Libur natal dan tahun baru sebentar lagi berakhir, tentunya banyak cerita yang bisa dibagikan. Saya pun juga ingin berbagi cerita dengan para kompasianer lainnya tentang liburan saya.. Liburan kali ini, saya dan beberapa teman2 satu kantor pergi ke Yogyakarta - Solo. Orang tua saya khawatir karena status merapi belum turun, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niat saya dan teman2 saya. Kami sudah mantap untuk berlibur bersama ke Yogyakarta. Dalam setahun kemarin, sudah hampir 4 kali saya pergi ke yogya hanya untuk berlibur tetapi selalu ada hal menarik yang saya temukan di Yogya. Menurut saya, yogya selalu memiliki daya tarik sendiri walaupun sudah berkali-kali pergi kesana.. Pada liburan kali ini, kami memang lebih ingin wisata sejarah dan budaya untuk wisata belanja itu pasti ada tetapi bukan agenda utama kami. Setibanya di Yogyakarta, kami langsung ke hotel untuk menaruh barang dan langsung melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan. Pada saat kami datang, Candi Prambanan sedang dalam tahap pembersihan dari debu vulkanik. Jadi cuma ada 1 candi yang bisa kami naiki dan pastinya kalau sudah berlibur tidak lupa dengan berfoto bersama. [caption id="attachment_82604" align="aligncenter" width="182" caption="Prambanan "][/caption]
Hari itu padahal hari sabtu, tetapi sedikit sekali pengunjung yang datang ke prambanan, sejauh mata memandang, hanya ada 2 orang turis asing (Sepertinya dari Belanda karena bahasa yang mereka gunakan) ebrsama dengan 1 orang guidenya dan 1 keluarga dari yogya atau sekitarnya dan sisanya adalah kami. Lalu kami melanjutkan mengelilingi komplek Candi Prambanan dengan bus gandeng, sebelum sampai di candi sewu, banyak candi2 yang kami lewati tetapi bus tidak berhenti, baru ketika sampai di candi sewu, bus berhenti dan kami boleh berfoto. Pada malam harinya ada pertunjukan Ramayana. Ada 2 jenis pertunjukan outdoor dan indoor. Kami ingin menonton pertunjukan outdoor karena efeknya lebih keren tetapi saat kami datang sedang musim hujan sehingga adanya pertunjukan indoor, dan kami pun mengurungkan niat, karena kami semua sudah pernah menonton pertunjukan indoor.
[caption id="attachment_82605" align="aligncenter" width="269" caption="Candi Sewu"]
Perjalanan dilanjutkan ke Solo atau dikenal juga dengan Surakarta, di Solo kami mengunjungi Keraton. Menurut saya, hal yang sangat disayangkan dari Keraton ini adalah kurangnya pemeliharaan, hal sepele sich misalnya seperti lemari kaca sebaiknya dilap karena akan ada bekas jari, atau cat yang sudah bopel bisa dicat ulang mungkin jika dirawat dan dipelihara maka keraton akan terlihat lebih "hidup" atau mungkin dari pihak keraton ingin tetap menjaga keasliannya dari Keraton itu sendiri. Selesai membeli karcis masuk, kami langsung disambut oleh abdi dalam Keraton Surakarta. Beliau menerangkan semua hal tentang Keraton Surakarta. Sangat menarik dan tentunya pengetahuan kami semakin bertambah.Ada 1 hal yang menarik bagi kami yaitu ada 2 lukisan,laki-laki dan perempuan (saya lupa namanya), seolah-olah sedang melihat ke kami, kemana pun kami pergi, matanya selalu melihat ke arah kami.
[caption id="attachment_82606" align="aligncenter" width="300" caption="Abdi dalam Keraton Surakarta sedang menjelaskan "]
Fiuhh.. akhirnya.. kami sampai juga di tangga paling atas, yaitu tangga yang mau menuju makam Sultan Agung. Untuk masuk ke makam Sultan Agung, kami harus mengenakan baju adat. Bagi yang pria mengenakan beskap lengkap dengan kain dan blangkon sedangkan wanita memakai dodotan. Kami yang wanita malas untuk berganti baju, jadi kami menunggu saja sedangkan teman2 pria saya mereka mau masuk dan mereka menggunakan beskap sambil bertelanjang kaki dan membawa sesajen. Kata teman2 saya yang masuk ke dalam makan, mereka merasakan aura yang berbeda yang tidak bisa diceritakan oleh kata-kata.
[caption id="attachment_82611" align="aligncenter" width="208" caption="Teman2 saya mengenakan beskap "]
[caption id="attachment_82612" align="aligncenter" width="249" caption="Di depan gerbang makam sultan agung "]
Kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Keraton Yogyakarta. Sama seperti hal di Keraton Surakarta, ketika kami sampai di Keraton Yogyakarta, setelah membeli karcis masuk, kami langsung diantar oleh guide untuk mengelilingi Keraton. Bukannya ingin membandingkan, tetapi menurut saya, keraton Yogyakarta lebih jauh terawat, mulai dari kebersihan, kemudian barang2nya walaupun sudah lama tetap terawat apalagi dengan adanya ruangan2 yang diberi AC, sehingga wisatawan pun nyaman berada di dalamnya.Tidak seperti Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta sangat padat penduduknya. Banyak anak2 sekolah yang datang untuk melakukan study tour.
[caption id="attachment_82618" align="aligncenter" width="260" caption="Keraton Yogyakarta"]
[caption id="attachment_82625" align="aligncenter" width="261" caption="Taman Sari "]
Bayangan saya, kolam permandian pasti kolamnya jernih dan tentunya terawat. Tetapi ternyata jauh dari bayangan. Air kolamnya berwarna hijau dan catnya juga sudah pada bopel2, sangat tidak terawat, sangat disayangkan saja seharusnya tempat ini bisa sangat menarik. Untuk keluar dari Taman Sari, kita tidak melewati pintu masuk lagi, tetapi kita akan keluar melewati perkampungan penduduk. Dan didalam Taman Sari ada Masjid yang berada di bawah tanah, tetapi sayang, kami tidak sempat mengunjungi karena ketika kami mau masuk, turun hujan, jadi kami langsung menuju pintu keluar saja.
[caption id="attachment_82628" align="aligncenter" width="250" caption="Kampoeng Cyber (Area Taman Sari)"]
rencananya malam itu, kami ingin main di alun2 Selatan, dimana ada permainan, melewati beringin dengan mata tertutup, tetapi sayang, karena malam harinya hujan, kami memutuskan untuk tidak pergi ke alun2 selatan.
Hari ketiga adalah hari terakhir kami di Yogyakarta, kami tidak menyia2kan waktu, pagi2 sekali kami sudah bangun, lalu berencana untuk pergi ke benteng vredeburg. Tetapi sebelum ke benteng, kami menyempatkan dulu untuk berfoto di depan plang Malioboro, karena memang kawasan Malioboro sangat terkenal. Kami memutuskan naik becak saja karena kalau jalan kaki cukup jauh. Ternyata sesampainya disana, Benteng tutup karena hari senin adalah hari liburnya mereka. Kami akhirnya berfoto di depan benteng dan memilih mengelilingi kota yogyakarta dengan becak.
[caption id="attachment_82634" align="aligncenter" width="301" caption="Kami dan becak "]
[caption id="attachment_82632" align="aligncenter" width="302" caption="Benteng Vredeburg"]
Jadi, masukan Yogyakarta sebagai salah satu tempat liburan bagi anda semua.
Cheers,
Bernida
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H