Mohon tunggu...
Bernessa Kamelia
Bernessa Kamelia Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Negeri Surabaya

hobinya gambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seberapa Penting Pendidikan Seksual saat Usia Dini?

2 Desember 2022   15:06 Diperbarui: 3 Desember 2022   09:56 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

C. Fase genital ( Ketika anak menginjak usia 12 tahun) fase ini merupakan fase terakhir dalam tahapan masa pubertas. Di masa ini, organ reproduksi anak sudah mulai berkembang dengan pesat, perkembangan ini di tandai dengan mimpi basah pada anak laki-laki dan menstruasi pada anak perempuan, hal ini di sebabkan karena hormone seksual pada anak sudah mulai aktif, dan mulai bisa menikmati aktifitas seksual tanpa sadar.

            Topik bahasan pemahaman tentang seksual tidak bisa di bicarakan hanya satu kali saja, melainkan, perlu di bicarakan terus menerus sampai anak paham dengan organ reproduksinya sendiri dan tahu cara menjaganya. Lalu, bagaimana cara kita memberi tahu anak tentang pendidikan seksual? Pertama, kita bisa memberi pemahaman seksual sesuai dengan tahapan umur anak, hal itu bertujuan agar anak lebih paham entang informasi yang kita berikan. Contohnya, anak usia 5 tahun yang di beri tahu tentang menstruasi, padahal seharusnya di usia saat itu anak di kenalkan pada organ reproduksi. Kedua, mengenalkan anak pada setiap anggota tubuh baik bagian luar maupun intim. yang  dengan memakai kata yang baik dan benar, seperti buah dada, testis, penis, mata, tangan, vagina, dan lain-lain, agar anak lebih mengerti dan mengetahui bahwa pembicaraan terkait organ tubuh itu tidak canggung. Orang tua juga perlu memberi tahu bahwa setiap manusia mempunyai dua organ reproduksi yang berbeda, seperti laki-laki dan perempuan, serta jelaskan juga perbedaan dari organ tersebut agar anak tidak salah tanggap. Ketika anak mengetahui dengan jelas nama dari setiap bagian tubuhnya, dia bisa membicarakan dengan leluasa pada orang tua atau dokter terkait keluhan atau perubahan pada tubuhnya tanpa merasa canggung. Ketiga, menyertakan keluarga, atau orang tua. ketika berbicara tentang pendidikan seksual, ada baiknya kita melibatkan setiap anggota keluarga atau orang tua Ketika berbicara hal yang berbau seksual, itu bertujuan supaya anak tahu bahwa pembicaran tentang organ tubuh adalah hal yang wajar dan bukan sesatu yang memalukan, serta bisa menceritakan bagian tubuhnya dengan nyaman. Keempat, usahakan untuk mengawali obrolan terlebih dahulu, kebanyakan anak tidak akan memulai obrolan tentang organ reproduksi karena mereka tidak paham dengan tubuhnya, atau tidak mengetahui dengan jelas informasi terkait bagian-bagian  dari tubuhnya. Sebaiknya para orang tua mencari waktu, suasana, serta momen yang tepat saat akan mengawali pembicaraan tentang seksual. Kelima, beri tahu anak tentang rasa malu, tak hanya mengajarkan anak tentang bagian-bagian tubuh mana saja yang boleh di sentuh orang lain, para orang tua juga perlu memberitahu anak tentang rasa malu. Seperti, menasihati anak agar tidak boleh memperlihatkan organ reproduksi/ kelaminnya kepada orang lain, baik orang yang di kenal maupun orang terdekat, kemudian orang tua wajib membiasakan anak agar memakai pakaian, baik di luar rumah maupun di dalam rumah, atau bahkan di kamar sekalipun, tak hanya itu, orang tua juga harus mengajari anak akan Batasan, seeperti Batasan bagian tubuh yang boleh di perlihatkan maupun tidak.

            Pengetahuan tentang pendidikan seksual sangat di butuhkan bagi para orang tua dalam membesarkan anaknya, terlebih lagi jika membesarkan anak perempuan, di karenakan maraknya kasus pemerkosaan yang di alami perempuan baik saat masa anak-anak hingga dewasa agar terhindar dari pelaku pelecehan seksual. Terimakasih sudah membaca sampai akhir, semoga dengan ini, kasus pelecehan seksual pada anak bisa menurun karena adanya kesadaran dan rasa awas orang tua yang sadar akan pentingnya edukasi seksual sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun