Mohon tunggu...
Bernorth M
Bernorth M Mohon Tunggu... Administrasi - Volunter, Penulis, Pengembang Aplikasi

WWW.BONUSDEMOGRAFI-INSTITUTE.ORG Kopiholic # Untuk Kolaborasi, ide & saran email : bonusdemografi2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Modal Rp 2,5 juta Mendirikan 11 Sanggar Belajar Anak di Negeri "Sisingamangaraja"

30 Desember 2019   23:57 Diperbarui: 4 Januari 2020   19:11 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi : Rusmawati


Habis gelap, terbitlah terang


Mulai tahun 2003, karena Rusmawati muda juga aktif di organisasi Himpunan Serikat Perempuan Indonesia( Hapsari) sejak tahun 1995, mulailah inisiatif SBA di kembangkan melalui organisasi. Apalagi, serikat melihat banyak mamfaat yang berguna bagi masyarakat dalam program inisiatif ibu Rusmawati jika program tersebut di realisasikan.
Sejak itu, mulailah Sanggar Belajar Anak lebih terorganisir dan dirancang kurikulum pengajarannya agar ada standar pengajaran sehingga mudah di lakukan evaluasi. Pelatihan-pelatihanpun di gencarkan. Apalagi, kebanyakan guru pengajar SBA adalah warga setempat yang kebanyakan hanya tamatan sekolah dasar atau sekolah menengah menengah tanpa ada standar kemampuan mengajar yang baik. Gagasan inipun banyak di dukung oleh rekan-rekan organisasi dan teman-teman lainnya.

Dokumentasi : Rusmawati
Dokumentasi : Rusmawati

Di awal-awal terbentuknya SBA, beberapa rekan pendukung dari organisasi dan teman dari Rusmawati muda juga ikut berkontribusi seperti ibu Murni, ibu Ema Salmah, ibu Mardiana, ibu Lely, ibu Yanti, Pak Agus, serta beberapa  kepala dusun dan warga setempat. Bahkan, ada banyak dukungan mengesankan dan tak terlupakan dari warga ketika mendirikan SBA. “ Banyak warga yang terlibat turut menyumbang dengan pohon kelapa sebagai dinding dan tiang , atap, paku dan bukan dalam bentuk uang”, tutur ibu Rusmawati dengan tertawa kecil mengingat peristiwa itu.
Awalnya memang SBA hanya tempat bermain dan bernyanyi dan hanya di laksanakan di teras mesjid, sebagai bentuk kepedulian kepada anak-anak agar terhindar dari kenakalan anak-anak yang jauh dari orang tua sekaligus menjadikan sanggar anak sebagai wadah bermain sehat bagi anak-anak, terhindar dari jajan sembarangan karena acap kali di tinggalkan orang tua mencari nafkah.


Seiring semakin banyaknya anak-anak yang terlibat dalam SBA, akhirnya dari beberapa rekan-rekan dalam organisasi mengusulkan agar juga di ajarkan berhitung, membaca dan belajar mengaji. “ masak anak-anak hanya bernyanyi dan bermain saja ?” , begitu tutur beberapa rekan organisasi.
Sejak dari sinilah, tepatnya  , ibu Rusmawati mulai berpikir untuk mengembangkannya menjadi lebih relevan dengan standar PAUD dan mulai berniat mengembangkannya ke beberapa desa daerah pesisir lainnya , karena melihat masih banyak lagi anak-anak pesisir yang membutuhkan kehadiran SBA sampai akhirnya berdirilah 11 sanggar dan terus bertahan hingga saat ini telah berusia 16 tahun sejak di rintis. Beberapa SBA atau kini juga di sebut dengan kelompok bermain ( KB) seperti yang berada pada Kecamatan Pantai Cermin ada  1 KB. Mekar Hidayah. Selanjutnya pada Kec. Teluk Mengkudu ada 6 KB yaitu Melati, Pasir Putih, Assyiddiq, Arrahim, Assyakirin dan KB. Arrahman. Sedangkan pada Kec. Perbaungan  ada 3 KB yaitu  Asyiddiq, Aisyiyah, Melati dan terakhir pada Kec. Tanjung Beringin  ada 1 yaitu KB Arrahman.


Selain itu program sanggar belajar anak juga terus berkembang dan di tingkatkan kualitasnya dengan mengedukasi para orang tua tentang kesehatan reproduksi, pentingnya pendidikan untuk anak, kewirausahaan, pola asuh anak, edukasi advokasi kekerasan terhadap perempuan, dan informasi pendukung lainnya dan tentu saja mengajak para ibu untuk aktif pertemuan organisasi.


Kini sepertinya, impian ibu Rusmawati menjadi bermamfaat bagi lingkungan telah terwujud, selain akhirnya menyelesaikan kuliah pada tahun 2013 pada Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Agama Islam yang tamat tahun 2013, juga bangga melihat beberapa guru SBA yang pernah di sepelekan oleh sekelompok warga dan oknum pemerintah daerah, kini justru banyak juga di rekrut menjadi organisasi perangkat daerah (OPD) setempat karena banyak guru SBA yang berasal dari warga setempat melanjutkan jenjang pendidikannya menjadi lebih baik.


Kini, Rusmawati telah menjadi ibu bahkan menjadi orang tua asuh bagi beberapa anak, juga terpilih masuk dalam daftar penerima Satu Indonesia Awards dari perusahaan raksasa Astra.  Ad astra per aspera. Menuju bintang harus dengan kerja keras.

#KitaSATUIndonesia #IndonesiaBicaraBaik

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun