Mohon tunggu...
Bernadia Dwiyani
Bernadia Dwiyani Mohon Tunggu... Guru - Kids, education, sustainability, and mindfulness enthusiast

Starting with a question to discover the world!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

New Normal dan Penggunaan Gawai pada Anak

8 Juni 2020   16:57 Diperbarui: 8 Juni 2020   16:48 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerajinan tangan 

Kerajinan tangan seperti meronce, mencap, dan merajut dapat diterapkan sebagai alternatif kegiatan. Bahan-bahan yang digunakan dapat berupa bahan daur ulang atau yang mudah ditemukan di rumah. 

Bahkan sisa-sisa sayuran dapat menjadi media cap yang menyenangkan atau sisa baju rusak untuk merajut. Anak dilatih kesabaran dan kemampuan dalam berkonsentrasi, selain itu mereka melatih kegigihan untuk menyelesaikan sesuatu. Pastinya yang penting diingat untuk memperhatikan keamanan, contohnya; menggunakan material yang berukuran cukup lebar pada anak yang lebih kecil.

Proses membumi

Proses membumi adalah proses memberikan kesadaran penuh pada seluruh indera yang kita miliki. Beberapa aktivitas membumi yang dapat dilakukan misalkan, memfokuskan pada satu objek tertentu dengan indera pengelihatan kita mencoba melihat bagian kecil dari objek tersebut. 

Hal lain misalkan mengaktifkan indera penciuman dengan menyiapkan beberapa bumbu yang dapat dicium oleh anak, ajak mereka untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasikan. Berjalan di taman atau tempat yang tenang dan memfokuskan pada proses melangkah dan merasakan tekstur tanah dibawah kaki kita.  

Mendongeng

Proses menyampaikan cerita secara verbal telah teruji mampu meningkatkan kemampuan anak dalam berimajinasi, berkomunikasi, dan kedekatan dengan orangtua. Setelah melakukan proses membumi, orang tua dapat mengangkat pengalaman yang dialami sebagai sebuah cerita. 

Pada anak yang cukup besar mereka bahkan dapat membuat cerita bersama --sama dengan orangtua. Misalkan, anak sebelumnya melihat kodok dan orangtua di malam harinya dapat membuat cerita sederhana terkait kodok dan raja peri. 

Hal ini dapat meningkatkan atensi dan semangat anak untuk mendengarkan cerita dan memprosesnya secara kognitif. Cerita juga dapat diberikan dalam alur yang berbeda, misalkan beberapa cerita yang diceritakan tiap harinya berbeda namun pada akhirnya berusaha untuk mencapai tujuan yang sama.  

Pada akhirnya, proses "new normal" diharapkan menjadi masa baru bagi peningkatan kualitas hubungan antara orangtua dan anak. Mendukung terciptanya kedekatan secara emosional dan komunikasi secara maksimal bagi perkembangan anak dimasa depan. Hal penting lainnya adalah mendekatkan anak pada alam yang menjadi bagian langsung kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun