Mohon tunggu...
Berny Satria
Berny Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis bangsa

Bangsa yang Besar adalah yang berani berkorban bagi generasi berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pendeteksian Tsunami yang Terkendala APBN

25 Desember 2018   15:25 Diperbarui: 26 Desember 2018   02:10 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lain sisi, ternyata Tsunami yang terjadi tidak terdeteksi oleh institusi-institusi terkait karena minimnya masalah anggaran perawatan peralatan pendeteksi dini. Akibatnya, di tempat yang kerap terjadi gempa akan terus berulang tanpa antisipasi dini karena kurangnya alat dan anggaran pemeliharaan pendeteksi dini.
Dari 170 alat sensor gempa yang dimiliki BMKG, anggaran yang turun hanya untuk 70 sensor. Berarti ada 100 lokasi gempa di Indonesia yang kemungkinan besar akan tertimpa korban dan bencana disebabkan malfunction nya peralatan karena kurangnya perawatan.

Kenyataan ini membuktikan bahwa negara tidak terlalu perduli terhadap antisipasi dini terhadap bencana. Terbukti semenjak bencana Tsunami besar diaceh tahun 2004 hingga sekarang, minimnya perhatian membenahi permasalahan anggaran peralatan ini, padahal dengan menggunakan alat ini bangsa dapat menghindari korban dan kerugian yang tidak kecil. Tapi sayang Tsunami Palu tidak terdeteksi dini, dan Tsunami selat sunda terjadi tanpa antisipasi awal. Ini membuktikan sangat sedikit perhatian Pemerintah terhadap hal ini.

Semenjak rezim sebelumnya hingga hari ini ternyata tidak ada perbaikan perhatian terhadap hal deteksi dini terhadap bencana.
Mungkin juga ini karakter orang Indonesia yang panik dan kalap tatkala penanganan terjadinya bencana. Padahal itu semua bisa diminimalisir dengan menambah sedikit saja perhatian dan dana APBN terhadap deteksi dini.

Semua penanganan, rasa sedih, perhatian Pemerintah, akan terasa getir jika tak ada usaha dan program penangan serta menggelontorkan dana lebih bagi sektor ini. Padahal negara Indonesia terletak di kawasan cincin api (Ring of Fire), dimana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksikan akan terjadi lebih dari 2.500 bencana pada tahun 2019. Banjir, longsor, angin topan, gempa, dan bencana-bencana lain akan menerpa Indonesia.

Jika Pemerintah masih saja mengabaikan antisipasi dini dibanding penanggulangan nya, maka rakyat akan terus meraung dan menangisi korban dan kerugian yang akan terjadi.
Pendulum perhatian Pemerintah harus bergeser terhadap keselamatan bangsa, dibanding menguras untuk pembangunan infrastruktur yang nantinya justru akan dirusak oleh bencana.

Gerak alam tak ada yang bisa menghentikannya. Tapi Pemerintah sebagai penanggung jawab dan pengendali negeri ini harus dapat mendeteksi dini untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkannya.
Sehingga Slogan: Menghindari Bencana lebih baik daripada menanggulanginya, harus menjadi acuan dalam visi Pemerintah, bukan sebaliknya.

Pemerintah harus "pelit" terhadap penggunaan anggaran, namun harus "murah"  terhadap penggunaan untuk kesejahteraan dan keselamatan warganya. 

Bogor, Selasa 25 Desember 2018 15.30 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun