Pandemi corona yang terjadi di bulan Maret 2020 sampai sekarang sempat membuat lumpuh kegiatan sosial masyarakat dan perekonomian nasional. Pembatasan sosial yang terjadi membuat aktivitas masyarakat sedikit terhambat seperti kegiatan beribadah, bekerja di kantor dan belajar mengajar di sekolah  yang digantikan dengan pembelajaran secara daring. Sisi positifnya waktu luang bagi keluarga semakin banyak. Ada hal menarik selama masa pandemi ini munculnya hobi yang sedang ngetren terutama di kalangan ibu-ibu yaitu menanam dan merawat tanaman hias.  Bisnis tanaman hias memasuki tahun baru 2021 masih cukup moncer. Pandemi corona yang tak kunjung berakhir membuat banyak orang tetap harus di rumah dan sebagian orang memilih bercocok tanam dan merawat tanaman hias untuk mengatasi rasa bosan.
Tanaman hias yang dibudidayakan banyak sekali jenisnya yang cukup ngetren dan sering diburu penikmat tanaman hias seperti beberapa jenis aglonema, monstera berbagai jenis katkus dan sekulen. Bahkan di belakangan ini viral tanaman hias jenis aglonema yang ditukar dengan mobil bahkan rumah. Tanaman hias yang memiliki nilai jual tinggi biasanya yang mengalami mutasi atau kelainan sehingga bentuk dan warnanya sangat unik dan langka sehingga harganya pun bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Melihat tren dimasa lalu tanaman hias sering mengalami pasang surut permintaan pasar. Seperti di tahun 90 an tanaman palem menjadi primadona pencinta tanaman hias, lalu di awal tahun 2000 an giliran tanaman anthurium yang cukup booming dan 20 tahun kemudian tanaman jenis aglonema dan monstrea menjadi incaran pecinta dan kolektor tanaman. Walau harganya selangit, saat ini kedua jenis tanaman ini tetap laku terjual. Karena berlakunya hukum ekonomi yakni saat permintaan tinggi maka penawaran atau harga juga semakin tinggi maupun sebaliknya saat permintaan turun maka harga tanaman hias juga akan semakin turun.
Terlepas dari sistem pasar pada bisnis tanaman hias. Aglonema dan monstrea masih menjadi buruan kolektor  tanaman di seluruh dunia. Di Indonesia jenis aglonema, katkus dan sekulen yang memiliki harga lebih terjangkau dan sering diburu ibu ibu rumah tangga namun untuk jenis monstrea langka lebih sering diburu kolektor tanaman hias. Hal ini menjadi peluang ekonomi  sekaligus tantangan baru di masa pandemi yang belum juga berakhir. Pembatasan impor dari Negara - negara lain menjadi peluang kita untuk lebih mengeksplorasi jenis tanaman hias lokal lain yang unik dan langka. Disisi lain eksplorasi dan pengambilan bibit tanaman secara besar besaran juga akan merusak keanekaragaman hayati alam nusantara. Seyogyanya dengan tren tanaman hias yang semakin meningkat terutama untuk keperluan hiasan outdor dan indoor ini. Perlu adanya campur tangan pemerintah untuk membuat kebijakan yang melindungi penjual maupun konsumen pecinta tanaman hias. Sehingga harga diharapkan tetap stabil dan tidak ada pihak yang mengalami kerugian. Selain itu peneliti juga diharapkan dapat terus mengeksplor dan membuat varietas baru tanaman hias lokal yang unik dan memikat serta mengembangkanya lebih lanjut. Sebagai konsumen juga kita harus rasional dan bijaksana dalam membeli tanaman hias sesuai dengan kebutuhan  dan kemampauan agar tidak menyesal di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H