Mohon tunggu...
Bernard  Ndruru
Bernard Ndruru Mohon Tunggu... Dosen - Pantha Rhei kai Uden Menei

Pengagum Ideologi Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

HUT ke-74 RI, "Gengsi" TNI di Balik Penetapan Enzo sebagai Taruna Akmil

17 Agustus 2019   02:01 Diperbarui: 18 Agustus 2019   07:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Penetapan Enzo sebagai taruna Akmil 2019, disampaikan langsung oleh KSAD Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers yang digelar di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).

Keputusan ini dilakukan 3 hari menjelang perayaan euforia Nasional, yakni HUT RI ke 74. Aneka respon mewarnai peristiwa sebelum dan sesudah keputusan ini ditetapkan. Publik semua tahu, bahwa sosok Enzo merupakan sosok fenomenal yang menghiasi beranda akun medsos netizen, tak terkecuali menjadi pemberitaan news di laman media nasional.

Boleh jadi, animo masyarakat untuk mengikuti berita ini menjadi tergugah, karena keberadaan sosok-sosok petinggi Negara dan TNI di dalamnya. Kita semua tahu bahwa TNI merupakan benteng pertahanan yang diharapkan mampu memberi keamanan dan kenyamanan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kedaulatan Indonesia menjadi mutlak dalam jiwa raga TNI.

Menariknya adalah bahwa sosok Enzo terbukti mampu secara uji kompetensi mencapai dan bisa duduk berjejer di dalam lingkaran (pendidikan) paling bergengsi di tubuh TNI (Akmil). Menhan Ryamizard Ryacudu dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko turut berkomentar tentang indikasi pelolosan Enzo sebagai Akmil.

Hal ini terjadi, karena dari beberapa keterangan yang beredar di tengah masyarakat, Enzo dan Ibunya adalah pendukung berat kelompok terlarang di Indonesia, HTI yang diindikasikan sudah terpapar virus radikalisme, karena termuat kecenderungan yang bertentangan dengan Ideologi Kebangsaan, Pancasila. Dan inilah alasan utama mengapa HTI dibubarkan pada tahun 2017 yang lalu sebagaimana diumumkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam)  Wiranto.

Jika, masalah si Enzo ini tidak terkait dengan kedaulatan negara, tentu tokoh yang disebut diatas takkan memberi komentar tegas akan indikasi yang ditemukan. Namun yang menjadi pertanyaan kemudian adalah bahwa kesan 'ketegasan' itu melayu seiring dengan pengumuman dari internal TNI bahwa Enzo diterima. 

Dan hal inilah langsung ditegaskan oleh seorang KSAD Jendral Andika Perkasa di depan publik. Dan mungkin ini baru pertama kalinya, seorang Jenderal memberi peneguhan ke publik mengenai seorang calon Taruna di intitusi elit itu.

Siapakah Enzo?

Enzo Zenz Allie merupakan remaja 18 tahun, blasteran Perancis (Ayahnya Orang Perancis). Enzo sejak kecil bercita-cita Tentara, kata ibunya. Bahkan ia sering menggunakan baju bercorak tentara dan senang berfoto dengan Kopassus. 

Enzo juga bahkan pernah tinggal di sebuah Pesantren bercorak ahlussunnah wal jamaah yang menerapkan kecintaan kepada NKRI, kata Guru sekaligus Kepala Sekolah Pondok Pesantren Al Bayan, Deden Ramdhani.

Nah, tentu masalahnya bukan pada persoalan Enzo sebagai seorang blasteran atau pernah tinggal di pesantren. Tetapi, ideologi yang terbenam dalam nubari Enzo dan terekspresi melalui aksi pengagungan ideologi HTI dalam bendera yang ditentengnya, itu yang perlu membutuhkan penjelasan. 

Bahkan Ibunya sangat gencar melakukan serangan verbal dalam bentuk tulisan kepada Pemerintah dan Presiden Jokowi. Ibunya juga seorang simpatisan HTI yang tampak melalui setiap postingan dan komentar jelek terhadap nasionalisme. Walau kemudian akun itu tidak dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dihapus.

Harus diakui, Enzo memiliki talenta yang bagus, baik dari segi fisik maupun intelektual, hal ini dapat dilihat dari kemampuan dia menguasai 4 bahasa internasional. Enzo juga mampu mengikuti setiap tahapan seleksi di Akmil. Kekaguman akan dirinya mengalir seiring pengakuan dari Mayjen Sisriadi dan pertemuan dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

Ada apa dengan "bendera" Enzo?

Bendera hitam yang ditenteng Enzo dalam sebuah perjalanan di puncak sebuah bukit menunjukkan sebuah kebanggaan. Bendera hitam yang bertuliskan kalimat 'tertentu' itu, sesungguhnya tidak sehitam warnanya. 

Tetapi, bendera hitam itu sangatlah identik dengan HTI yang konon dibubarkan karena bertentangan dengan Ideologi Pancasila. HTI adalah organisasi yang sudah dibubarkan di Bumi Indonesia. 

