam mendahulukan keselamatan warganya, kini perekonomian Vietnam berangsur pulih. Mereka mentargetkan pertumbuhan 5% pada tahun 2020 ini. Walau beberapa analis ekonomi menganggap target itu terlalu ambisius , namun adalah hal yang wajar dan bisa saja tercapai ketika mereka memiliki warga yang sehat sementara negara-negara di sekitarnya justru terpuruk.

Singapura bahkan sudah mulai melirik investasi ke Vietnam, yang sebelumnya digelontorkan deras ke negeri China. Singapura yakin bahwa Vietnam begitu perduli terhadap warganya untuk menjamin keselamatan dan jaminan pertumbuhan investasinya.

Vietnam Lockdown sebelum tetangga melakukannya. Efeknya kegiatan ekonominya terganggu, sekitar 35.000 perusahaan bangkrut. Tapi setelah mereka berhasil menerapkan respon yang cepat dan kepedulian ekstra pada warganya, kini Vietnam menjadi tujuan investasi yang menarik bagi negara lain. Sementara negara-negara tetangganya masih bermasalah dalam menyelamatkan warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun