Indonesia merupakan negara kepulauan sebagai peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, yakni mencapai 277.858.332 jiwa (BPS, 2020).Â
Jumlah penduduk ini berbanding lurus dengan kebutuhan medis yang tinggi, namun ditemukan bahwa masyarakat Indonesia cenderung berobat keluar negeri berdasarkan International Medical Tourism Journal (IMTJ) yakni mencapai 3 Juta orang berobat keluar negeri setiap tahunnya.Â
Hal ini juga ditemukan berdasarkan data World Bank bahwa 47,8% masyarakat Indonesia berobat ke London, Malaysia, dan Singapura. Devisa negara merugi mencapai Rp 100 triliun setiap tahun.
 Kurangnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap layanan medis dipengaruhi oleh minimnya informasi mengenai layanan unggulan, transparansi harga, teknologi, sehingga ini berkaitan erat dengan citra kesehatan domestik yang rendah, juga kualitas, kerja tim, etika, dan alat-alat yang kurang dapat diandalkan serta kurang memuaskan (Sriratanaban, 2015), sehingga yang menjadi sorotan adalah kesejahteraan pasien yang belum sepenuhnya terjamin.
Sehingga selain berfokus pada pengembangan pelayanan kesehatan, sewajarnya stakeholder juga merencanakan strategi percepatan pemulihan ekonomi dari sektor pariwisata, sehingga keduanya dapat melebur dalam program"Medical Tourism".Â
Peluang ini divalidasi oleh Sedianingsih et.al. (2019) bahwa Industri medical tourism saat ini merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang dihadapkan pada masalah, hambatan, perselisihan, dan ancaman baru. Prasetyo (2021) mendefinisikan pariwisata medis sebagai cara untuk pemulihan, bukan perjalanan untuk pengobatan langsung.Â
Pada mulanya konsep ini diusung China dalam bidang transplantasi organ, operasi plastik populer di Korea Selatan, dan Thailand sebagai tempat untuk memperbaiki gigi dan mengencangkan kulit wajah.Â
Selaras dengan harapan masyarakat yang semakin tinggi, Medical Tourism dirasa sangat perlu untuk mempertimbangkan aktivitas orang-orang yang bepergian ke tempat-tempat di luar lingkungan rekreasi, relaksasi, dan kesenangan yang terakulturasi dengan gaya hidup yang terus berubah dengan cepat.Â
Upaya untuk mendukung program pemerintah lima destinasi super prioritas yaitu Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, Danau Toba, dan Candi Borobudur. Setiap paket akan menyediakan berbagai pilihan paket kesehatan dan wisata, mulai dari kesehatan berupa paket persalinan - nifas, rehabilitasi, pengobatan kesehatan dilengkapi fitur wisata tawaran seperti belanja, alam, non alam, kuliner, dan lainnya.Â
Metode akomodasi pun juga tersedia hotel, losmen, resort, apartemen sementara, hostel, guest house, dan lainnya sebagai penginapan. Selain itu transportasi dapat memilih darurat, travel terkontrol, bahkan jet pribadi. Konsumen bisa membuat paket wisata pilihannya sendiri dari penawaran pada aplikasi tanpa melupakan diskon unggulan.Â
Bahkan aplikasi "Medication" telah berupaya menggandeng stakeholder guna bekerjasama dengan asuransi baik swasta maupun pemerintahan dalam implementasinya. Upaya ini mendukung pilar SDGs pertama "Tanpa Kemiskinan" dan ketiga "Good Health and well being".Â
Dalam building aplikasi kami mengacu pada hasil survei harapan dan pandangan masyarakat sebagai langkah dalam menentukan sarana terbaik. Dalam implementasinya aplikasi ini memiliki tour guide khusus dalam mendampingi konsumen dari awal hingga akhir pada waktu yang telah disepakati.Â
Platform aplikasi "Medication" memiliki dua prioritas utama pengembangan, yakni dimulai dari pemberdayaan pariwisata domestik dan pelayanan fasilitas kesehatan sesuai golongan akreditasi.Â
Upaya tersebut juga diiringi dengan upaya advokasi dan advokasi dengan dinas kesehatan provinsi masing-masing juga dengan perwakilan kementerian kesehatan dan pariwisata untuk terutama sektor kesehatan masyarakat dan manajemen fasilitas kesehatan.Â
Dengan menginovasikan dan memvalidasi dan melakukan upaya upgrading fasilitas kesehatan guna penyetaraan jangka panjang variabel yang akan dihubungkan dalam Aplikasi "Medication".
Isu Indonesia mengalami peningkatan masalah kesehatan mental akibat adanya wabah Covid-19 pada tiga tahun terakhir dibarengi dengan meningkatnya masyarakat Indonesia berobat keluar negeri, dibuktikan dengan Indonesia sebagai negara dengan pengguna layanan kesehatan di negara lain tertinggi di Asia. Sehingga pelayanan kesehatan perlu disoroti dengan kombinasi bersama wisata, dalam menyelesaikan krisis ini.Â
"Medication" : Paket Pelayanan Kesehatan dan Wisata berbasis Aplikasi Smartphone sebagai Solusi Pemulihan Sektor Pariwisata Indonesia guna Merealisasikan SDG's 2030, dengan penawaran penanganan setiap paketnya yakni menyediakan berbagai pilihan kesehatan dan wisata, akomodasi, penginapan, fasilitas kesehatan, transportasi, dan layanan menarik lainnya, menjadi wajah baru profil pelayanan kesehatan dan paket wisata di negeri sendiri (domestik), bahkan sudah terintegrasi dengan asuransi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H