HTI mengusung satu ideologi tertentu (impor) dan dipaksakan menjadi bagian integral dalam menjalankan dinamika bangsa yang sudah mengakar dengan ideologi Pancasila.

Mungkin tidak terlalu etis mengatakan bahwa HTI mirip dengan organisasi lainnya yang bertentangan dengan Pancasila, namun demi sebuah kebenaran dan nilai kebangsaan yang berlandaskan Pancasila, maka HTI sedikit banyak memuat kemiripan itu, terutama karena perilakunya yang terkesan 'seolah' memegang kebenaran tunggal dalam menjalankan roda kehidupan bangsa, beragama dan bermasyarakat.

Disinyalir juga bahwa bendera hitam yang digunakan HTI mirip sebagaimana juga sering digunakan sebuah organisasi terlarang di dunia. Sifatnya hampir sama, menggunakan "busana" tertentu untuk memuluskan niat menyusupi struktur dalam pemerintahan dan menguasainya. 

Jika itu juga tidak berhasil, mereka cenderung mengatakan kesiapan untuk perang atas nama keyakinan pribadi.

"Gengsi" TNI di balik penetapan Enzo

Hastag #TNI Kuat, merupakan gaung kekuatan dan keagungan yang selalu berkumandang membangkitan semangat perjuangan. Sebagai institusi negara paling berjuang dalam hal kedaulatan, tentu TNI memiliki daya tawar dan harga diri yang tinggi pula.

Hal ini sangat terlihat dengan kesan mengabaikan pesan khusus Kedua Mantan Jenderal besar tanah air (Ryamizard dan Moeldoko). Seolah tak bergeming akan hal itu, TNI akhirnya membuat suatu tes alternatif khusus soal moderasi kenegaraan, menyusul sesudah pemberitaan ini menjadi viral di publik.  

Kesimpulannya, Enzo, dilihat dari indeks moderasi bernegara. Kalau dikonversi dalam angka, 84 persen hasil yang didapatkan sama dengan 5,9 dari maksimal 7. Indeks moderasi bernegaranya bagus, kata KSAD Jenderal Andika Perkasa.

Penetapan ini menurut beberapa pengamat merupakan tindakan agresif karena sudah kadung 'malu', dan lalai melihat, menelusuri jejak seorang calon Taruna. Hal ini menunjukkan bahwa perekrutan dalam TNI apalagi dalam tingkat Akmil, terkesan tidak komprehensif. 

Lalai mengingat atau memang peralatan teknologi informasi yang dimilik TNI, tidak memadai untuk melakukan itu. Semua orang berspekulasi dengan lamunannya, karena pernyataan seorang Jendral yang mengatakan bahwa indikasi keterkaitan calon tarunanya dengan kelompok terlarang baru dia tahu setelah publik ramai membicarakannya.

Intinya, TNI sudah menetapkan Enzo sebagai Taruna yang akan mengikuti pendidikan khusus di Akmil. Menurut Jenderal Andika, tahap penilaian terhadap para calon perwira selama masa pendidikan akan berlangsung selama 4 tahun. 

"Maka, selama 4 tahun itu pula, penilaian berlaku dan memang tidak semuanya berhasil," kata Perkasa.

Saya juga percaya bahwa TNI akan mampu menganimasi pribadi Enzo sesuai semangat Pancasialis. Apalagi Enzo masih remaja yang secara psikologi masih 'labil' untuk bisa diarahkan ke jalan yang lebih baik. 

Kita katakan saja, moga indikasi keterlibatan Enzo dengan gerakan kelompok radikal dan terlarang HTI, hanya 'ikut-ikutan' dan bukan sebagai sebuah ideologi yang sudah mengakar seperti ditunjukkan ibunya melalui akun medsos FB yang hilang tanpa jejak itu.

#TNI Kuat #TNI Hebat #TNI Pancasialis

HUT ke-74 RI, batu loncatan Enzo menjadi Nasionalis Sejati

Peringatan hari ulang tahun Proklamasi ke-74 Republik Indonesia menjadi momen yang paling berharga dan agung untuk rakyat Indonesia. Perjuangan hampir satu abad menata ke-Indonesian berdasarkan ideologi Pancasila sudah mulai menemukan bentuk yang sesungguhnya.

Dalam labirin perjuangan itu, tidak disangkal bahwa terdapat banyak pencideraan terhadap ideologi Pancasila dan Patriotisme bangsa, tak terkecuali oleh ideologi impor yang sempat 'diagungkan' si Enzo. 

Kita berharap bahwa 4 pilar kebangsaan (Pancasila, NKRI, UUD'45 dan Bhineka Tunggal Ika) menjadi dasar yang kokoh untuk membangun bangsa Indonesia sebagai Bangsa yang besar dan kuat.

Moga saja, di momen ke-74 HUT RI, Enzo tidak semakin Encok... #NKRI Hebat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun