Mohon tunggu...
Bernard unggul
Bernard unggul Mohon Tunggu... Mahasiswa - IDK

im here because of an assignment.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Andong, Tempat Melepas Penat Yang Asik

19 April 2021   19:05 Diperbarui: 28 April 2021   17:53 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan adanya pandemi yang menyebabkan pembatasan kegiatan luar ruangan yang diberlakukan oleh pemerintah sebagai langkah preventif untuk mengurangi penyebaran covid. 

Saya merasa bosan dengan rutinitas yang monoton selama beberapa bulan terakhir ini. Saya berinisiasi untuk mengajak teman saya yang bernama Indra, Fandhy dan Nugroho untuk mendaki gunung. 

Tanpa berpikir dua kali mereka menyetujui ajakan saya. Setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat mendaki Gunung Andong melalui jalur Sawit pada hari Rabu, 17 Februari 2021.

Gunung Andong kami pilih dengan beberapa pertimbangan. Yang pertama, karena kebetulan baru tau juga kalau ternyata jalur pendakiannya sudah dibuka setelah sempat ditutup beberapa waktu lalu. Yang kedua, karena letaknya yang berada di Magelang, Jawa Tengah sehingga jaraknya tidak terlalu jauh dari domisili kami yang berada di Yogyakarta. 

Yang terakhir, karena Gunung ini memiliki ketinggian 1726 meter di atas permukaan laut dimana itu termasuk tidak terlalu tinggi dibanding gunung-gunung lainnya. Jalurnya pun tidak terlalu sulit, normalnya hanya memerlukan waktu sekitar 1.5 - 2 jam trekking untuk mencapai puncaknya jadi sangat cocok untuk pendaki santai seperti kami.

Kami berangkat dari Yogyakarta pada sekitar pukul 22.15 WIB dan sampai di basecamp pendakian kira-kira pukul 00.30 malam. Setelah sampai di basecamp kami langsung melakukan registrasi untuk melakukan pendakian. 

Untuk registrasi tersebut diperlukan syarat berupa ktp dan biaya Rp 20.000,00 per orang. Setelah selesai melakukan registrasi, kami numpang istirahat di salah satu warung yang ada di sana dan memesan minuman panas serta mie rebus untuk menghangatkan tubuh kami yang kedinginan menghadapi suasana dingin di basecamp.

Karena dalam pendakian ini rencananya kami hanya tektok alias mendaki tetapi langsung turun lagi tanpa ngecamp, kami memulai pendakian pada sekitar pukul 04.00 WIB agar tidak terlalu lama menunggu diatas dan masih bisa santai tanpa rasa takut tidak kebagian sunrise. 

Setelah berjalan sekitar 20 menit dari basecamp, kami sampai dipersimpangan jalur lama dan jalur baru, di situ kami berunding dan memutuskan untuk melewati jalur baru karena kami sudah beberapa kali mendaki Gunung Andong melewati jalur lama dan ingin mencoba jalur yang baru. Jalur yang baru ini lebih landai tetapi terasa lebih jauh. Jarak antar pos pada jalur baru ini juga hampir sama dengan pos yang ada di jalur lama. 

Selama perjalanan kami melewati hutan, terlihat dari celah-celah pohon bahwa langit tertutup awan yang berarti kemungkinan sunrise akan terlihat sedikit. Walaupun demikian kami tetap melanjutkan perjalanan kami sembari menurunkan ekspektasi kami dan untuk tidak terlalu berharap untuk  mendapat sunrise yang bagus.

Setelah beberapa saat kami berjalan, kami akhirnya keluar dari hutan dan di luar dugaan diarah timur terlihat awan terbuka sedikit dan cahaya matahari mulai terlihat samar-samar di kejauhan. Warna  orange semakin terlihat jelas seiring dengan langkahan kaki kami menuju puncak yang sudah ada di depan mata.

dsc-1921-jpg-607d2cc744b57869b3378662.jpg
dsc-1921-jpg-607d2cc744b57869b3378662.jpg
Tak perlu waktu lama, tibalah kami di Puncak. Dari Puncak, langsung terlihat gagahnya Gunung Merbabu dan Gunung Merapi di Timur. Pemandangan tersebut semakin menakjubkan dengan terlihatnya pemukiman-pemukiman warga yang ada di lereng ditambah lagi sedang ada awan cantik mengelilingi puncak kedua gunung tersebut yang terkena cahaya orange hangat dari matahari.

dokpri
dokpri
Lalu di sebelah Barat, terlihat 2 gunung kembar yaitu Gunung Sindoro dan Sumbing, serta Gunung Prau yang tidak mau kalah eksis juga terlihat agak kecil di sebelahnya.

Tak disangka-sangka dari cuaca yang berawan tetapi sunrise pada hari itu ternyata menjadi salah satu sunrise terbaik yang pernah saya lihat dari Gunung Andong.

Melihat pemandangan seperti itu cukup membuat mata kami segar kembali. Setelah sekian lama hanya memandangi layar handphone, tv ataupun komputer. Di puncak kami berkeliling dan mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan yang sekaligus bisa juga menjadi bahan upload di sosial media. Setelah puas berkeliling dan foto, kami memutuskan istirahat sebentar dan memakan makanan ringan yang sudah kami bawa.

Tak terasa cuaca terasa semakin panas. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung bergegas turun karena jika terlalu siang takutnya cuaca akan semakin panas. Kira-kira waktu yang kami habiskan di puncak Gunung Andong hanyalah 1.5-2 Jam. Dengan waktu yang cukup singkat tersebut sudah cukup bagi kami untuk mengobati rasa ingin untuk berpetualang ke tempat-tempat indah lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun