Pada 2018, PT JakLingko Indonesia dibentuk setelah rapat antara Presiden RI dengan Menteri Perhubungan dan Gubernur DKI Jakarta. Perusahaan baru ini bertanggung jawab atas integrasi transportasi umum di Jakarta, dari KRL hingga angkot. Sebelumnya dikenal sebagai One Karcis One Trip atau OK Otrip, program ini merupakan salah satu kebijakan Gubernur Anies Baswedan. Dengan adanya JakLingko, sistem pembayaran antar mode transportasi diseragamkan dan terintegrasi dengan lingkungan besar transportasi umum Jakarta.
Pembentukan JakLingko juga tepat dengan peresmian kedua mode transportasi terbaru di Jakarta, yaitu MRT dan LRT. Pengenalan JakLingko membantu masyarakat dalam menggabungkan seluruh akses transportasi umum menjadi satu. Jika Anda ingin naik KRL lalu pindah Transjakarta lalu Mikrotrans, maka hanya perlu menggunakan satu kartu atau melihat rute dari satu aplikasi.
Selain itu, JakLingko juga sedang dalam proses modernisasi armada angkot di Jakarta menjadi “Mikrotrans”. Angkot-angkot yang sebelumnya tidak memiliki kipas ataupun daftar halte sekarang memiliki AC, LED TV dengan informasi jam dan tujuan, dan mesin tap kartu. Di luar pun terdapat LED Running Text yang menampilkan nomor dan tujuan Mikrotrans untuk membantu penumpang.
Pelajaran
Sejauh ini, kami sudah memiliki sistem transportasi urban yang cukup tertata dan baik. Barisan pertama penangkutan umum dilakukan oleh KRL atau Kereta Rel Listrik yang mampu mengangkut 2000 penumpang dan memiliki jalur ke seluruh wilayah di Jabodetabek. Barisan kedua adalah MRT atau Mass Rapid Transit yang membawa 1950 penumpang dari Bundaran HI ke Lebak Bulus.
Selain MRT, terdapat juga LRT atau Light Rapid Transit yang hanya mampu mengangkut 600 penumpang namun memiliki rute yang melingkupi Jabodetabek. Barisan ketiga adalah Transjakarta yang membawa 60 penumpang. Terakhirnya adalah Mikrotrans sebagai angkot modern dengan rute-rute yang tidak bisa dijangkaui dengan bus.
Akan tetapi, Jakarta masih sangat rentan terhadap masalah kota padat seperti kemacetan yang setiap tahunnya merugikan negara sebesar Rp 65 Triliun. Masalanya adalah kurangnya transportasi umum di daerah-daerah yang padat, terutama kota-kota Bodetabek. Hal yang dibutuhkan adalah transportasi dari daerah padat penduduk tersebut menuju kota Jakarta dan balik. Jika dilihat sekarang, rute-rute dari Bodetabek menuju Jakarta hanya dilayani KRL dan setiap jam pergi/pulang kerja, terdapat lautan manusia di kereta-kereta dan stasiun-stasiun.
Solusi dari ini tentu saja adalah untuk membentuk jalur baru atau menambahkan jalur yang sudah ada untuk mengakomodasi penumpang yang begitu banyak. Berdasarkan sejarah di Jakarta, solusinya seringkali berjalan dengan cukup baik pada awalnya namun akhirnya menjadi tidak teratur dan kacau seperti kisah Kopaja dan Metromini.
Maka dari itu, dengan adanya perusahaan seperti JakLingko, usaha pembangunan dapat terkonsentrasi. Pembangunan jalur baru tidak hanya memikirkan jalur baru tersebut tetapi hubungan jalur dengan jalur-jalur lainnya serta mode transportasi lainnya. Dibutuhkan pemikiran integrasi yang menggabungkan dan memanfaatkan segala sumber daya transportasi yang ada, dari KRL hingga Mikrotrans sehingga volume besar penumpang dapat diarahkan dengan lancar.