Mohon tunggu...
Bernadia Dwiyani
Bernadia Dwiyani Mohon Tunggu... Guru - Kids, education, sustainability, and mindfulness enthusiast

Starting with a question to discover the world!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Play-Based Learning dalam Proses Belajar Di Rumah

7 April 2020   16:55 Diperbarui: 7 April 2020   18:17 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada beberapa bulan belakang ini kebanyakan orangtua disibukan dengan kegiatan mengajar anak di rumah, bekerja di rumah, dan perasaan tidak aman ataupun nyaman dikarenakan wabah Covid-19. 

Bagi beberapa orangtua tentu hal ini tidak mudah, membentuk rutin baru dalam keadaan yang belum serba pasti. Kebijakan pemerintah untuk menempatkan anak  belajar di rumah menjadi hal yang baru baik untuk anak dan orangtua. Peran orangtua penting untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan tetap menyenangkan bagi anak.

Proses pembelajaran yang sangat menarik salah satunya adalah pembelajaran dengan bermain atau play based learning. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk bermain, baik anak maupun dewasa. 

Hanya saja bentuk permainannya dapat berbeda dalam hal tampilan, bahan, dan durasi. Play-based learning membantu anak untuk mengembangkan, kemandirian, keingintahuan, kerativitas, kesadaran diri, dan memotivasi anak. 

Proses yang dilakukan dapat berupa diskusi dengan orangtua atau saudara, membaca, berpikir, dan menulis. Anak-anak diajak secara positif melihat bahwa seluruh topik belajar dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari melalui proses yang menyenangkan.

Pembelajaran dengan bermain dapat dilakukan dalam tiga bentuk yakni;

  • Anak yang memilih (free play), secara bebas anak yang memilih bentuk pembelajaran yang ingin dilakukan, instruksi orangtua atau pendamping dibatasi, dan bersifat spontan. Salah satu contohnya saat anak bermain peran dan bebas untuk menentukan jalan cerita.
  • Bermain secara bersama dengan arahan (mutually directed play), dibuat oleh orangtua atau pendamping, dengan anak dan orangtua ikut serta dalam proses pembelajaran memperdalam dengan pertanyaan dan demonstrasi visual.
  • Bermain dengan arahan (directed play) Orangtu atau pendamping yang memberikan instruksi sepenuhnya dengan bentuk pertanyaan terbuka, jelas, spesifik, dan menstimulus proses berpikir anak.

Beberapa bentuk permainan yang dilakukan dapat berupa bermain peran, simulasi, dan pada anak yang lebih muda dapat dengan bermain konstruksi dengan blok atau barang bekas. Pembelajaran dengan bentuk bermain dapat diterapkan bagi orangtua dengan peralatan dan bahan yang sederhana. 

Anak salah satunya dilatih untuk tetap berpikir kreatif dengan bahan seadanya. Hal yang menarik yakni, proses belajar dengan bermain dapat diterapkan baik untuk anak usia dini hingga sekolah. 

 Misalkan: pada anak usia dini, siapakan ruangan atau area untuk anak dan letakkan beberapa material yang seluruhnya berwarna putih atau hitam dengan tekstur beragam dan tetap aman. 

Observasi apa yang anak lakukan dengan material tersebut, tanpa menyela atau memberikan instruksi, apakah anak tertarik, apa yang dilakukan anak setelah melihatnya. Anak memiliki dan membutuhkan waktu untuk bermain bebas sendiri tanpa interaksi.

Pada kondisi lain, orangtua juga dapat  mengajak anak menceritakan tentang binatang kesukaannya dan apakah mereka memiliki cerita yang menarik terkait binatang tersebut. 

Anak diberikan waktu untuk membuat cerita terkait binatang yang disukai tanpa menyela, dengarkan dengan seksama cerita anak dan setelah selesai berikan beberapa pertanyaan sederhana. 

Misalkan, apa yang terjadi pada gajah, bagaimana rupa ayah gajah dan adik gajah, apa makanan yang paling mereka sukai, sesuaikan pertanyaan dengan cerita ank. 

 Hal terpenting yang dihasilkan dari proses belajar ini adalah kesejahteraan anak. Tidak hanya orangtua, anak juga mengalami kondisi yang sulit dengan rutinitas baru di rumah, ketidakmampuan bertemu teman sebaya, keterbatasan bermain diluar, dan perasaan tidak pasti dari kondisi ini. 

Kebahagiaan anak tetap harus diperjuangkan melalui metode yang menarik dan mendorong anak terlibat secara aktif. Pembelajaran dengan bermain dapat menjadi salah satu opsi yang dapat digunakan orangtua dalam kondisi belajar di rumah saat ini.

"Play is the highest form of research." -- Albert Einstein

Daftar Pustaka

Menzies, Stephanie. 2015. Play-based learning: producing critical, creative and innovative thinkers.

Internet 1

Internet 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun