Mohon tunggu...
Bernardus Arthur Setiawan
Bernardus Arthur Setiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seminaris tahun pertama

Seminaris Tahun Pertama - Fotografi - Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Puisi "Aku Ingin" Karya Sapardi Djoko Damono

24 Oktober 2024   11:24 Diperbarui: 24 Oktober 2024   12:03 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Dari puisi yang dibuat oleh Sapardi Djoko Damono ini, beliau menggunakan kata "aku" pada kata pertamanya, kata aku biasanya merujuk pada kata ganti orang pertama yang tidak formal, tetapi bersifat sopan untuk bahasa sehari-hari. 

Kata selanjutnya adalah "ingin", kata ini merujuk pada pembuatan rencana atau belum melakukan, sang orang pertama yang tadi digambarkan oleh kata aku belum melakukan hal yang ada pada keterangan berikutnya. Keterangan itu ialah "mencintaimu" mencintai tidak harus selalu kisah cinta yang romantis dan sebagainya, melainkan bisa juga mencintai sebagai hubungan lain. Kata "mencintamu" juga mengandung unsur pihak ketiga yaitu "-mu"

. Frasa "dengan sederhana" adalah keterangan dari kalimat ini, sederhana yang dimaksud adalah tidak kaya, tidak rumit, tetapi juga tidak miskin, dan tidak terlalu simpel, oleh karena itu penulis ingin mengungkapkan bahwa cintanya berada di tengah-tengah dan menggambarkan kedalamannya atau juga bisa diartikan mencintaimu secara menyeluruh. 

Perumpamaan pertama yang digunakan sang penulis adalah "dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu". Dalam bahasa Indonesia, kata adalah satuan informasi terkecil yang bisa dikembangkan menjadi kalimat atau informasi lengkap, oleh karena itu, penulis ingin menegaskan kalimat sebelumnya yang berbunyi "mencintaimu dengan sederhana". 

Frasa "yang tak sempat diucapkan" menggambarkan bahwa segala sesuatu dalam kisah ini sudah terlambat dan tidak akan ada waktu lagi sekarang atau waktu yang akan datang. Perumpamaan "kayu" adalah pengganti orang pertama atau sang penulis, kayu bisa jadi masih hidup atau bisa jadi sudah mati bahkan ketika yang nampak di luarnya masih sama, perumpamaan itu menunjukkan orang pertama yang sudah tidak berharap akan "kata yang tak sempat diucapkan" lagi. 

Perumpamaan "kepada api"  berarti "api" di sini ialah orang kedua tersebut. Frasa "yang menjadikannya abu" menjelaskan banyak : hal yang bisa membuat kayu menjadi abu adalah api yang membakarnya, sedangkan api yang membakar kayu bisa memberikan manfaat bagi dirinya dan banyak orang, contohnya api unggun. 

Dari bait satu puisi ini, sang penulis ingin mengutarakan perasaannya yang sakit hati karena perasaannya yang digunakan untuk kepentingan orang kedua sendiri. Jadi, bait satu puisi ini menceritakan sakit hati sang penulis kepada "sang api" yang melukai perasaannya.

Pada bait kedua, penulis menggunakan kalimat yang sama pada pembuka bait pertama yaitu "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana" berarti penulis memiliki keputusan yang sudah dipertegas, bulat dan yakin. 

Perumpamaan pertama pada bait kedua adalah "dengan isyarat", secara umum, bahasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu lisan, tulisan dan isyarat, pada bait sebelumnya, bagian lisan dan tulisan sudah diungkapkan pada kata "kata" sedangkan di bait kedua sang penulis menggunakan bahasa yang terakhir yaitu isyarat.

 Oleh sebab itu, penulis ingin berbicara atau berusaha berbicara kepada orang kedua dengan segala bahasa yang memungkinkan di dunia ini. Kalimat terakhir dari puisi ini adalah "yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" terdapat kemiripan perumpamaan dalam bait satu dan dua puisi tersebut, yaitu "awan" sebagai perumpamaan orang pertama adalah objek yang terlihat indah, tetapi tidak dari dalamnya, sama seperti perumpamaan kayu, juga pada "hujan" yang mirip seperti "api", bersifat menghilangkan objek pertama itu. 

Secara kesimpulan dari kemiripan bait satu dan dua, penulis ingin menyampaikan pengalaman sakit hati atau patah hati dengan orang yang ingin dicintai secara mendalam, tetapi pada akhirnya perasaan itu tidak sampai pada orang yang dituju dikarenakan satu dan dua hal. 

Puisi ini adalah puisi yang menggunakan diksi yang baik, pemilihan kata dan pengganti suatu hal yang digunakan penulis juga memiliki arti yang mendalam, dari awal puisi, hingga akhir puisi, satu per satu katanya memiliki arti tersendiri. Meskipun isi dari puisi ini tergolong singkat, yang  hanya 2 bait, tetapi puisi ini cukup menggambarkan suatu perjalanan, suatu cerita dan suatu pengalaman yang dialami sang penulis terhadap seseorang yang dicintainya itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun