Mohon tunggu...
Bernadia Dwiyani
Bernadia Dwiyani Mohon Tunggu... Guru - Kids, education, sustainability, and mindfulness enthusiast

Starting with a question to discover the world!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melatih Praktik Kesadaran Diri (Mindfulness) pada Anak

21 Mei 2020   16:50 Diperbarui: 21 Mei 2020   16:57 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa pandemic Covid-19, hampir seluruh masyarakat di dunia mengalami dampak yang luarbiasa baik secara langsung maupun tidak. Hal ini tidak terbatas dengan umur, ras, suku, atau budaya. Anak-anak khususnya ikut terdampak secara fisik dan emosional. Perubahan rutin yang drastis, mulai dari bersekolah di rumah dan harus menghabiskan waktu selama hampir 24 jam di rumah, menimbulkan banyak pertanyaan pada diri mereka.

Layaknya orang dewasa, anak-anak sesungguhnya lebih rentan mengalami stress karena kondisi ini. Apabila orangtua, guru, dan anggota keluarga lainnya tidak mampu memberikan penjelasan secara baik maka anak dapat mengalami kebingungan. Terlebih saat lingkungan terkecil anak yakni keluarga tidak mampu memberikan perasaan aman dan atmosfer positif pada anak selama pandemik, kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan anak.

Peningkatan stress yang terjadi pada anak, dapat diidentifikasi dengan perubahan perilaku seperti, mood yang berubah- ubah, mengalami perubahaan waktu dan pola tidur, mengompol, dan bertingkah manja diluar dari kebiasaan. Beberapa anak dapat mengalami simptom psikosomatis seperti sakit perut dan pusing (Dowshen,2015).  

Pada akhirnya anak mengalami kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari. Tidak dapat dihindarkan probabilitas anak untuk mengalami masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi juga meningkat. 

Menurut American Academy Pediatric, tingkat stress berdampak negatif dalam mempengaruhi kemampuan belajar, memori dan tingkah laku baik secara fisik dan mental (Gerszberg, 2020).

Oleh karena perlu dilakukan intervensi dalam berbagai bentuk seperti, membangun komunikasi yang aktif antara anak dengan orangtua selama di rumah dan membantu anak beradaptasi dengan rutin yang baru. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah melatih kebiasaan sadar penuh atau disebut dengan "mindfulness". 

Menurt John Kabat Zinn (professor dan praktisi di bidang mindfulness) menyatakan praktik ini dapat menghasilkan perasaan bahagia dan meningkatkan imun tubuh. Beberapa penelitian menyatakan bahwa melatih mindfulness mendorong anak mampu memahami dirinya dengan lebih baik dan menciptakan keadaan tenang dalam diri (Bonson, 2015; Gelles, 2020).

Proses melatih kesadaran penuh dapat lebih dimengerti dengan memahami cara kerja otak kita. Bagian otak yang disebut amygdala berfungsi melindungi manusia dari bahaya, bersifat sangat sensitif, dan dapat aktif sewaktu-waktu bahkan saat manusia tidak terancam sepenuhnya. Amygdala merupakan pintu penjaga untuk keberfungsian bagian otak lain yakni hippocampus, insula, dan prefrontal cortex. Berikut ini kita akan melihat peran amygdala dalam keberfungsian kehidupan sehari-hari.

Misalkan saat anak terlambat berangkat ke sekolah dan muncul ketakutan karena terlambat, amygdala aktif untuk melindungi anak dari bahaya, melepaskan hormon stress untuk mempersiapkan tubuh. Lalu sesaat setelah anak sampai, ia harus mengerjakan soal atau menerima pembelajaran. 

Bagian otak prefrontal cortex (bagian terpenting untuk menganalisa, memberikan keputusan, dan meregulasi emosi) tidak mampu bekerja saat amygdala masih melepaskan hormon stress (Afzal, 2018). Mindfulness, dapat membantu untuk mengembalikan proses bernapas normal, dan selanjutnya mengirimkan signal bahwa amygdala dapat mempersilahkan bagian otak lain untuk bekerja.

Berikut ini merupakan bagian otak manusia yang menunjukkan letak Amygdala, dan bagian otak lainnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun