Wabah penyakit adalah salah satu musuh tertua manusia. Penyakit kusta disebut dalam Alkitab, adanya bakteri Cholera dibuktikan oleh Hippocrates dari kota Athens sekitar 2400 tahun yang lalu, sekian mayat-mayat mummy dari peradaban Mesir Kuno memiliki bukti terjangkiti oleh cacar. Namun ada penyakit yang paling terkenal buruknya dalam sejarah manusia; The Bubonic Plague.
Tapi sebelum kita bahas sejarah dari penyakit ini dan dampaknya kepada dunia pada saat itu, mari kita kenal bakteri yang bertanggung jawab dibalik semua itu. Bubonic plague disebabkan oleh sejenis bakteri yang bernama Yersinia pestis. Bakteri ini non-motil, gram-negatif, dan anaerobik. Non-motil berarti bakteri tidak memiliki alat gerak secara bebas, sehingga harus melekat pada permukaan tertentu, anaerobik berarti bakteri tidak membutuhkan O2 untuk menghasilkan energi, dan bakteri yang gram-negatif mengeluarkan eksotoksin dan endotoksin, bukan seperti bakteri gram-positif yang hanya bisa mengeluarkan eksotoksin.
Ada tiga jenis infeksi dari Black Death, yaitu bubonic plague (peradangan kelenjar limfa), septicemic plague (infeksi pada sistem peredaran), serta pneumonic plague (infeksi paru-paru). Gejala dari bubonic plague adalah demam, sakit kepala, panas dingin, peradangan kelenjar limfa (yang sudah disebut), dll. Gejala dari septicemic plague antara lain; demam, panas dingin, sakit perut, shock, dan gangren. Gejala dari pneumonic plague adalah pneumonia, pendarahan, dan kegagalan pernafasan. Dari ketiga jenis Black Death, pneumonic plague yang paling berbahaya, karena bisa menyebar dari orang ke orang, dan sangat mematikan.
Meskipun The Black Death terjadi di Eropa, asal-usul penyakitnya bukan dari Eropa. Perjalanan yang ditempuh bakteri Yersinia pestis lumayan panjang. Black Death diperkirakan berasal dari Asia Timur atau Tengah, lalu menyebar melalui Jalur Sutra dan tiba di Krimea pada tahun 1343, kemungkinan besar penyakitnya dibawa oleh kutu yang hinggap di tikus hitam yang menumpang dalam kapal Republik Genoa, dari situ penyakitnya disebar di seluruh daerah yang berseberangan dengan Laut Mediterania, salah satunya adalah Italia, yang menjadi pintu gerbang masuknya Black Death ke seluruh penjuru Eropa.
Bubonic plague telah muncul tiga kali dalam sejarah dengan julukan yang berbeda; Plague of Justinian (541–542), The Black Death (1347-1351), dan The Third Bubonic Plague (1855-2013). Akan tetapi, berkat perkembangan kedokteran, pengobatan dan perawatan untuk bubonic plague sekarang jauh lebih mempan dan aman. Selain itu, vaksin untuk bakteri Yersinia pestis juga sudah diciptakan.
Itu saja, terima kasih sudah membaca artikel, jagalah kesehatan Anda, dan Tuhan memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H