Mohon tunggu...
bernardus Jebatu
bernardus Jebatu Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Santo Antonius Jakarta

Hallo guys, saya adalah seorang pribadi yang ingin terus menerus belajar banyak hal, karena saya bergerak di dunia pendidikan. Saya seorang guru yang memiliki impian besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Saya ingin untuk terus berkarya demi diri sendiri dan orang banyak yang ingin membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Kehadiran Guru dalam Dunia Pendidikan

21 Mei 2024   11:23 Diperbarui: 21 Mei 2024   11:29 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya Kehadiran Guru  Dalam Dunia Pendidikan

Oleh: Bernardus Jebatu, S.Ag

Pengantar

Masih segar dalam ingatan kita kasus  pandemi Covid-19 yang  menggemparkan dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang terkena wabah pandemi -19 memberikan dampak yang sangat signifikan bagi sektor ekonomi, pariwisata, hiburan, pendidikan dan lain-lain. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) begitu besar karena banyak perusahaan yang tutup karena tidak sanggup lagi berproduksi dan menggaji karyawan. Selain itu, dampak lain yang terkena adalah proses belajar mengajar tatap muka di sekolah-sekolah terganggu karena para siswa, tenaga pendidik dan kependidikan tidak bisa hadir di sekolah. Maka jalan yang ditempuh oleh pemerintah adalah meminta penyelenggara sekolah untuk melakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ); Suatu situasi pembelajaran yang tidak biasa dilakukan oleh banyak sekolah di Indonesia. Hal ini tentu mendatangkan masalah baru baik bagi guru, para siswa maupun para orangtua. Selama ini para orangtua menyerahkan seluruh proses pembelajaran pada para guru yang ada di sekolah. Banyak waktu anak-anak berada di tangan para guru di sekolah untuk dididik demi perkembangan jasmani dan rohaninya. Namun sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, para orangtua harus terlibat secara penuh dalam mendidik anak-anaknya. Para orangtua cukup sibuk untuk mendampingi putra/putrinya dalam Belajar.

Dampak Pembelajaran Jarak Jauh bagi Guru, para siswa dan Orangtua 

Bagi Para Guru

Bagi Para guru masa pembelajaran jarak jauh ini menjadi momentum untuk melek terhadap teknologi dan mengubah mindset kita dalam mengajar. Para guru sedikit dipaksa untuk bisa menggunakan teknologi yang ada meskipun harus tertatih-tatih. Guru harus berubah! Guru harus berinovasi dalam pembelajaran. Kalau guru tidak berubah dalam menyajikan bahan pembelajarannya maka dia akan ditinggalkan oleh para muridnya. Banyak guru di indonesia tidak siap ketika pembelajaran jarak jauh ini pertama kali diterapkan. Hal ini begitu nampak dalam proses pembelajaran yang dominan dengan pemberian tugas dan materi yang seadanya, tanpa ada penjelasan, karena tidak ada tatap muka secara langsung dengan siswa. Akibatnya Para siswa banyak yang mengeluh karena tidak mengerti dengan materi dan tugas yang diberikan. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, mengingat bentuk dan model pembelajaran jarak jauh belum dirancang dengan baik. Selain itu, banyak guru yang belum mampu mengoperasikan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang telah disiapkan. Kuota internet yang terbatas juga menyebabkan proses pembelajaran jarak jauh dengan tatap maya sangat terbatas. Fasilitas yang kurang mendukung menyebabkan kesulitan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah: pertama, memberikan model dan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Dengan cara apa dan media apa yang digunakan guru akan sangat berdampak pada keberhasilan kegiatan pembelajaran. Jika hanya menggunakan metode ceramah saja tentu akan membuat para peserta didik jenuh. Terlebih lagi di masa pandemi ini, tingkat kreatifitas seorang guru benar-benar di tuntut dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ini. Tidak hanya kreatif, akan tetapi juga harus inovatif. Adanya evaluasi diri akan menjadikan seseorang lebih kreatif dan inovatif. Ada banyak aplikasi pembelajaran yang bisa digunakan, misalnya: google classroom, agenda sekolah.com, kahoot, Padlet, quizzi dan lain-lain.

Bagi Para Siswa. 

Dari cerita pengalaman para siswa dan kuisioner yang saya berikan kepada para siswa saya di SMA Santo Antonius Jakarta selama mengikuti pembelajaran jarak jauh, para siswa lebih memilih belajar tatap muka langsung dengan gurunya di sekolah daripada pembelajaran jarak jauh/online. Alasannya: pertama, materi pelajaran yang tidak dimengerti bisa ditanyakan langsung dengan guru yang bersangkutan. Kedua, para siswa lebih leluasa untuk bertanya kepada guru karena guru hadir di hadapan siswa. Ketiga, para siswa bisa bertemu dengan siswa lain secara langsung sehingga bisa berdiskusi atau bertanya apabila yang diajarkan bapak dan ibu guru tidak dimengerti. Keempat, rindu untuk menyapa guru dan teman-teman sekelas. Kerinduan itu tidak bisa tergantikan dengan teknologi. Dalam pembelajaran Jarak jauh para siswa tidak bisa leluasa bertanya kepada guru karena keterbatasan kuota, sinyal terputus-putus, mic untuk audio yang sering bermasalah. Meskipun demikian ada keunggulan dari pembelajaran jarak jauh menurut para siswa yakni score/nilai tugas mereka langsung mereka dapatkan, waktunya lebih fleksibel dan pengetahuan tentang media pembelajaran bertambah. Para siswa juga mengaku dengan jujur bahwa mereka juga kurang disiplin dengan waktu belajar karena kurangnya kontrol dari orangtua.

Bagi Orangtua

Proses pembelajaran jarak jauh sangat berdampak bagi orangtua. Sama seperti guru dan siswa, para orangtua juga belum siap untuk menghadapi proses pembelajaran jarak jauh. Orangtua banyak yang stres menghadap anak-anaknya, karena selain mengerjakan pekerjaan kantor dan pekerjaan harian di rumah, mereka juga harus membantu putraputrinya dalam mengerjakan tugas. Selain itu, biaya untuk kuota internet dan perangkat pembelajaran harus bertambah karena semua pembelajaran berbasis online. Bagi orangtua yang memiliki fasilitas internet dan perangkatnya mungkin tidak menjadi kesulitan ketika mengikuti proses pembelajaran jarak jauh. Tetapi bagi orangtua yang terbatas dalam hal fasilitas internet dan perangkatnya seringkali menimbulkan masalah baru. Para orangtua juga harus memegang jabatan rangkap sebagai: orangtua dan “guru” di rumah. Para orangtua mendapatkan tugas tambahan sebagai pendidik bagi putra-putrinya. Hal ini menyebabkan Para orangtua terkadang mengeluh karena ternyata betapa sulitnya mengajarkan putra-putrinya di masa PJJ ini. Para orangtua sadar bahwa ternyata pekerjaan sebagai seorang guru bukanlah perkara muda. Butuh kesabaran dalam mendampingi putra dan putrinya.Mereka diajak untuk belajar lagi.

Refleksi

Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu alternatif ketika tatap muka langsung tidak bisa dilakukan. Namun semua yang terlibat di dalamnya harus mempersiapkan diri dengan baik. Kondisi pandemi Covid-19 yang pernah kita alami menjadi kesempatan emas bagi kementrian pendidikan dan kebudayan riset dan teknologi Indonesia untuk memperbaiki dan membenahi dunia pendidikan. Kebijakan-kebijakan pemerintah harus juga mendukung terciptanya generasi emas di masa mendatang dengan cara meperhatikan kesejahteraan para guru. Kehadiran guru tidak bisa tergantikan oleh teknologi. Profesi guru adalah profesi istimewa. Istimewa karena tidak semua orang mau menekuni profesi ini. Ada banyak tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi.

Secara umum para murid lebih suka bertemu langsung dengan gurunyadalam proses pembelajaran di kelas dibandingkan dengan menggunakan zoom meeting atau Google meet.  Mereka menganggap bahwa bertemu langsung dengan guru bisa mempengaruhi psikologis para siswa. Sapaan, sentuhan, senyuman memberikan aura dan gairah lebih dalam belajar. Untuk itu, para guru harus terus berbenah diri untuk meningkatkan kualitasnya sebagai seoarang pendidik, baik intelektualnya maupun karakternya. Pelatihan dan pembinaan bagi para guru secara terus-menerus tentunya bisa memberikan energi baru bagu para guru. Para guru jangan merasa alergi dengan teknologi, jangan juga merasa puas dengan proses yang selama ini telah dijalankan, tetapi teruslah belajar dan belajar. Ilmu kita akan berguna bagi orang lain manakala diperbaharui secara terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman. Usia kita boleh tua, tetapi cara kita menyajikan pembelajaran harus selalu up to date.

Para orangtua juga harus bersinergi dengan para guru di sekolah dalam mendidik putra-putrinya, Sekolah bukan tempat penitipan, tetapi tempat untuk mendidik dan membentuk karangter dan intelektualitasnya. Oleh karena itu, dibutuhan peran orangtua  dalam mengontrol kegiatan pembelajaran. Orangtua menjadi guru di rumah. Selain mengontrol, juga harus memberikan motivasi kepada putra-putrinya, menyediakan fasilitas yang nyaman bagi para putra/putrinya. Para orangtua murid menjadi mitra bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar seorang siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun