Perumpamaan pertama pada bait kedua adalah "dengan isyarat", secara umum, bahasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu lisan, tulisan dan isyarat, pada bait sebelumnya, bagian lisan dan tulisan sudah diungkapkan pada kata "kata" sedangkan di bait kedua sang penulis menggunakan bahasa yang terakhir yaitu isyarat.
 Oleh sebab itu, penulis ingin berbicara atau berusaha berbicara kepada orang kedua dengan segala bahasa yang memungkinkan di dunia ini. Kalimat terakhir dari puisi ini adalah "yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" terdapat kemiripan perumpamaan dalam bait satu dan dua puisi tersebut, yaitu "awan" sebagai perumpamaan orang pertama adalah objek yang terlihat indah, tetapi tidak dari dalamnya, sama seperti perumpamaan kayu, juga pada "hujan" yang mirip seperti "api", bersifat menghilangkan objek pertama itu.Â
Secara kesimpulan dari kemiripan bait satu dan dua, penulis ingin menyampaikan pengalaman sakit hati atau patah hati dengan orang yang ingin dicintai secara mendalam, tetapi pada akhirnya perasaan itu tidak sampai pada orang yang dituju dikarenakan satu dan dua hal.Â
Puisi ini adalah puisi yang menggunakan diksi yang baik, pemilihan kata dan pengganti suatu hal yang digunakan penulis juga memiliki arti yang mendalam, dari awal puisi, hingga akhir puisi, satu per satu katanya memiliki arti tersendiri. Meskipun isi dari puisi ini tergolong singkat, yang  hanya 2 bait, tetapi puisi ini cukup menggambarkan suatu perjalanan, suatu cerita dan suatu pengalaman yang dialami sang penulis terhadap seseorang yang dicintainya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H