Â
Sering kali orang non-Kristiani menganggap bahwa hari Natal adalah puncak dari agama Kristiani, tetapi nyatanya tidak. Natal adalah hari raya kelahiran Juru Selamat ke dunia di mana Yesus sang Penebus Dosa Dunia dilahirkan dengan perantaraan Bunda Maria.Â
Rangkaian peristiwa Natal dimulai dari Bunda Maria yang diberi kabar bahagia oleh Malaikat Gabriel hingga memuncak di peristiwa "Malam Kudus" di mana Yesus dilahirkan Maria di Betlehem. Lantas mengapa kabar kelahiran Yesus Kristus melalui perantaraan Bunda Maria merupakan kebahagiaan besar bagi umat manusia, dan siapa yang harus menyampaikan kabar baik tersebut?
      Umat Kristiani sebagai Gereja Katolik memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjadi saksi kasih Tuhan. Gereja memiliki lima tugas utama yang adalah pewartaan, persekutuan, pelayanan, perayaan, dan kesaksian. Salah satu dari lima tugas Gereja itu adalah kerygma atau pewartaan yang berarti seluruh anggota Gereja diwajibkan untuk menyampaikan kabar gembira yang salah satunya adalah Natal atau datangnya Juru Selamat Manusia.
 Memberitakan kabar gembira juga berarti menjadi saksi kasih Tuhan karena Allah sendiri yang mengutus Kristus untuk datang ke dunia dan menebus dosa-dosa dunia karena Allah mengasihi manusia yang berdosa. Tetapi sering kali umat Kristiani atau anggota Gereja melupakan tugas pewartaan dan tugas kesaksian ini.
      Pada tahun 2024 ini, tema besar yang dipilih untuk hari raya Natal adalah "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem..." yang diambil dari Injil Lukas 2:15. Lebih spesifik lagi, ada beberapa sub-tema yang diambil juga di tahun ini, salah satunya adalah "Menjadi Saksi Kasih Tuhan : Misi dan Tugas Gereja dalam Menyampaikan Kabar Baik."
Sub-tema ini kembali mengingatkan kita sebagai umat Allah atau anggota Gereja untuk melakukan pewartaan dan kesaksian sebagai salah satu tugas utama Gereja dan bagi saya sendiri, tema ini dipilih karena sebagian besar anggota Gereja telah melupakan tugas pewartaan dan kesaksian ini.
      Tugas pewartaan atau kerygma ini tidak hanya dilakukan dengan cara memberitakan atau menyebarkan agama Kristiani kepada orang-orang yang merupakan non-Kristiani, melainkan setiap harinya setiap perbuatan kita sebagai orang beriman adalah termasuk mewartakan kebaikan Kristus. Mengapa setiap perbuatan kita berarti mewartakan kebaikan Kristus? Karena umat beriman adalah muka dari agama Kristiani, dengan begitu, orang-orang non-Kristiani tentu akan memandang agama Kristiani dari umatnya. Maka dengan demikian, tugas kerygma atau tugas pewartaan tidak hanya dilakukan saat sudah menjadi seorang imam atau saat kunjungan ke tempat-tempat beragama non-Kristiani, dan lainnya, melainkan tugas pewartaan harus dilakukan setiap harinya dengan cara menghindari sikap-sikap atau perbuatan yang dapat dipandang buruk.
      Sebagian besar anggota Gereja atau sebagai umat beriman sering melupakan satu fakta kecil bahwa kehidupan sehari-harinya adalah tugas pewartaan dari Tuhan untuk Gereja dengan sering kali melakukan sikap-sikap perbuatan yang dapat dipandang buruk.
 Maka dengan dipilihnya tema ini sebagai tema umum Natal 2024, hari raya Natal ini menjadi sarana bagi kita sebagai umat beriman dan anggota Gereja untuk bertolak kembali menuju kehidupan anggota Gereja yang sejati.Â
Juga perlu diperhatikan bahwa dengan dipilihnya tema Natal 2024 ini, kita sebagai orang beriman dan anggota Gereja tidak boleh melupakan apa yang akan kita pelajari ke depannya terutama setelah hari Natal 2024 ini karena tugas pewartaan Gereja tidak berhenti di hari raya Natal ini.
      Selain tugas pewartaan,salah satu tugas utama Gereja yang relevan dengan tema Natal 2024 ini adalah tugas kesaksian atau martiria. Tugas kesaksian juga harus dilakukan setiap hari oleh semua orang beriman.Â
Tugas kesaksian berarti berani dalam menyampaikan kebenaran yang adalah Kristus, tetapi tugas ini tidak harus dilakukan dengan berkotbah di depan khalayak ramai atau sebagainya, tetapi satu contoh konkrit yang merupakan salah satu pelaksanaan tugas kesaksian adalah berani membuat tanda salib di tempat umum seperti di tempat-tempat makan.Â
Mayoritas umat beriman sering kali tidak berani membuat tanda salib untuk berdoa di tempat umum, terlebih lagi  karena kita berada di negara yang mayoritasnya adalah agama non-Kristiani. Tetapi, salah satu contoh konkrit pelaksanaan tugas kesaksian yang dapat dilakukan oleh semua orang beriman adalah hal tersebut yang secara tidak langsung menjadi saksi kasih Kristus, sama seperti tema Natal tahun 2024 ini.
      Seperti namanya sendiri, tugas kesaksian atau martiria tidak harus dilakukan dengan cara-cara yang ekstrem serprti menjadi martir merah yang mengorbankan dirinya demi iman, atau sebagainya.Â
Melainkan kita diajak untuk menjadi seorang martir putih, martir putih adalah orang yang rela berkorban hal-hal duniawi seperti uang, tenaga, waktu, dan lainnya demi kesaksian terhadap satu-satunya kebenaran yaitu Kristus. Menjadi umat beriman dan mengikuti jalan Kristus tidak pernah mudah, Tuhan Yesus sendiri yang mengatakannya pada Matius 7:13
"Untuk menuju hidup kekal, masuklah melalui pintu yang sempit dan ikutilah jalan yang sempit itu. Karena gerbang dan jalan menuju neraka besar dan mudah" bahwa mengikuti jalan menuju hidup kekal (Tuhan Yesus Kristus) tidak pernah mudah dan harus melewati jalan dan pintu yang sempit. Oleh karenanya, kita diajak untuk menjadi seorang martir putih yang tekun melaksanakan tugas kesaksian atau martiria ini sekarang dan ke depannya.Â
      Di masa natal ini, kita diajak oleh Gereja untuk pelan-pelan menyadari hal-hal buruk yang tidak kita sadari, contoh konkritnya adalah tidak semangat dalam menjalani ibadat Kristiani. Banyak umat Kristiani yang menjalani ibadat-ibadat seperti Perayaan Ekaristi maupun doa-doa pribadi dengan tidak serius dan tidak menghayati.Â
Hal ini menimbulkan penilaian buruk bagi agama Kristiani, dengan begitu, umat beriman itu sudah lalai dalam menjalani tugas pewartaan dan tugas kesaksian Gereja. Contoh konkrit lainnya adalah berlaku tidak pantas di depan umum seperti berkata kasar, berlaku tidak wajar, dan lainnya.
 Dengan melihat hal-hal serupa, orang-orang luar tentu akan menilai dari banyak aspek, salah satunya adalah keagamaannya yang dianggap buruk. Setelah menyadari apa yang menjadi kekurangan kita, kita juga diajak untuk mengubah kebiasaan itu menjadi lebih baik untuk menyampaikan kabar sukacita Gereja dengan sukacita dan gembira.
      Jadi, di akhir tahun 2024 ini, Konferensi Wali Gereja Indonesia mengajak kita semua sebagai anggota Gereja dan umat beriman untuk bersama-sama melangkah ke depan menjadi umat beriman yang lebih baik : menjadi anggota Gereja yang melaksanakan tugas-tugas utama Gereja, dan juga terus tekun melaksanakannya tanpa "himbauan" atau semacamnya dari Gereja sendiri.Â
Kita diajak untuk menjadi disiplin dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas utama Gereja yang salah satunya adalah pewartaan atau kerygma dan tugas kesaksian atau martiria. Dapat diperhatikan bahwa Gereja menetapkan tema Natal 2024 ini secara umum yang berarti tidak ditujukan pada suatu kaum tertentu.Â
Mayoritas orang menganggap bahwa tugas Gereja hanya dilakukan oleh orang-orang terlibat seperti kaum klerus dan lainnya, tetapi nyatanya anggota Gereja bukan hanya kaum-kaum tertabis tersebut, melainkan Gereja adalah paguyuban umat yang percaya akan Kristus yang berarti adalah kita semua sebagai umat beriman.
Sumber-sumber :
- Tema umum natal 2024 Â https://biang.digitaldesa.id/berita/tema-natal-nasional-2024-oleh-pgi--kwi
- Lima Tugas Utama Gereja  https://kumparan.com/berita-hari-ini/5-tugas-gereja-katolik-serta-perwujudannya-yang-bisa-dimaknai-umat-21P1zI497YQ/2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H