Mohon tunggu...
Pendidikan

Propaganda Politik dalam Produk Jurnalisme Online

8 Oktober 2018   21:54 Diperbarui: 16 Oktober 2018   10:14 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahkah media online ini memperhatikan kode etik jurnalistik? Berdasarkan pasal 3 mengenai opini wartawan, sebenarnya dibenarkan saja ketika wartawan menginterpretasikan informasi sesuai fakta namun pada sisi lain, ketika masuk klarifikasi dari sumber asli informasi, seharusnya wartawan bisa mengoreksi kesalahan interpretasi tersebut dan hal inilah yang tidak dilakukan metrotvnews.com sehingga beberapa pihak menganggap metrotvnews.com melakukan pembohongan publik. Koreksi pada berita yang salah ini diatur dalam pasal 10 kode etik jurnalistik sehingga sebenarnya kesalahan dapat diperbaiki dan ditoleransi namun dari banyak media online yang menyiarkan berita ini, hanya republika.co.id yang meralat hasil unggahan mereka.

 Mengaca dari penjelasan di atas muncullah keprihatinan bahwa isi berita bukan lagi hasil akhir dari sebuah disiplin verifikasi jurnalistik, tapi justru proses verifikasi itu sendiri adalah berita (Heru & Syaefullah, 2012) di mana yang dimaksud adalah bahwa berita bukan lagi fakta yang sudah digali intensif kebenarannya lalu diberitakan melainkan lewat berita, maka suatu informasi sudah dianggap benar adanya meskipun pada nyatanya, berita bisa saja tidak akurat.

 Metrotvnews.com ini sendiri sudah dikenal sebagai situs online yang pro pemerintahan Presiden Jokowi sehingga wajar jika bagaimana frame berita sebisa mungkin cenderung positif ketika mewartakan kinerja Presiden Jokowi. Situs online lain pun juga sering melakukan hal serupa. Propaganda kini menjalar pada lingkup jurnalisme online di mana banyak situs online mulai memposisikan dirinya dalam garda politik.

Hal propaganda tersirat lewat jurnalisme online ini patut diperdebatkan mengetahui berita seharusnya mencerdaskan audiens bukannya berusaha membelokkan pola pikir masyarakat pada kebohongan untuk memenuhi keinginan kaum elit saja karena hakikatnya, tidak seharusnya berita bias, tetapi jujur dan tidak berpihak.  

Referensi:

Aryani. R. 2011. Konsep Penyajian Jurnalisme Online di www.antaranews.com.

Firmasnyah, Teguh. 2017. Bloomberg Tak Menyebut  Jokowi Pemimpin Terbaik Asia-Australia 2016 

Harold, D. Laswell. 2012. The Theory of Political Propaganda. American Political Science Institution

Margianto, Heru & Syaefullah 2012. Media Online: Pembaca, Laba & Etika. Jakarta: AJI Indonesia

Nugraha, Fajar. 2016. Kinerja Presiden Jokowi Terbaik di Asia

Peraturan Dewan Pers. 2008. Pengesahan Keputusan Dewan Pers tentang Kode Etik Jurnalistik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun