Negara Vietnam dengan penduduknya sekitar 97 juta orang sampai hari ini belum memiliki kasus pasien meninggal karena Covid19. Hasil ini disebabkan begitu cepatnya Vietnam merespon Pandemic.Â
Pada Bulan awal bulan Januari 2020 negara Vietnam langsung menerapkan prinsip kehati-hatian dengan memeriksa suhu/kesehatan seluruh penumpang di bandara udara dari dan keluar Vietnam. Baru pada tanggal 23 Januari terdeteksi ada kasus positif Corona.Â
1 Februari 2020 negara Vietnam mengumumkan wabah ini sebagai Pandemic di negaranya. Mereka tidak menunggu data/berita dari WHO (Badan Kesehatan Dunia), tetapi tindakan cepat dan terukur adalah kunci keberhasilan mereka terhindar dari efek akut akan Pandemic ini.
Pada saat itu berita respon yang cepat dari vietnam ini pasti sudah didengar dan dibahas oleh pemerintah Indonesia sebagai informasi yang harus segera ditanggapi dengan serius. Pemerintah sepertinya abai dengan justru mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang membuat publik juga menjadi menganggap virus ini sebagai sesuatu yang sifatnya endemic (wabah yang penularannya lokal), bukan Pandemic (bersifat global).
Walhasil, Indonesia kini dirundung permasalahan kesatuan pengambilan sikap oleh tiap provinsi karena seolah pemerintah plin plan dalam membuat keputusan.
Jika kita mempelajari sikap Vietnam dalam merespon Pandemic ini, kunci mereka adalah mementingkan keselamatan warganya, bukan perekonomiannya. Karena perekonomian dapat dicapai ketika warganya sehat untuk melakukannya.Â
Padahal jika dilihat pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2019 adalah 6,7%, yang artinya sebuah pertumbuhan ekonomi yang gemilang pada saat itu. Tetapi Vietnam lebih mementingkan keselamatan warganya, bukan mempertahankan angka pertumbuhan itu.Â
Bandingkan dengan Indonesia yang pada tahun 2019 menurut catatan Badan Pusat Statistik pencapaian pertumbuhan ekonominya 5,02%, tetapi kini lebih tergiur pada angka itu sementara kesehatan warga sebagai pelakonnya terancam dengan angka positif yang terus meningkat. Ini dapat dilihat dengan rencana penerapan New Normal, padahal menurut WHO sikap itu dapat diambil jika angka penularan (R0) sudah di bawah 1, sedang-kan menurut catatan Republika per 30 Mei angka R0 Indonesia masih mencapai 2,2-3,58.
Dengan sikap pemerintah Vietnam yang cepat dalam mendahulukan keselamatan warganya, kini perekonomian Vietnam berangsur pulih. Mereka mentargetkan pertumbuhan 5% pada tahun 2020 ini. Walau beberapa analis ekonomi menganggap target itu terlalu ambisius , namun adalah hal yang wajar dan bisa saja tercapai ketika mereka memiliki warga yang sehat sementara negara-negara di sekitarnya justru terpuruk.
Singapura bahkan sudah mulai melirik investasi ke Vietnam, yang sebelumnya digelontorkan deras ke negeri China. Singapura yakin bahwa Vietnam begitu perduli terhadap warganya untuk menjamin keselamatan dan jaminan pertumbuhan investasinya.
Vietnam Lockdown sebelum tetangga melakukannya. Efeknya kegiatan ekonominya terganggu, sekitar 35.000 perusahaan bangkrut. Tapi setelah mereka berhasil menerapkan respon yang cepat dan kepedulian ekstra pada warganya, kini Vietnam menjadi tujuan investasi yang menarik bagi negara lain. Sementara negara-negara tetangganya masih bermasalah dalam menyelamatkan warganya.
Jika ada yang menyatakan keunggulan ini disebabkan sistem negaranya memiliki sistem berhaluan kiri, pernyataan itu justru mengekalkan bahwa sistem negara mereka lah yang paling perduli terhadap keselamatan bangsa dan negaranya.Â
Kita harus berani mengambil hal yang baik dari sesuatu, dan membuang  yang buruk darinya. Kita harus dapat memanfaatkan pelajaran untuk menjadi bangsa yang maju, apapun sistem negaranya. Jika kita masih terjebak oleh istilah dan sejarah traumatik masa lalu, maka kita akan menjadi bangsa yang hidup untuk masa lalu. Padahal bangsa ini harus menengadah dengan tatapan ke depan agar bisa maju dan dapat bersaing dengan negara-negara lain.Â
Negara kita harus dapat bertindak cepat dan terukur akan segala sesuatu, bukan berleha-leha dengan kidung yang menina-bobokan Semangat bangsa dengan retorika berpotensi unggul untuk mencapai kesejahteraan dan kedamaian.
Negara harus berani mengalahkan angka pertumbuhan ekonomi, demi mencapai kesehatan warga sebagai pelakonnya, itu celahnya. Kita harus mendapatkan manfaat dari pengalaman negara-negara yang lebih mementingkan keselamatan warga dari hal lainnya.
Terpuruk di awal, menikmati kemudian.
Kita pasti bisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H