Mohon tunggu...
Rm. B.A. Rukiyanto SJ
Rm. B.A. Rukiyanto SJ Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Sanata Dharma

Imam Jesuit | Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta | Email: ruky@usd.ac.id | rukysj@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Idulfitri dan Toleransi

26 Mei 2020   10:43 Diperbarui: 26 Mei 2020   10:34 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengawali tulisan ini, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin  untuk para saudaraku Muslim. 

Idul Fitri tahun ini sangat istimewa karena sholat dan lebaran dirayakan di rumah, akibat pandemi Covid-19 yang belum berlalu. Meskipun semuanya dirayakan di rumah, namun kekhusukan dan juga kegembiraan Idul Fitri tetap bisa dirasakan oleh setiap orang. Tentu saja tetap ada kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga bagi mereka yang tidak dapat pulang, juga bagi mereka yang harus tetap bekerja di rumah sakit. Maka video call menjadi pilihan anggota keluarga yang tidak bisa berkumpul bersama.

Di samping itu muncul ucapan-ucapan melalui media sosial. Secara khusus biar menarik ucapan-ucapan itu dibuat dalam bentuk video, berisi lagu-lagu lebaran. Lebih khusus lagi lagu-lagu itu dinyanyikan oleh para Suster, para Romo dan Frater dari berbagai macam kongregasi menambah semaraknya suasana lebaran. Hal yang dulu belum pernah terjadi. Situasi pandemi Covid-19 dan juga keharusan untuk di rumah saja membuat orang kreatif memanfaatkan video call untuk bernyanyi bersama-sama dari rumah masing-masing sehingga terciptalah suatu paduan suara yang tidak kalah indahnya dibandingkan paduan suara yang dilakukan bersama-sama di suatu tempat. 

 Salah satu video yang dibuat oleh para suster PBHK (Putri Bunda Hati Kudus) yang menyanyikan lagu Idul Fitri menjadi viral dan mendapatkan pujian dari pak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah melalui akun Instagramnya, @ganjar_pranowo. Pak Ganjar memberi komentar, “Suaranya baguuuuus.... makasih ya.” Para warganet juga mengapresiasi karya para suster tersebut yang menunjukkan semangat toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Menjalin Persaudaraan Sejati 

Tampak bahwa suasana lebaran menjadi sarana untuk semakin mempererat persaudaraan dan kekeluargaan, tidak hanya sesama Muslim, namun persaudaraan lintas agama, suatu situasi yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Persaudaraan sejati semacam inilah yang sudah kita hidupi sejak dahulu kala. 

Maka tidak heran kita mempunyai Dasar Negara Pancasila yang digali dari warisan leluhur bangsa yang menanamkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial. Nilai-nilai Pancasila inilah yang kita hidupi sampai sekarang sehingga kita bisa membangun bangsa yang adil dan beradab.

Persaudaraan sejati atas dasar Pancasila ini perlu kita pupuk terus-menerus agar bangsa kita tetap bisa rukun dan bersatu, terhindarkan dari segala macam pertentangan dan konflik atas nama agama atau pun suku. Kita memang terdiri dari berbagai macam suku dan agama yang berbeda. Namun perbedaan itu janganlah menjadi sumber perpecahan di antara kita. Semboyan Negara kita Bhinneka Tunggal Ika, hendaknya selalu dipupuk dan dimajukan.

Memang kita menyadari dan melihat dari perjalanan bangsa kita sampai saat ini, ada berbagai macam usaha untuk memecah-belah bangsa kita berdasarkan perbedaan suku, agama atau pun golongan politik tertentu. Kita perlu waspada terhadap usaha-usaha untuk memecah-belah semacam itu. 

Kita perlu merapatkan barisan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa kita, menyingkirkan segala macam perbedaan dan kepentingan pribadi atau pun kelompok sendiri.  Persatuan, kesatuan dan persaudaraan perlu kita utamakan melebihi segala macam kepentingan diri dan golongan. Kita juga perlu bekerjasama dan bergotong-royong membangun bangsa kita agar semakin maju, mengejar segala bentuk ketinggalan di berbagai bidang kehidupan.

Maka suasana lebaran sekarang ini menjadi kesempatan bagi kita untuk kembali merajut tali persaudaraan dan kekeluargaan kita, semakin memperkuatnya agar kita dapat semakin bekerja sama membangun bangsa kita ini.

Kunjungan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ke Pesantren Mlangi--dokpri
Kunjungan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ke Pesantren Mlangi--dokpri

Saling Memaafkan

Ucapan selamat Idul Fitri selalu disertai dengan ucapan mohon maaf lahir dan batin. Kita diajak untuk saling memaafkan atas segala kesalahan kita masing-masing. Hal ini merupakan suatu tradisi yang sangat bagus yang sudah berlangsung lama di tengah-tengah masyarakat kita. 

Tradisi ini perlu kita pelihara dan kita lanjutkan terus, karena melalui tradisi ini persaudaraan bisa kembali diteguhkan, meskipun sudah ada banyak kesalahan yang kita perbuat yang telah melukai saudara-saudari kita, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dengan saling memaafkan, martabat kita sebagai manusia kembali dipulihkan. Kita hidup berdamai kembali menuju persaudaraan sejati.

Semoga Hari Raya Idul Fitri ini sungguh bisa menjadi berkat untuk seluruh bangsa Indonesia. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun